Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Dan Contoh Penelitian Survey Menurut Para Ahli

Pengertian Dan Contoh Penelitian Survey Menurut Para Ahli - Penelitian survey merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan Wallen, 1990). Survey merupakan salah satu jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh peneliti dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan.

Survey dibedakan dari percobaan (eksprimen) yang lebih banyak dilakukan dalam peneliti ilmu – ilmu pengetahuan alam (natural sciencies). Kalau dalam percobaan si peneliti dapat mengatur atau memberikan perlakuan (treatment) tertentu pada variabel, maka dalam penelitian survey si peneliti hanya bertindak sebagai pengamat dan tidak boleh sama sekali mempengaruhi terjadinya data atau variabel yang dikerjakan oleh pelaksana survey hanyalah mencatat data seperti apa adanya dan kemudian berusaha menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut untuk kemudian mengambila kesimpulan dari padanya.

Pengertian Dan Contoh Penelitian Survey Menurut Para Ahli_
image source: phillips.blogs.com
baca juga: Memahami Konsep Manajemen, Kepemimpinan, dan Organisasi

Berkaitan dengan jenis data yang dikumpulkan, menurut Mubyanto dan Suratno ( 1981 ) survey merupakan satu cara yang utama untuk mengumpulkan data primer bila data sekunder dianggap belum cukp lengkap utuk menjawab sesuatu pertanyaan. Kalau data sekunder sudah cukup lengkap dan hipotesis sudah dapat diuji dengan data sekunder, maka pengumpulan data primer secara langsung dengan metode survey tidak perlu lagi.

Penelitian survey antara lain bertujuan untuk :
  1. Mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala
  2. Mengindentifikasikan masalah-masalah atau untuk mendapat justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan
  3. Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang – orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pemganbilan keputusan dimasa mendatang.

Riyanto ( 2001 ) menyebutkan bahwa ciri-ciri penelitian survey antara lain :
  1. Data survey dapat dikumpulkan dari sellluruh populasi, atau dapat pula dari haya sebagian saja dari populasi ;
  2. Untuk suatu hal data yang sifatnya nyata ;
  3. Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas, karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu dikumpulkan ;
  4. Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya insidental ;
  5. Pada dsasarnya survey dapat merupakan metode cross-sectional dan longitudinal ;
  6. Cenderung mengadalkan data kuantitatif ;
  7. Mengandalkan teknik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan wawancara berstruktur.

Sementara itu, Sevilla et al, ( 1993 ) menyatakan bahwa jika kita bermaksud melakukan suatu kegiatan penelitian dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar jumlahnya, maka metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey. Pemilihan metode survey dalam hal ini dianggap lebih tepat karena metode ini lebih menekankan pada penentuan informasi tentang variabel dari pada informasi tentang individu. Survey digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut terjadi. Didalam penelitian yang demikian ini, kita tidak perlu memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel. Tujuan pokok kita adalah menggunakan data yang kita peroleh utuk memecahkan masalah, dari pada untuk menguji hipotesis.

Pada dasarnya, survey dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sensus dan survey sampel. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan. Sedangkan survey sampel adalah dilakukan hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Kita dapat menggunakan survey untuk mentabulasi objek-objek nyata atau untuk mengukur hal-hal yang tidak nyata seperti pendapat atau pencapaian prestasi tertentu.

Berdasarkan lingkup dan pokok permasalahannya, survey dapat digolongkan menjadi empat kategori yaitu : (1) sensus objek nyata, (2) sensus hal-hal yang tidak nyata, (3) survey sampel objek nyata, dan (4) survey sampel hal-hal yang tidak nyata (Ary et al, 1979). Masing-masing jenis kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sensus hal-hl yang nyata (tangible)
Sensus hal-hal yang nyata meliputi jumlah populasi yang kecil dimana variabel-variabelnya adalah konkret (nyata). Oleh karenanya, jawaban yang diperoleh cukup sederhana dan akurat. Data kurang mengandung kontradiksi, karena variabel yang diukur telah jelas dan didefinisikan dengan baik.

Sebagai contoh, sensus demikian ini adalah sensus yang meliputi hitungan sampel terbatas seperti jumlah siswa dalam suatu sekolah, jumlah bangku dalam ruangan kelas, dan jumlah guru yang sudah sarjana, dan seterusnya. Kelemahannya terletak pada lingkup penggunaannya yang terbatas. Sensus semacam ini hanya mampu memberikan sumbangan kecil pada khasanah pengetahuan umum di dalam pendidikan.

2. Sensus hal-hal yang tidak nyata (intangible)
Sensus ini mengukur konstruk-konstruk berdasarkan atas pengukuran yang tidak langsung. Variabel-variabel yang diukur todak dapat diamati secara langsung seperti prestasi akademik murid, semangat guru, atau sikap orang tua murid. Sebagai gambaran sensus ini adalah hasil dari program ujian pencapaian prestasi yang dilakukan dibanyak sekolah dasar dan sekolah menengah. Dalam hal ini erangkat atau sistem evaluasi nasional ditentukan sebagai dasar perbandingan nilai-nilai siswa. Banyak kesulitan yang timbul dalam prosedur ini,termasuk masalah penentuan pengukuran yang sesuai dan tepat bagaimana pengukuran dapat disediakan dan dikembangkan lebih lanjut.

3. Survey sampel hal-hal yang nyata
Bila penelitian kita membutuhkan data kelompok besar, maka dalam hal seperti ini sensus tidak disarankan untuk diterapkan, dan kita sebaiknya menggunakan teknik pengambilan sampel (sampling). Melalui survey sampel terhadap hal-hal yang nyata kita dapat memperoleh informasi dari kelompok besar dimana variabel-variabelnya adalah nyata. Inilah yang dapat kita lakukan bila tujuannya adalah membandingkan ukran kelas, sarana fisik, dan kualifikasi guru pada sejumlah sekolah disuatu negara tertentu.

Kegunaan metode ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kesesuaian prosedur pengambilan sampel, akuratnya metode pengumpulan data, dan relevannya informasi yang dikumpulkan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

Contoh penelitian yang dilakukan dengan survey sampel adalah penelitian dengan ukuran variabel yang didefinisikan dengan jelas, konkrit dan nyata seperti status pekerjaan tamatan sekolah perawat, pelajar yang putus sekolah pada sekolah sore kejuruan, status guru yang tetap mengajar dan yang meninggalkan pekerjaan dan sebagainya.

4. Survey sampel hal-hal yang tidak nyata
Bila survey kita menyangkut pengukuran konstruk psikologis atau sosiologis, serta membandingkan anggota-anggota populasi yang besar dimana variabelnya tidak langsung diamati, maka kita harus melakukan survey sampel hal-hal yang tidak nyata. Jenis penelitian ini akan mengandung banyak kesulitan sebab kita akan memerlukan banyak keahlian untuk melaksanakannya. Keahlian yang diperlukan antara lain keahlian melakukan sampling yang cocok, keahlian merinci dan membuat instrumen yang sesuai untuk mengukur konstruk, juga keahlian dalam menghitung dan menafsirkan nilai. Keahlian menghitung dan menafsirkan nilai adalah perlu untuk membantu kita membuat pernyataan yang berarti tentang variabel-variabel yang diliputi dalam penelitian.

Contoh penelitian yang menggunakan jenis ini adalah penellitian yang berkaitan dengan variabel tingkat kegelisahan (stress), konsep diri, keadaan emosi wanita hamil tanpa suami , sikap siswa yang terbisaa menyontek, dan sebagainya. Oleh karena penelitian-penelitian tadi mengukur konstruk psikologi secara tidak langsung dari sampel populasi, maka jenis penelitian di atas disebut survey sampel hal-hal yang tidak nyata (sampel survey of intangible).

Scott (1967) menyatakan bahwa terdapat sepuluh langkah yang perlu diperhatikan agar suvai dapat dilakukan dengan baik. Kesepuluh langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mempelajari situasi dan masalah
Sebelum menentukan tujuan yang pasti mengenai survey yang akan dilakukan, peneliti perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan situasi local dan mempelajari masalah yang kemungkinan terjadi pada lokasi dimana survey akan dilaksanakan.

2. Menetapkan tujuan
Penetapan tujuan survey dilakukan dalam rangka menunjukkan focus perhatian dan upaya yang akan dilakukan. Dalam tahap ini juga perlu diperhatikan sumber informasi, arahan terhadap laporan yang akan dibuat, dasar interprestasi, dan sifat rekomendasi yang akan diberikan.

3. Mempertimbangkan tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas
Peneliti perlu memahami secara mendalam tentang tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas yang akan menjadi lokasi survey. Hal ini diperlukan sebagai pertimbangan peneliti dalam rangka mengatasi masalah yang akan dihadapi dan persiapan teknik operasional kegiatan survey menyangkut personil, keuangan, perlengkapan, akomodasi, dan sebagainya. Perencanaan yang akurat mengenai berbagai aspek tersebut akan sangat membantu peneliti dan memperlancar survey yang akan dilaksanakan.

4. Menggalang kerjasama
Sebagaimana jenis penelitian lainnya, survey juga memerlukan kerjasama dengan sejumlah orang. Selain perlu melibatkan para pakar atau tenaga ahli dari luar lokasi, alangkah baiknya jika dalam kegiatan survey dilibatkan pula personil dari lokasi setempat yang memenuhi syarat kualifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian.

5. Menyeleksi personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survey
Personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survey perlu diseleksi sesuai dengan tingkat kepakaran yang dimilikinya. Misalnya kemampuan dan pengalaman mereka mengenai teknik survey, penguasaan teknik pengumpulan data dari lokasi survey melalui wawancara, observasi dan sebagainya. Untuk personil lokasi, selain perlu memiliki kemampuan juga harus dapat diterima oleh orang-orang setempat.

6. Mencari sumber data
Peneliti perlu mencari sumber data yang akurat, otentik dan sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Penelitian survey terkadang memerlukan sumber data atau informasi yang begitun luas mencakup sumber dokumen (arsip, laporan, film, dokumen tercetak), manusia (siswa, pengajar, pimpinan), fasilitas dan perlengkapan, serta unsur alami (topografi, iklim, tanah, air, dan sebagainya).

7. Mengumpulkan data
Jika sumber data untuk penelitian survey sudah ditetapkan maka selanjutnya perlu dipilih teknik yang tepat untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data mungkin bisa melalui observasi, studi dokumen, wawancara, kuesioner, tes, pengujian, analisis kerja, studi kasus, dan teknik lainnya. Dalam kaitan pengumpulan data ini, peneliti harus mengupayakan agar instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data adalah instrumen yang tepat, valid dan reliebel.

8. Menafsirkan data
Salah satu langkah kunci dalam kegiatan survey adalah menafsirkan temuan yang diperoleh dan survey tersebut. Pemilihan sumber data dan teknik pengumpulan data memang penting, namun penafsiran data dari hasil survey itu merupakan hal yang lebih penting lagi karena disinilah terjadi proses pemaknaan suatu hasil penelitian. Proses menafsirkan temuan penelitian survey dapat dimulai dan langkah mengklasifikasi data, diperlukan statistik, menguji hipotesis, menganalisis hasil temuan, menyimpulkan, menyusun implikasi hasil temuan dan menyusun rekomendasinya.

9. Menyiapkan laporan survey
Apabila data hasil penelitian survey telah dianalisis maka selanjutnya peneliti perlu menyiapkan laporan hasil tersebut agar dapat dipublikasikan ke berbagai pihak yang berkepentingan. Hasil penelitian yang dipublikasikan diharapkan dapat memotivasi pihak lain untuk mengkaji dan menindaklanjuti hasil penelitian tersebut.

10. Mengestimasi efektifitas survey
survey yang telah berlangsung sebaiknya dievaluasi oleh peneliti. Evaluasi terhadap survey yang telah dilakukan antara lain mencakup kesesuaian dan pencapaian tujuan yang diperoleh, efektifitas pelaksanaan survey, dampak hasil survey terhadap penerapan atau aplikasi di lapangan, dan berbagai hal lainnya yang terkait.

Sekian artikel tentang Pengertian Dan Contoh Penelitian Survey Menurut Para Ahli.

Daftar Pustaka
  1. Griffin, Em. 1991. A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill
  2. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta: Univ. Terbuka
  3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
  4. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publishing Company Inc Belmont
Nikita Dini
Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer

Posting Komentar untuk "Pengertian Dan Contoh Penelitian Survey Menurut Para Ahli"