Laporan Keuangan dan Konsekuensi Langkah Pengembangan Usaha
Laporan Keuangan dan Konsekuensi Langkah Pengembangan Usaha - Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan bertambahnya permintaan. Konsekuensi yang akan terjadi terhadap berbagai aspek pengelolaan usaha, termasuk terhadap kondisi keuangannya.
Melalui artikel ini diharapkan dapat memahami Laporan Keuangan Dan Bagaimana Konsekuensi Langkah-Langkah Strategis Pengembangan Usaha Terhadap Laporan Keuangan.
Perubahan yang dialami perusahaan setelah diluncurkan
Setelah diluncurkan, sebagian perusahaan gagal dan sebagian lagi masih dapat meneruskan operasinya. Yang gagal dapat disebabkan karena tidak berhasil mendapatkan keuntungan sehingga terpaksa ditutup; atau tidak berhasil mencapai titik impas (kembali modal) sehingga ditutup secara sukarela (kalau diteruskan titik impas mungkin akan dapat dicapai dalam periode mendatang).
Sedangkan yang berhasil dapat tumbuh dan berkembang terus atau berada terus dalam ukuran yang sama sebagai perusahaan gaya hidup atau perusahaan keluarga.
Setelah berhasil menjalankan usaha, pemilik perusahaan memiliki pilihan : 1) menjual; 2) mempertahankan ; 3) menumbuhkannya (lihat Gbr 1.2)
Tahap-tahap perkembangan perusahaan
Dilihat secara kronologis, perusahaan yang diluncurkan mengalami beberapa fase dalam proses menuju kestabilan, tumbuh dan berkembang (Lihat tabel 1.1).
1. Fase awal
Tabel 1.1 Tahap-tahap perkembangan sebuah perusahaan dan proses pengambilan keputusan
2 Fase kestabilan relatif
3 Fase tumbuh dan berkembang
Keputusan strategis vs taktis vs operasional
Contoh keputusan bersifat strategis (implikasi jangka panjang dan keberadaan perusahaan)
Contoh keputusan bersifat taktis (implikasi jangka pendek dan menengah)
Contoh keputusan bersifat operasional (sehari-hari)
Pertumbuhan perusahaan
Perkembangan perusahaan
Keputusan keuangan yang dihadapi perusahaan
Ketika perusahaan tumbuh dan berkembang, hal-hal yang perlu dipertanyakan yang menyangkut dengan keuangan a.l. yaitu:
Indikator keuangan yang perlu dicek secara rutin
1. Indikator yang perlu dicek setiap hari.
2. Indikator yang perlu diperhatikan setiap minggu
3. Indikator yang perlu diperhatikan setiap bulan
Analisa laporan keuangan
1. Empat isu dari laporan keuangan
Ada 4 isu penting yang perlu dikaji dari laporan keuangan yaitu :
Contoh rasio keuangan
Catatan laba rugi
Catatan neraca
2. Dapatkah perusahaan membayar hutang ketika jatuh tempo ?
Pertanyaan dijawab dengan dua cara :
1.) Dengan cara membandingkan aset perusahaan yang jenisnya relatif cair (mudah diuangkan) dengan hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek, yaitu :
Rasio lancar = Aset lancar/Hutang lancar
= USD 350.000/ USD 100.000 = 3,5
Aset lancar perusahaan dapat menutupi 3,5 kali lipat hutang lancarnya. Menurut kebiasaan, nilai 2,7 merupakan rata-rata perusahaan yang berada dalam industri yang sama. Indikator ini bagi perusahaan Trimble & Associates Leasing berada di atas rata-rata industri.
2.) Dengan cara melihat kecepatan aset lancar terutama piutang dan persediaan yang berhasil diubah menjadi kas. Melalui cara ini dapat dilihat sejauh mana kecepatan perusahaan menagih piutang dan mengubahnya menjadi kas.
Kalau dianggap semua penjualan adalah secara kredit maka:
Perputaran piutang = Penjualan secara kredit / Piutang
= USD 850.000/USD 80.000
= 10,63 hari.
Kecepatan mengubah piutang menjadi kas adalah 10,63 hari. Semakin cepat indikator ini semakin baik, artinya semakin cepat penagihan piutang yang dilakukan. Rata-rata industri adalah 10,4 hari. Jadi, perusahaan Trimble setara dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Untuk melihat kemampuan perusahaan mengubah persedian menjadi kas, digunakan rumus :
Perputaran persediaan = Biaya pokok penjualan / Persediaan
= USD 550.000/ USD 220.000 = 2,50
3. Apakah usaha mendatangkan pengembalian yang baik terhadap asetnya ?
Pemilik perusahaan dan investor ingin mengetahui apakah laba operasi cukup dibandingkan dengan aset yang diinvestasikan di dalam perusahaan. Rumusnya yaitu:
Pengembalian terhadap aset = penghasilan operasi / aset total
= USD 100.000/USD 920.000 = 0,1087 = 10,87%
Kinerja Trimble berada di bawah rata-rata industri yaitu 13,2%. Setiap USD 1 aset yang diinvestasikan, perusahaan Trimble menciptakan pengembalian modal yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri.
Pemilik Trimble ingin mengetahui lebih mendalam mengapa kinerja Trimble lebih rendah dari perusahan lain. Indikator pengembalian terhadap aset, dibagi ke dalam dua komponen : (1) margin laba operasi (operating profit margin); (2) perputaran aset total (total asset turnover).
Margin laba operasi = Laba operasi / penjualan
Persamaan ini menunjukkan sebaik mana perusahaan mengelola operasinya, seperti yang terungkap dari laporan laba rugi.
Kinerja perusahaan Trimble lebih kurang sama dengan rata-rata industri yaitu 11,0%.
Ada lima faktor (kekuatan pendorong) yang mempengaruhi margin laba operasi, dan akhirnya pengembalian terhadap aset.
Komponen kedua dari pengembalian terhadap aset adalah perputaran aset total, yang menunjukkan sejauh mana manajemen menggunakan secara efisien aset perusahaan untuk menciptakan penjualan, seperti ditunjukkan dalam neraca.
Jika Perusahaan A dapat menciptakan penjualan USD 3 untuk setiap USD 1 aset, sementara Perusahaan B hanya dapat menciptakan USD 2 untuk setiap USD 1 aset, maka Perusahaan A menggunakan asetnya lebih produktif dari Perusahaan B.
Perputaran aset total adalah penentu utama dalam pengembalian terhadap aset (atau pengembalian terhadap investasi)
Untuk perusahaan Trimble, perputaran aset total (total asset turnover) adalah :
Kebiasaan yang berlangsung dalam industri adalah 1,20. Jadi Trimble hanya dapat menciptakan USD 0,92 dari setiap USD 1 aset, sedangkan perusahaan lain mampu menciptakan USD 1,2 untuk setiap USD 1 aset.
Akhirnya, diperoleh nilai pengembalian terhadap aset perusahaan Trimble yaitu 10,82%
Sementara itu, pengembalian terhadap aset di perusahaan-perusahaan dalam industri mencapai 13,2%. Jadi, kinerja Trimble lebih rendah dari rata-rata industri.
Satu lagi indikator yang digunakan yaitu perputaran aset tetap (fixed asset turnover) yang mengukur hubungan antara penjualan dan aset tetap.
Perputaran aset tetap = Penjualan/ aset tetap netto
Rasio perputaran aset perusahaan Trimble yaitu :
4. Berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai aset?
Penggunaan hutang (pengungkit keuangan/ financial leverage) dapat meningkatkan tingkat pengembalian modal terhadap modal pemilik.
Namun, penggunaan hutang akan beresiko pada kemampuan membayar bunga dan cicilan pembayaran hutang.
Indikator yang digunakan adalah :
Rasio hutang = Hutang total/ aset
= USD 300.000/USD 920.000 = 0,33=33%
Untuk Trimble, ini berarti bahwa 33% dari aset dibiayai dengan hutang. Sedangkan industri secara rata-rata mencapai 40%.
Karena berhutang, perusahaan harus membayar bunga. Kemampuan pembayaran bunga dengan laba operasi perusahaan, dapat dilihat dengan :
Rasio kelipatan bunga (times interest earned) = Penghasilan operasi / pengeluaran bunga
= USD 100.000/USD 20.000 = 5,0
Yang menunjukkan penghasilan operasi perusahaan Trimble lima kali lipat lebih besar dari jumlah pembayaran bunga.
Kebiasaan yang berlaku dalam industri adalah 4,0. Jadi perusahaan Trimble memiliki kemampuan lebih baik dalam hal pembayaran bunga. Indikator ini juga menunjukkan kapasitas berhutang sebuah perusahaan (semakin kecil semakin memburuk).
5. Apakah pemilik perusahaan mendapatkan pengembalian yang baik terhadap investasi modal mereka?
Pemilik perusahaan (pemilik saham) juga ingin melihat apakah pendapatan perusahaan yang diperuntukkan untuk pemiliknya menarik jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Indikator yang digunakan yaitu :
Pengembalian terhadap modal pemilik = Penghasilan bersih / Modal pemilik
= USD 60.000 / USD 620.000
= 0,097 atau 9,7%
Kebiasaan dalam industri adalah 12,5%. Jadi pemilik Perusahaan Trimble tidak memiliki tingkat pengembalian yang memadai terhadap modal yang diinvestasikan dibandingkan dengan perusahaan lain.
Catatan kritis
Daftar Pustaka
Melalui artikel ini diharapkan dapat memahami Laporan Keuangan Dan Bagaimana Konsekuensi Langkah-Langkah Strategis Pengembangan Usaha Terhadap Laporan Keuangan.
baca juga:
image source: www.wikihow.com |
Perubahan yang dialami perusahaan setelah diluncurkan
Setelah diluncurkan, sebagian perusahaan gagal dan sebagian lagi masih dapat meneruskan operasinya. Yang gagal dapat disebabkan karena tidak berhasil mendapatkan keuntungan sehingga terpaksa ditutup; atau tidak berhasil mencapai titik impas (kembali modal) sehingga ditutup secara sukarela (kalau diteruskan titik impas mungkin akan dapat dicapai dalam periode mendatang).
Gbr 1.1. Perkembagan perusahaan setelah diluncurkan |
Sedangkan yang berhasil dapat tumbuh dan berkembang terus atau berada terus dalam ukuran yang sama sebagai perusahaan gaya hidup atau perusahaan keluarga.
Setelah berhasil menjalankan usaha, pemilik perusahaan memiliki pilihan : 1) menjual; 2) mempertahankan ; 3) menumbuhkannya (lihat Gbr 1.2)
Gbr 1.2 Pilihan-pilihan bagi perusahaan dan pemilik-pendiri setelah usaha diluncurkan |
- Kalau pilihannya menjual, pemilik-pendiri dapat : 1) masih berada dalam perusahaan sebagai pegawai/manajer; 2) Memulai mendirikan perusahaan lain; 3) Mencari pekerjaan lain.
- Kalau pilihannya mempertahankan, pemilik-pendiri dapat : 1) menjadi manajer ; 2) meninggalkan manajemen sehari-hari (dengan mendelegasikan wewenang kepada manajer).
- Kalau pilihannya menumbuh kembangkan, pemilik-pendiri dapat: 1) menjadi pemimpin berjiwa wirausaha; 2) Mengambil kedudukan yang lain dalam perusahaan; 3) meninggalkan manajemen sehari-hari.
Tahap-tahap perkembangan perusahaan
Dilihat secara kronologis, perusahaan yang diluncurkan mengalami beberapa fase dalam proses menuju kestabilan, tumbuh dan berkembang (Lihat tabel 1.1).
1. Fase awal
- Dalam tahap awal usaha kecil baru, penekanan ditujukan terutama untuk kelangsungan hidup dan mencapai titik impas (kembali modal) sebelum modal kerja habis.
- Tujuan pendiri-wirausahawan adalah untuk mengurangi keterdedahan (exposure) keuangan pribadi dan juga keinginan mencapai dan mewujudkan
- Kecenderungan pada tahap ini adalah menerima keuntungan seberapa saja, walaupun kecil, dalam rangka menutupi biaya tetap. Perusahaan dapat mengalami persoalan untuk mendapatkan laba yang memadai.
- Keputusan manajemen umumnya bersifat operasional dengan dasar supaya mendapatkan pengembalian modal dalam jangka pendek. Pemikiran strategis sedikit atau tidak ada.
- Karena belum memiliki staf/pegawai, pemilik yang juga merangkap manajer berkerja dalam waktu yang panjang dan dapat mengakibatkan kinerja perusahaan tidak optimal, karena segala urusan dikerjakan sendiri.
Tabel 1.1 Tahap-tahap perkembangan sebuah perusahaan dan proses pengambilan keputusan
Fase | Durasi | Tujuan usaha | Proses pembuatan keputusan |
Pemula | 6 hingga 3 tahun | Mencapai titik impas sebelum modal habis | Operasional Fokus jangka pendek |
Kestabilan relatif | 1 hingga 2 tahun | Konsolidasi Tinjauan dan perbaikan proses operasi |
Peralihan dari operasional ke taktis Strategi belum banyak |
Tumbuh dan berkembang | Berlangsung dari saat ini hingga ke masa depan | Perluasan yang terencana untuk meningkatkan pangsa pasar, penjualan dan laba Pertumbuhan modal |
Terutama strategis dan taktis Keputusan operasional semakin didelegasikan ketika usaha tumbuh |
2 Fase kestabilan relatif
- Begitu titik impas terlewati, pemilik yang merangkap manajer lega. Sekarang muncul saat kestabilan dan konsolidasi dalam usaha. Kebanyakan wirausahawan yang bersemangat akan berupaya untuk tumbuh lebih besar lagi.
- Peninjauan ulang proses usaha pada tingkat operasional.
- Pemilik-manajer sangat peduli untuk meningkatkan laba, mengurangi biaya operasi dan pemborosan, dan mampu menentukan mana pelanggan yang perlu dipertahankan dan mana yang harus ditolak.
- Penekanan terhadap kelangsungan hidup berkurang, tetapi lebih ditekankan pada peningkatan laba dan pengurangan keterdedahan terhadap keuangan pribadi.
- Pemilik-manajer berusaha memaksimalkan pengembalian dari modal yang diinvestasikan, ditambah dengan premi (jumlah lebih) sebagai imbalan dari upaya pribadi yang dihabiskan untuk melakukan
- Fokus juga ditekankan pada pemuasan kebutuhan pelanggan untuk menjamin dapat dipertahankannya pelanggan, dan juga pada peningkatan mutu barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
- Fokus juga beralih pelan-pelan dari pemikiran operasional ke taktis. Tetapi ketika keinginan tumbuh dan berkembang muncul, pemikiran juga beralih ke strategis.
- Pada tahap ini ada pemilik-manajer yang merasa nyaman (zona nyaman), terutama yang keuangannya stabil, sehingga ada yang memilih untuk tidak tumbuh dan berkembang, (cukup apa adanya). Pemilik pendiri mempertahankan usahanya sebagai perusahaan perusahaan gaya hidup atu perusahaan keluarga.
3 Fase tumbuh dan berkembang
- Fase ini meliputi ekspansi yang terencana untuk meningkatkan pangsa pasar, penjualan, laba dan modal.
- Seiring dengan bertambahnya SDM melalui perekrutan baru, terjadilah perubahan dalam praktek manajemen yaitu meningkatnya pendelegasian wewenang dari pemilik-pendiri kepada manajer bawahannya.
- Pembuatan keputusan oleh pemilik-manajer semakin bersifat strategis dan taktis. Keputusan yang bersifat operasional semakin didelegasikan kepada manajer yang berada di bawahnya.
- Dalam fase ini sangat diperlukan adanya perubahan budaya UKM dan sikap pemilik-manajer untuk bergeser dari hanya membuat keputusan taktis dan operasional sehari-hari ke arah perencanaan strategis untuk usaha di masa
Keputusan strategis vs taktis vs operasional
Contoh keputusan bersifat strategis (implikasi jangka panjang dan keberadaan perusahaan)
- Tinjauan ulang usaha
- Mengembangkan rencana usaha
- Rencana untuk meningkatkan pejualan dan pemasaran
- Eksplorasi pasar di luar negeri
- Membuat perubahan untuk meningkatkan usaha
- Rencana untuk meningkatkan keuangan usaha
- Tinjauan ulang keadaan staf, dll.
Contoh keputusan bersifat taktis (implikasi jangka pendek dan menengah)
- Menjaga pelanggan
- Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan
- Mendapatkan tempat yang bagus untuk berusaha.
- Membagun situs untuk perdagangan-e
- Berupaya supaya pelanggan membayar lebih cepat
- Menilai resiko di tempat kerja, dll.
Contoh keputusan bersifat operasional (sehari-hari)
- Menjual produk kepada pelanggan
- Melayani keluhan pelanggan
- Memilih dan menggunakan program komputer
- Meningkatkan pengelolaan waktu dan keahlian pendelegasian
- Membantu staff untuk belajar hal baru
- Memindahkan staf ke tugas lain atau memberhentikannya dari tugas tersebut, dll.
Pertumbuhan perusahaan
- Perusahaan tumbuh karena semakin bertambahnya permintaan terhadap Dari waktu ke waktu penjualan yang berhasil dilakukan semakin besar.
- Pemilik perlu menambah tenaga kerja, peralatan modal, perluasan tempat usaha, dan aset-aset
- Untuk keperluan tersebut perusahaan perlu mencari tambahan dana misalnya dengan meminjam (menambah hutang) atau menginjeksikan modal
- Tanpa upaya menambah aset, UKM tidak mampu melayani pertambahan permintaan dan ukuranya tetap saja kecil seperti ketika
Perkembangan perusahaan
- Sering terjadi perusahaan juga berusaha secara proaktif memperluas pasar (mencari pelanggan baru, memperkenalkan produk baru, memasuki kawasan geografis lain, memasuki usaha baru, dll.).
- Dengan cara ini perusahaan berkembang baik dalam kawasan geografis dalam satu negara atau ke luar Ini adalah langkah awal internasionalisasi untuk menjadi perusahaan multinasional atau global.
Keputusan keuangan yang dihadapi perusahaan
Ketika perusahaan tumbuh dan berkembang, hal-hal yang perlu dipertanyakan yang menyangkut dengan keuangan a.l. yaitu:
- Apakah investasi akan berhasil?
- Dari mana dana untuk membiayai investasi berasal ?
- Apakah perusahaan memiliki kas (dana tunai) yang cukup atau akses ke kas - misalnya pinjaman dari bank - untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari?
- Pelanggan mana yang perlu diberikan kredit, dan berapa besar yang perlu ditawarkan?
- Seberapa banyak seharusnya persediaan dipegang?
- Apakah penggabungan (merger) dan pengambilalihan (akuisisi) dapat dilaksanakan?
- Bagaimana seharusnya aliran kas didistribusikan? Apa kebijakan dividen yang optimal? (Berapa yang dibagi dan berapa yang tinggal dalam perusahaan).
Indikator keuangan yang perlu dicek secara rutin
- Laporan keuangan berfungsi seperti instrumen yang ada di papan kendali kemudi untuk melihat seberapa baik kenderaan berfungsi seperti yang diharapkan.
- Laporan keuangan adalah alat untuk melihat apakah perusahaan berjalan secara
1. Indikator yang perlu dicek setiap hari.
- Saldo kas harian
- Saldo kas di bank
- Jumlah penjualan dan penerimaan dalam bentuk kas.
- Catatan setiap masalah yang berkaitan dengan penagihan (pengumpulan) kas dari penjualan secara kredit
- Catatan setiap pengeluaran uang.
2. Indikator yang perlu diperhatikan setiap minggu
- Arus kas. Perbaharui tabel catatan penerimaan dan pengeluaran Upaya ini akan membantu untuk melihat apa yang terjadi di dalam perusahaan dan membantu mengatasi masalah kekurangan kas.
- Piutang jangka pendek. Perlu diperhatikan, khususnya yang pelunasannya
- Hutang jangka pendek. Diperhatikan potongan yang ditawarkan, apabila dilunasi sebelum jatuh tempo.
- Upah/ gaji. Hitung jam yang terakumulasi dan upah yang
- Pajak. Catat kapan pajak jatuh tempo, dan laporan apa yang
3. Indikator yang perlu diperhatikan setiap bulan
- Jika digunakan jasa akuntansi dari luar, sediakan catatan penerimaan, pengeluaran, laporan rekening bank, dan jurnal.
- Kaji ulang laporan laba rugi
- Kaji neraca
- Rekonsiliasi rekening cek (di bank, mencocokkan antara cek yang keluar dengan kas)
- Hitung rekening kas kecil
- Kaji keperluan pembayaran pajak dan buat deposit.
- Kaji piutang dan umur piutang.
Analisa laporan keuangan
- Pemilik perusahaan perlu mengetahui dampak keuangan (positif atau negatif) dari setiap keputusan manajemen, mengingat dampak dari keputusan tersebut suatu saat akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan ( laba atau rugi). Semakin cepat dampak tersebut diketahui, semakin baik, guna menghindari masalah yang lebih parah atau untuk mempercepat penyelesaiannya.
- Laporan keuangan perlu dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang rinci tentang kinerja
- Hasil analisa tersebut dibandingkan dengan periode sebelumnya untuk melihat sejauh mana kemajuan telah dibuat.
- Atau dibandingkan dengan kinerja rata-rata industri (perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama) untuk melihat sejauh mana perusahaan memiliki keunggulan dibandingkan dengan para pesaingnya.
1. Empat isu dari laporan keuangan
Ada 4 isu penting yang perlu dikaji dari laporan keuangan yaitu :
- Dapatkah perusahaan membayar tagihan ketika jatuh tempo? Apakah perusahaan memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen keuangan jangka pendek (kurang dari satu tahun)?
- Apakah usaha tersebut dapat memberikan tingkat pengembalian yang bagus terhadap aset?
- Berapa banyak hutang yang digunakan oleh perusahaan, dibandingkan dengan pembiayaan melalui modal?
- Apakah pemilik memperoleh tingkat pengembalian modal yang baik terhadap investasi modal mereka, ke dalam perusahaan?
Contoh rasio keuangan
Laporan keuangan Trimble & Associates Leasing, Inc.
Laporan Laba Rugi , tahun 2007
Catatan laba rugi
Sales : penjualan Cost of good sold: Harga pokok penjualan Gross profit on sales : laba kotor dari penjualan Operating expenses: pengeluaran (biaya) operasi Marketing expense : pengeluaran pemasaran General and administrative expense : pengeluaran umum dan administrasi |
Depreciation expense : pengeluaran depresiasi Total operating expense : pengeluaran operasi total Operating income : penghasilan operasi Interest expense : pengeluaran bunga Earning before taxes : pendapatan sebelum pajak Income tax : pajak penghasilan Net income : penghasilan bersih (laba bersih) |
Trimble & Associates Leasing, Inc
Neraca pada tanggal 31 Des 2007
Catatan neraca
Current asset :aset lancar Account receivable : piutang Inventories : persediaan /stok Fixed asset : aset tetap Debt (liabilities) : hutang (kewajiban) Current liabilities : kewajiban (hutang ) lancar Account payable : hutang (dari pembelian) |
Short-term notes : hutang jangka pendek Long term debt : hutang jangka panjang Owner’s equity : modal pemilik Common stock : saham biasa Retained earning : pendapatan yang ditahan (dividen yang tidak dibagikan) Total ownership equity : modal yang dimiliki total |
2. Dapatkah perusahaan membayar hutang ketika jatuh tempo ?
Pertanyaan dijawab dengan dua cara :
1.) Dengan cara membandingkan aset perusahaan yang jenisnya relatif cair (mudah diuangkan) dengan hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek, yaitu :
Rasio lancar = Aset lancar/Hutang lancar
= USD 350.000/ USD 100.000 = 3,5
Aset lancar perusahaan dapat menutupi 3,5 kali lipat hutang lancarnya. Menurut kebiasaan, nilai 2,7 merupakan rata-rata perusahaan yang berada dalam industri yang sama. Indikator ini bagi perusahaan Trimble & Associates Leasing berada di atas rata-rata industri.
2.) Dengan cara melihat kecepatan aset lancar terutama piutang dan persediaan yang berhasil diubah menjadi kas. Melalui cara ini dapat dilihat sejauh mana kecepatan perusahaan menagih piutang dan mengubahnya menjadi kas.
Kalau dianggap semua penjualan adalah secara kredit maka:
Perputaran piutang = Penjualan secara kredit / Piutang
= USD 850.000/USD 80.000
= 10,63 hari.
Kecepatan mengubah piutang menjadi kas adalah 10,63 hari. Semakin cepat indikator ini semakin baik, artinya semakin cepat penagihan piutang yang dilakukan. Rata-rata industri adalah 10,4 hari. Jadi, perusahaan Trimble setara dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Untuk melihat kemampuan perusahaan mengubah persedian menjadi kas, digunakan rumus :
Perputaran persediaan = Biaya pokok penjualan / Persediaan
= USD 550.000/ USD 220.000 = 2,50
- Rata-rata industri adalah 4,0. Ini berarti perusahaan Trimble terlalu banyak menyimpan persediaan. Perusahaan Trimble hanya menciptakan USD 2,5 untuk setiap USD 1 persediaan, sedangkan perusahaan lain dalam industri mampu menciptakan USD 4 untuk setiap USD 1 persediaan. Persediaan yang tidak bergerak cepat, menandakan penggunaan aset yang kurang maksimal.
3. Apakah usaha mendatangkan pengembalian yang baik terhadap asetnya ?
Pemilik perusahaan dan investor ingin mengetahui apakah laba operasi cukup dibandingkan dengan aset yang diinvestasikan di dalam perusahaan. Rumusnya yaitu:
Pengembalian terhadap aset = penghasilan operasi / aset total
= USD 100.000/USD 920.000 = 0,1087 = 10,87%
Kinerja Trimble berada di bawah rata-rata industri yaitu 13,2%. Setiap USD 1 aset yang diinvestasikan, perusahaan Trimble menciptakan pengembalian modal yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri.
Pemilik Trimble ingin mengetahui lebih mendalam mengapa kinerja Trimble lebih rendah dari perusahan lain. Indikator pengembalian terhadap aset, dibagi ke dalam dua komponen : (1) margin laba operasi (operating profit margin); (2) perputaran aset total (total asset turnover).
Margin laba operasi = Laba operasi / penjualan
Persamaan ini menunjukkan sebaik mana perusahaan mengelola operasinya, seperti yang terungkap dari laporan laba rugi.
Kinerja perusahaan Trimble lebih kurang sama dengan rata-rata industri yaitu 11,0%.
Ada lima faktor (kekuatan pendorong) yang mempengaruhi margin laba operasi, dan akhirnya pengembalian terhadap aset.
- Jumlah unit produk yang dijual (volume)
- Harga rata-rata per unit produk (harga penjualan)
- Biaya fabrikasi atau biaya perolehan produk (harga pokok penjualan)
- Kemampuan mengendalikan biaya umum dan administrasi (pengeluaran [biaya] operasi)
- Kemampuan mengendalikan biaya pemasaran dan distribusi (pengeluaran [biaya] operasi).
Komponen kedua dari pengembalian terhadap aset adalah perputaran aset total, yang menunjukkan sejauh mana manajemen menggunakan secara efisien aset perusahaan untuk menciptakan penjualan, seperti ditunjukkan dalam neraca.
Jika Perusahaan A dapat menciptakan penjualan USD 3 untuk setiap USD 1 aset, sementara Perusahaan B hanya dapat menciptakan USD 2 untuk setiap USD 1 aset, maka Perusahaan A menggunakan asetnya lebih produktif dari Perusahaan B.
Perputaran aset total adalah penentu utama dalam pengembalian terhadap aset (atau pengembalian terhadap investasi)
Untuk perusahaan Trimble, perputaran aset total (total asset turnover) adalah :
Kebiasaan yang berlangsung dalam industri adalah 1,20. Jadi Trimble hanya dapat menciptakan USD 0,92 dari setiap USD 1 aset, sedangkan perusahaan lain mampu menciptakan USD 1,2 untuk setiap USD 1 aset.
Akhirnya, diperoleh nilai pengembalian terhadap aset perusahaan Trimble yaitu 10,82%
Sementara itu, pengembalian terhadap aset di perusahaan-perusahaan dalam industri mencapai 13,2%. Jadi, kinerja Trimble lebih rendah dari rata-rata industri.
Gbr. 1.3 Langkah-langkah menghitung tingkat pengembalian terhadap aset |
- Dalam hal persaingan, (menekan biaya dan pengeluaran relatif terhadap penjualan) Trimble setara dengan perusahaan lain, dimana margin laba operasi adalah 11,78 % vs 11,0%.
- Namun, dalam hal perputaran aset, Trimble tidak dapat menggunakan aset secara efisien, kinerja Trimble lebih buruk, yaitu 0,92 vs 1,20.
- Akhirnya, indikator di atas berimbas pada pengembalian terhadap aset yaitu 10,82% vs 13,2%.
Satu lagi indikator yang digunakan yaitu perputaran aset tetap (fixed asset turnover) yang mengukur hubungan antara penjualan dan aset tetap.
Perputaran aset tetap = Penjualan/ aset tetap netto
Rasio perputaran aset perusahaan Trimble yaitu :
- Data ini menunjukkan bahwa Trimble kurang efisien dalam penggunaan aset untuk menciptakan penjualan (persediaan terlalu banyak dan investasi berlebihan dalam aset tetap).
4. Berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai aset?
Penggunaan hutang (pengungkit keuangan/ financial leverage) dapat meningkatkan tingkat pengembalian modal terhadap modal pemilik.
Namun, penggunaan hutang akan beresiko pada kemampuan membayar bunga dan cicilan pembayaran hutang.
Indikator yang digunakan adalah :
Rasio hutang = Hutang total/ aset
= USD 300.000/USD 920.000 = 0,33=33%
Untuk Trimble, ini berarti bahwa 33% dari aset dibiayai dengan hutang. Sedangkan industri secara rata-rata mencapai 40%.
Karena berhutang, perusahaan harus membayar bunga. Kemampuan pembayaran bunga dengan laba operasi perusahaan, dapat dilihat dengan :
Rasio kelipatan bunga (times interest earned) = Penghasilan operasi / pengeluaran bunga
= USD 100.000/USD 20.000 = 5,0
Yang menunjukkan penghasilan operasi perusahaan Trimble lima kali lipat lebih besar dari jumlah pembayaran bunga.
Kebiasaan yang berlaku dalam industri adalah 4,0. Jadi perusahaan Trimble memiliki kemampuan lebih baik dalam hal pembayaran bunga. Indikator ini juga menunjukkan kapasitas berhutang sebuah perusahaan (semakin kecil semakin memburuk).
5. Apakah pemilik perusahaan mendapatkan pengembalian yang baik terhadap investasi modal mereka?
Pemilik perusahaan (pemilik saham) juga ingin melihat apakah pendapatan perusahaan yang diperuntukkan untuk pemiliknya menarik jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Indikator yang digunakan yaitu :
Pengembalian terhadap modal pemilik = Penghasilan bersih / Modal pemilik
= USD 60.000 / USD 620.000
= 0,097 atau 9,7%
Kebiasaan dalam industri adalah 12,5%. Jadi pemilik Perusahaan Trimble tidak memiliki tingkat pengembalian yang memadai terhadap modal yang diinvestasikan dibandingkan dengan perusahaan lain.
Gbr 1.4 Langkah untuk menghitung tingkat pengembalian terhadap modal pemilik |
- Laporan keuangan adalah catatan keuangan yang menggambarkan masa lalu (sudah terlewati) yang sering hanya sedikit dapat memperkirakan masa depan.
- Indikator yang muncul dari laporan keuangan dapat digunakan untuk memperbaiki keadaan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
- Untuk keberhasilan usaha, juga dibutuhkan visi ke depan kemana usaha akan diarahkan.
Sekian artikel tentang Laporan Keuangan dan Konsekuensi Langkah Pengembangan Usaha. Semoga bermanfaat.
- Barringer, B.R., dan Ireland, R.D., 2012, Entrepreneurship: Succesfully Launching New Ventures, 4th, Pearson, Boston.
- Bygrave, W. dan Zacharakis, A., 2011, Entrepreneurship, 2nd, Wiley, New York.
- Mellor, R., dkk., 2009, Entrepreneurship for Everyone : A Student Textbook, Sage, London.
- Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto, S.K., dan Maman Faturohman, 2007, Kewirausahaan : Membangun Usaha Sukses sejak Usia Dini, Salemba Empat dan Universitas Mercu Buana, Jakarta.