Teknik Pemaparan Rencana Usaha Kepada Calon Pemodal Bisnis
Teknik Pemaparan Rencana Usaha Kepada Calon Pemodal Bisnis - Pemaparan rencana usaha kepada calon pemodal adalah fase kritis untuk mendapatkan sumber pembiayaan perusahaan. Karena itu, rencana usaha perlu dipersiapkan sebaik mungkin untuk dipaparkan secara lisan di depan calon pemodal.
Melalui artikel ini diharapkan mampu memaparkan dengan baik rencana usaha yang mereka buat guna mendapatkan sumber dana yang dibutuhkan untuk meluncurkan usaha.
TEKNIK PEMAPARAN RENCANA USAHA
1. Membuat rencana usaha menurut sudut pandang penanam modal
Kebanyakan wirausahawan tidak mencari sumber pembiayaan dari luar. Sebagian dari mereka membutuhkannya dan mencari penanam modal sebagai sumber pembiayaan.
Penanam modal (investor) biasanya menerima 300 atau lebih rencana usaha (business plan /proposal usaha) setiap tahun. Yang didanai oleh seorang penanam modal hanya sekitar 3 hingga 4 perusahaan pemula. Oleh karena itu, rencana usaha perlu dipersiapkan sebaik mungkin untuk dapat menarik perhatian penanam modal.
Ketika anda memulai usaha, penanam modal ingin mengetahui banyak hal tentang anda dan kualifikasi anda (pendidikan, pelatihan dan pengalaman ) untuk menjalankan perusahaan. Penanam modal juga ingin mengetahui rencana langkah demi langkah untuk melihat bagaimana wawasan anda untuk membuat usaha tersebut berhasil. Untuk itu, rencana usaha perlu dipersiapkan menurut sudut pandang penanam modal.
Wirausahawan cenderung melihat sisi potensi positif dari usaha yang akan dijalankan - yaitu apa yang akan terjadi bila semua berjalan dengan baik seperti yang diharapkan.
Sebaliknya, penanam modal berperan sebagai orang yang skeptik. Dia lebih berpikir pada apa yang dapat terjadi tidak seperti yang diharapkan. Yang pertama sekali dicari dalam rencana usaha adalah kebohongan atau informasi buruk - yaitu alasan untuk membuang RU tersebut.
Kegagalan wirausahawan melihat perbedaan perspektif ini mengakibatkan ditolaknya rencana usaha. Penanam modal memiliki tujuan dalam berinvestasi yaitu : memaksimumkan tingkat pengembalian potensial dari investasi melalui aliran kas yang akan diterima, dan secara bersamaan meminimumkan keterdedahan pada resiko dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Untuk keperluan itu, penanam modal mencari jalan untuk mengalihkan resiko tersebut kepada pihak lain, terutama wirausahawan.
2. Selera penanam modal
Penanam modal lebih berorientasi pasar dari pada berorientasi produk, karena dalam kenyataan, kebanyakan invensi (penemuan) yang dipatenkan tidak mendatangkan satu sen-pun uang kepada penanam modal. Inti sari dari proses kewirausahaan adalah mengidentifikasi barang atau jasa baru yang akan mampu memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi dari calon pelanggan (kosumen). Untuk itu, dalam rencana usaha perlu dimasukkan tanggapan pelanggan terhadap barang dan jasa baru yang akan diluncurkan.
Penanam modal menginginkan rencana yang dapat dipercaya. Kalau dibuat proyeksi keuangan, perlu diperhatikan apakah angka-angka yang tertera dalam proposal usaha mungkin diwujudkan di dalam kenyataan. Kebanyakan wirausahawan membuat proyeksi yang sangat optimis (melebihi kepercayaan) dalam rencana usaha. Untuk itu perlu dibuat proyeksi yang lebih realistis (proyeksi yang lebih konservatif).
Penanam modal dengan cepat disadarkan oleh rencana yang mengandung proyeksi keuangan yang dihasilkan oleh perangkat lunak seperti Excel, yang menganggap – sengaja atau tidak – bahwa wirausahawan akan dapat meramal dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Penanam modal yang berpengalaman langsung tahu bahwa ramalan tidak mungkin terwujud seperti yang diharapkan.
Melalui artikel ini diharapkan mampu memaparkan dengan baik rencana usaha yang mereka buat guna mendapatkan sumber dana yang dibutuhkan untuk meluncurkan usaha.
TEKNIK PEMAPARAN RENCANA USAHA
1. Membuat rencana usaha menurut sudut pandang penanam modal
Kebanyakan wirausahawan tidak mencari sumber pembiayaan dari luar. Sebagian dari mereka membutuhkannya dan mencari penanam modal sebagai sumber pembiayaan.
Penanam modal (investor) biasanya menerima 300 atau lebih rencana usaha (business plan /proposal usaha) setiap tahun. Yang didanai oleh seorang penanam modal hanya sekitar 3 hingga 4 perusahaan pemula. Oleh karena itu, rencana usaha perlu dipersiapkan sebaik mungkin untuk dapat menarik perhatian penanam modal.
Ketika anda memulai usaha, penanam modal ingin mengetahui banyak hal tentang anda dan kualifikasi anda (pendidikan, pelatihan dan pengalaman ) untuk menjalankan perusahaan. Penanam modal juga ingin mengetahui rencana langkah demi langkah untuk melihat bagaimana wawasan anda untuk membuat usaha tersebut berhasil. Untuk itu, rencana usaha perlu dipersiapkan menurut sudut pandang penanam modal.
Wirausahawan cenderung melihat sisi potensi positif dari usaha yang akan dijalankan - yaitu apa yang akan terjadi bila semua berjalan dengan baik seperti yang diharapkan.
Sebaliknya, penanam modal berperan sebagai orang yang skeptik. Dia lebih berpikir pada apa yang dapat terjadi tidak seperti yang diharapkan. Yang pertama sekali dicari dalam rencana usaha adalah kebohongan atau informasi buruk - yaitu alasan untuk membuang RU tersebut.
Kegagalan wirausahawan melihat perbedaan perspektif ini mengakibatkan ditolaknya rencana usaha. Penanam modal memiliki tujuan dalam berinvestasi yaitu : memaksimumkan tingkat pengembalian potensial dari investasi melalui aliran kas yang akan diterima, dan secara bersamaan meminimumkan keterdedahan pada resiko dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Untuk keperluan itu, penanam modal mencari jalan untuk mengalihkan resiko tersebut kepada pihak lain, terutama wirausahawan.
image source: www.thebalance.com |
baca juga:
2. Selera penanam modal
Penanam modal lebih berorientasi pasar dari pada berorientasi produk, karena dalam kenyataan, kebanyakan invensi (penemuan) yang dipatenkan tidak mendatangkan satu sen-pun uang kepada penanam modal. Inti sari dari proses kewirausahaan adalah mengidentifikasi barang atau jasa baru yang akan mampu memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi dari calon pelanggan (kosumen). Untuk itu, dalam rencana usaha perlu dimasukkan tanggapan pelanggan terhadap barang dan jasa baru yang akan diluncurkan.
Penanam modal menginginkan rencana yang dapat dipercaya. Kalau dibuat proyeksi keuangan, perlu diperhatikan apakah angka-angka yang tertera dalam proposal usaha mungkin diwujudkan di dalam kenyataan. Kebanyakan wirausahawan membuat proyeksi yang sangat optimis (melebihi kepercayaan) dalam rencana usaha. Untuk itu perlu dibuat proyeksi yang lebih realistis (proyeksi yang lebih konservatif).
Penanam modal dengan cepat disadarkan oleh rencana yang mengandung proyeksi keuangan yang dihasilkan oleh perangkat lunak seperti Excel, yang menganggap – sengaja atau tidak – bahwa wirausahawan akan dapat meramal dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Penanam modal yang berpengalaman langsung tahu bahwa ramalan tidak mungkin terwujud seperti yang diharapkan.
3. Pemaparan lisan
Pertemuan pertama dengan penanam modal biasanya satu jam. Penanam modal akan meminta pemaparan kepada wirausahaan selama 15 – 20 menit. Waktu selebihnya akan digunakan untuk mengajukan pertanyaan.
Bila penanam modal tertarik, dia akan meminta pertemuan kedua, yang biasanya akan dihadiri oleh mitra-mitranya. Pemaparan dalam tahap kedua lebih lama dan menyeluruh.
Wirausahawan harus mempersiapkan bahan pemasaran dalam bentuk pelongsor (slide). Bila waktu pemaparan diberikan satu jam. Wirausahawan harus memaparkan maksimum 20 menit dan 40 menit tanya jawab.
Pemaparan harus dalam bahasa yang mudah dimengerti semua orang dan hindarkan pemakaian istilah teknis yang rumit. Penekanan yang penting adalah tentang usaha yang dijalankan terutama aspek pasarnya.
4. 12 pelongsor (slide) paling penting yang perlu dipersiapkan
1.Pelongsor judul
Memperkenalkan pemaparan dengan nama perusahaan, nama pendiri, dan lambang perusahaan jika ada.
2. Masalah.
Secara ringkas nyatakan masalah yang perlu diselesaikan dan kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi.
3. Penyelesaian masalah
Jelaskan bagaimana perusahaan anda akan menyelesaikan masalah tersebut atau bagaimana memuaskan kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi.
4. Kesempatan / peluang dan sasaran pasar
Tekankan sasaran pasar yang spesifik. Bicarakan tentang usaha dan kecenderungan lingkungan yang memberikan anda momentum sasaran pasar.
5. Teknologi.
Pelongsor ini pilihan, tetapi biasanya dimasukkan dalam pemaparan. Bicarakan tentang teknologi anda atau aspek yang tidak biasa dari barang atau jasa yang akan anda tawarkan. Jangan berbicara berlebihan tentang masalah teknis. Penjelasan harus mudah dimengerti.
6. Persaingan.
Jelaskan keunggulan bersaing perusahaan di dalam pasar dan bagaimana perusahaan anda akan bersaing dengan perusahaan yang sudah mapan di pasar.
7. Pemasaran dan penjualan.
Jelaskan keseluruhan strategi pemasaran. Bicarakan tentang proses penjualan. Jika anda telah mengadakan survei keinginan beli terhadap konsumen atau telah melaksanakan penelitian primer tentang bagaimana orang berpendapat terhadap produk anda, laporkan hasilnya disini.
8. Tim manajemen
Jelaskan tim manajemen saat ini. Terangkan bagaimana tim bekerja sama dan bagaimana latar belakang dan keahlian mereka adalah kunci untuk keberhasilan perusahaan anda.
Jika anda memiliki dewan penasehat atau dewan direksi, sebutkan secara ringkas individu kunci yang terlibat.
Jika ada jabatan yang kosong dalam tim, jelaskan bagaimana dan kapan jabatan itu akan diisi.
9. Proyeksi keuangan.
Diskusikan secara ringkas tentang keuangan. Penekanan adalah kapan perusahaan akan mencapai laba. Berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk mencapai titik itu, dan kapan arus kas akan mencapai titik impas.
Gunakan pelongsor tambahan jika diperlukan untuk menunjukkan secara pantas informasi anda, tetapi jangan berlebihan.
10. Status saat ini
Jelaskan status perusahaan anda saat ini dalam konteks tonggak-tonggak bersejarah yang telah anda capai hingga saat ini. Jangan mengecilkan nilai pencapaian anda.
11. Pembiayaan yang dicari
Beberkan secara spesifik berapa banyak pembiayaan yang anda cari dan bagaimana anda akan membelanjakannya.
12. Ringkasan
Arahkan pemaparan ke penutupan. Ringkaskan butir-butir yang kuat dari perusahaan dan tim anda. Mintakan umpan balik dari pendengar.
5. Nasehat untuk pemaparan
Kerjakan PR (pekerjaan rumah).
Menguasai bahan yang dipaparkan.
Interaktif.
Buat hubungan mental yang hidup dengan pikiran pendengar.
Penekanan pada hal yang relevan
Jadilah orang dinamis, tetapi tetap diri anda sendiri.
Gunakan PowerPoint dengan hati-hati.
Berpakaian yang pantas.
Hindari makanan dan minuman yang membuat pembicaraan menjadi sulit buat anda.
Praktek, praktek, praktek.
Sekian artikel tentang kewirausahaan yang berjudul Teknik Pemaparan Rencana Usaha Kepada Calon Pemodal Bisnis. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
Daftar Pustaka
Pertemuan pertama dengan penanam modal biasanya satu jam. Penanam modal akan meminta pemaparan kepada wirausahaan selama 15 – 20 menit. Waktu selebihnya akan digunakan untuk mengajukan pertanyaan.
Bila penanam modal tertarik, dia akan meminta pertemuan kedua, yang biasanya akan dihadiri oleh mitra-mitranya. Pemaparan dalam tahap kedua lebih lama dan menyeluruh.
Wirausahawan harus mempersiapkan bahan pemasaran dalam bentuk pelongsor (slide). Bila waktu pemaparan diberikan satu jam. Wirausahawan harus memaparkan maksimum 20 menit dan 40 menit tanya jawab.
Pemaparan harus dalam bahasa yang mudah dimengerti semua orang dan hindarkan pemakaian istilah teknis yang rumit. Penekanan yang penting adalah tentang usaha yang dijalankan terutama aspek pasarnya.
4. 12 pelongsor (slide) paling penting yang perlu dipersiapkan
1.Pelongsor judul
Memperkenalkan pemaparan dengan nama perusahaan, nama pendiri, dan lambang perusahaan jika ada.
2. Masalah.
Secara ringkas nyatakan masalah yang perlu diselesaikan dan kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi.
3. Penyelesaian masalah
Jelaskan bagaimana perusahaan anda akan menyelesaikan masalah tersebut atau bagaimana memuaskan kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi.
4. Kesempatan / peluang dan sasaran pasar
Tekankan sasaran pasar yang spesifik. Bicarakan tentang usaha dan kecenderungan lingkungan yang memberikan anda momentum sasaran pasar.
5. Teknologi.
Pelongsor ini pilihan, tetapi biasanya dimasukkan dalam pemaparan. Bicarakan tentang teknologi anda atau aspek yang tidak biasa dari barang atau jasa yang akan anda tawarkan. Jangan berbicara berlebihan tentang masalah teknis. Penjelasan harus mudah dimengerti.
6. Persaingan.
Jelaskan keunggulan bersaing perusahaan di dalam pasar dan bagaimana perusahaan anda akan bersaing dengan perusahaan yang sudah mapan di pasar.
7. Pemasaran dan penjualan.
Jelaskan keseluruhan strategi pemasaran. Bicarakan tentang proses penjualan. Jika anda telah mengadakan survei keinginan beli terhadap konsumen atau telah melaksanakan penelitian primer tentang bagaimana orang berpendapat terhadap produk anda, laporkan hasilnya disini.
8. Tim manajemen
Jelaskan tim manajemen saat ini. Terangkan bagaimana tim bekerja sama dan bagaimana latar belakang dan keahlian mereka adalah kunci untuk keberhasilan perusahaan anda.
Jika anda memiliki dewan penasehat atau dewan direksi, sebutkan secara ringkas individu kunci yang terlibat.
Jika ada jabatan yang kosong dalam tim, jelaskan bagaimana dan kapan jabatan itu akan diisi.
9. Proyeksi keuangan.
Diskusikan secara ringkas tentang keuangan. Penekanan adalah kapan perusahaan akan mencapai laba. Berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk mencapai titik itu, dan kapan arus kas akan mencapai titik impas.
Gunakan pelongsor tambahan jika diperlukan untuk menunjukkan secara pantas informasi anda, tetapi jangan berlebihan.
10. Status saat ini
Jelaskan status perusahaan anda saat ini dalam konteks tonggak-tonggak bersejarah yang telah anda capai hingga saat ini. Jangan mengecilkan nilai pencapaian anda.
11. Pembiayaan yang dicari
Beberkan secara spesifik berapa banyak pembiayaan yang anda cari dan bagaimana anda akan membelanjakannya.
12. Ringkasan
Arahkan pemaparan ke penutupan. Ringkaskan butir-butir yang kuat dari perusahaan dan tim anda. Mintakan umpan balik dari pendengar.
5. Nasehat untuk pemaparan
Kerjakan PR (pekerjaan rumah).
- Tujuan pemaparan, kepada siapa dipaparkan. Jika anda mengetahui kepada siapa dipaparkan anda akan dapat mengadaptasikan komentar anda dengan kebutuhan dan kepedulian mereka.
Menguasai bahan yang dipaparkan.
- Semakin dikuasai bahan paparan semakin kuat rasa percaya diri.
Interaktif.
- Pendengar akan terbawa pada ketidaktertarikan ketika tidak terlibat dalam pembicaraan.
Buat hubungan mental yang hidup dengan pikiran pendengar.
- Buat cerita, lawakan, perumpamaan, sehinnga pendengar tidak mudah lupa.
Penekanan pada hal yang relevan
- Pendengar adalah orang sibuk, kemukakan hanya informasi yang mereka anggap penting dan berharga untuk waktu yang mereka gunakan.
Jadilah orang dinamis, tetapi tetap diri anda sendiri.
- Sampaikan dengan bersemangat bahwa anda sangat bergairah untuk proyek tersebut, tetapi jangan dibuat-buat karena kalau dibuat-buat akan ketahuan dan pemaparan dianggap tidak jujur.
Gunakan PowerPoint dengan hati-hati.
- Pelongsor (slide) yang penuh dengan tulisan, sama dampaknya dengan pil tidur. Tambah gambar, grafik tapi jangan berlebihan sehingga mengalihkan perhatian dari topik utama. Hindari membaca dari pelongsor paparan.
Berpakaian yang pantas.
- Walaupun pendengar berpakaian santai, lebih baik dan aman berpakaian resmi kantoran.
Hindari makanan dan minuman yang membuat pembicaraan menjadi sulit buat anda.
- Misalnya makanan yang membuat suara parau, atau minuman seperti kopi yang membuat jantung berdebar kencang, dsb.
Praktek, praktek, praktek.
- Semakin banyak paparan yang anda berikan, semakin anda percaya diri ketika menyampaikannya. Dan satu cara untuk mengalahkan ketakutan adalah dengan memulai berbicara di depan banyak orang. Dengan mengenali ketidaknayamanan ketika berbicara di depan orang banyak, anda kan dapat mengatasinya ketika berbicara di podium.
Sekian artikel tentang kewirausahaan yang berjudul Teknik Pemaparan Rencana Usaha Kepada Calon Pemodal Bisnis. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
Daftar Pustaka
- Barringer, B.R., dan Ireland, R.D., 2012, Entrepreneurship: Succesfully Launching New Ventures, 4th ed., Pearson, Boston.
- Bygrave, W. dan Zacharakis, A., 2011, Entrepreneurship, 2nd ed., Wiley, New York.
- Hollensen, S., 2010, Global Marketing: a decision-oriented approach, 5th ed., Essex, Pearson.
- Mellor, R., dkk., 2009, Entrepreneurship for Everyone : A Student Textbook, Sage, London.