Pengertian Krisis, Manajemen Krisis, dan Faktor Penyebab Krisis
Pengertian Krisis, Manajemen Krisis, dan Faktor Penyebab Krisis - Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis, yang berarti “keputusan”. Ketika krisis terjadi, perusahaan harus memutuskan apa yang harus dilakukan. Bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan, ke bawah atau ke atas, bertarung atau melarikan diri
Dalam bahasa China, krisis diucapkan dengan wei-ji dan mempunyai dua arti yaitu “bahaya” dan “peluang” . two side in the same coin.
Dalam kamus Webster, krisis didefinisikan sebagai “suatu titik balik untuk menuju keadaan lebih baik atau lebih buruk”. Jadi dari suatu situasi ini, perusahaan dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk. Contoh perusahaan yang menjadi lebih baik setelah krisis adalah Johnson & Johnson yang berhasil mengatasi kasus racun sianida dalam Tylenol, salah satu produk obat sakit kepala unggulannya sehingga reputasi perusahaannya justru terangkat.
Steven Fink dalam “Crisis Management Planning for the Invetable” mendefinisikan krisis sebagai berikut:
Shrivastava & Mitroff mendefinisikan krisis perusahaan sebagai “peristiwa yang mengancam tujuan terpenting untuk bertahan dan mendapatkan keuntungan”. Krisis, menurut mereka diasosiasikan dengan kerusakan yang berskala luas terhadap kehidupan manusia, lingkungan alam dan institusi sosial dan politik.
Pauchant & Mitroff mengatakan bahwa krisis merupakan “sebuah gangguan yang secara fisik memberikan dampak pada suatu sistem sebagai suatu kesatuan serta mengancam asumsi dasarnya, kesadaran subjektif akan dirinya serta pusat keberadaannya”. Menurut mereka, krisis biasanya memiliki tiga dampak, yaitu ancaman terhadap legitimasi organisasi, adanya perlawanan terhadap misi organisasi serta terganggunya cara orang melihat dan menilai organisasi.
C.G. Linke melihat krisis sebagai ketidaknormalan dari konsekuensi negatif yang meng-ganggu operasi sehari-hari sebuah organisasi. Menurutnya, sebuah krisis akan berakibat pada adanya kematian, menurunnya kualitas kehidupan dan menurunnya reputasi perusahaan.
Bagi Laurence Barton, sebuah krisis adalah peristiwa besar yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap baik perusahaan maupun publik. Peristiwa ini mungkin secara cukup berarti merusak organisasi, karyawan, produk dan jasa yang dihasilkan organisasi, kondisi keuangan dan reputasi perusahaan.
Michael Regester & Judy Larkin mendefinisikan krisis sebagai sebagai sebuah peristiwa yang menyebabkan perusahaan menjadi subjek perhatian luas (cenderung tidak menyenangkan) dari media nasional dan internasional serta kelompok-kelompok seperti pelanggan, pemegang saham, karyawan & keluarga mereka, para politisi, serikat perdagangan serta kelompok-kelompok penekan yang, dengan suatu alasan atau lebih, memiliki kepentingan yang dibenarkan terhadap kegiatan-kegiatan organisasi.
Apakah sebuah krisis akan menjadikan organisasi menjadi lebih baik atau lebih buruk sangat tergantung pada bagaimana pihak manajemen mempersepsi dan kemudian merespon situasi tersebut atau sangat tergantung pada pandangan, sikap dan tindakan yang diambil terhadap krisis tersebut. Sebuah krisis mungkin dapat ditangani dengan segera dengan melibatkan sedikit orang, tetapi krisis lain mungkin harus ditangani dengan mengerahkan sebagian besar sumber daya yang dimiliki organisasi
Krisis tidak pandang bulu dan bisa menimpa siapa saja. Seperti kata Barton: “Krisis menyerang korporasi, organisasi non profit, badan-badan pemerintahan, servis, perusahaan hingga keluarga”. Setiap organisasi sangat punya peluang untuk mengalami krisis.
Pinsdorf menambahkan bahwa “tidak ada satu perusahaan pun yang kebal terhadap krisis, tetapi dengan riset, perencanaan dan pelatihan yang penuh kewaspadaan, biasanya krisis dapat dikelola dan dikurangi dampaknya.”
Jadi, krisis adalah suatu keadaan yang tidak stabil dimana bahaya dan peluang bisa datang dengan peristiwa besar (ancaman) yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap baik perusahaan maupun publik yang menyebabkan perusahaan menjadi subjek perhatian luas (cenderung tidak menyenangkan) dari media nasional dan internasional.
Institute of Crisis Management mendefinisikan krisis sebagai berikut.
Jika dipandang dari kacamata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal berikut:
Tabel berikut adalah ciri-ciri perusahaan yang berada dalam krisis:
Sumber : Rhenald Kasali, Change. Gramedia, 2005, hal 89.
Manajemen Krisis
Manajemen krisis dapat dimanfaatkan di semua bidang tetapi umumnya digunakan dalam hubungan internasiona, politik, bisnis, dan manajemen. Banyak perusahaan kini sudah memiliki manual crisis plan atau petunjuk menghadapi krisis. Hal ini penting untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya krisis, seperti kebakaran, bencana alam ancaman bom, kekerasan, dan kemungkinan jatuhnya korban akibat kesalahan produk.
Teori manajemen krisis umumnya didasarkan atas bagaimana menghadapi krisis (crisis bergaining and negotiating), membuat keputusan disaat krisis (crisis decition making), dna memantau perkembangan krisis (crisis dynamics). Dalam situasi krisis, usahakan tetap tenang dan pertimbangkan dengan matang keputusan yang akan diambil karena akan menjadi taruhan reputasi Public Relations.
Tiga jenis krisis yang terdapat dalam bisnis adalah sebagai berikut.
Krisis global yang terjadi di Amerika merupakan salah satu krisis keuangan yang terburuk di milenium baru ini. Dana yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi perekonomian Amerika sebesar USD 700miliar atau setara dengan Rp.6.500 triliun ( dibandingkan dengan krisis keuangan Indonesia tahun 1998-1999 yang memakan biaya sekitar Rp.650 triliun ). Bantuan dana talangan ini diputuskan melalui perdebatan panjang selama dua pekan, melibatkan para anggota kongres dan kantor kepresidenan.
Faktor Penyebab Krisis
Krisis tidak bisa dideskripsi datangnya. Jalan terbaik untuk menghadapinya adalah membuat perencanaan. If you want peace, prepare for war. Berikut dijelaskan sembilan jenis krisis berdasarkan penyebabnya :
1. Krisis karena bencana alam
Banyak negara telah merasakan dampak dari bencana alam. Amerika pernah diserang badai Katrina, Australia dilanda kebakaran hutan hebat, dan indonesia digulung Tsunami di Aceh dan digoyang gempa di Jogjakarta.
Selain menelan korban jiwa, bencana meluluhlantahkan seluruh sendi-sendi kehidupan. Selain menelan korban jiwa, rumah dan gedung perkantoran hancur, jalan rusak, listrik mati, air bersih langka, dan merebaknya penyakit. Ambruknya perekonomian adalah multiplier effect dari bencana alam. Cost recovery untuk daerah yang terkena krisis yang sangat besar.
2. Krisis karena kecelakaan industri
Banyak perusahaan berada dalam krisis karena masalah ini, sebut saja semburan lumpur Lapindo yang mnegakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, kebocoran ga disebuah hypermarket yang mengakibatkan beberapa orang pingsan, dan yang paling mutakhir adalah meledaknya depo pertamina Plumpang.
3. Krisis karena produk yang kurang sempurna
4. Krisis karena persepsi publik
Krisis karena persepsi publik biasanya disebabkan karena perusahaan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat atau yang bertentangan dengan keinginan dan kepentingan publik.
5. Krisis karena hubungan kerja yang buruk
6. Krisis karena kesalahan strategi bisnis
7. Krisis karena terkait masalah kriminal
Contoh krisis ini, antara lain terorisme, pembajakan, kekerasan, perjudian, pemalsuan, dan pencurian. Krisis ini membutuhkan respon yang tepat karena menjadi ‘magnet media’.
8. Krisis karena pergantian manajemen
9. Krisis karena persaingan bisnis
Sekian artikel tentang Pengertian Krisis, Manajemen Krisis, dan Faktor Penyebab Krisis. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
Dalam bahasa China, krisis diucapkan dengan wei-ji dan mempunyai dua arti yaitu “bahaya” dan “peluang” . two side in the same coin.
Dalam kamus Webster, krisis didefinisikan sebagai “suatu titik balik untuk menuju keadaan lebih baik atau lebih buruk”. Jadi dari suatu situasi ini, perusahaan dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk. Contoh perusahaan yang menjadi lebih baik setelah krisis adalah Johnson & Johnson yang berhasil mengatasi kasus racun sianida dalam Tylenol, salah satu produk obat sakit kepala unggulannya sehingga reputasi perusahaannya justru terangkat.
Steven Fink dalam “Crisis Management Planning for the Invetable” mendefinisikan krisis sebagai berikut:
A crisis is unstable time or state of affairs in which a decisive change is impending-either one with the distinct possibility of a highly desirable and extremely positive outcome, or one with the distinct possibility of a highly undesirable outcome. It is usually a 50-50 proportion but you can improve the odds.
Krisis adalah waktu yang tidak stabil atau keadaan di mana perubahan yang menentukan adalah yang akan datang-salah satu dengan kemungkinan yang berbeda dari hasil yang sangat diinginkan dan sangat positif, atau satu dengan kemungkinan yang berbeda dari hasil yang sangat tidak diinginkan. Biasanya 50 berbanding 50 tetapi Anda dapat meningkatkan peluangKrisis pada dasarnya adalah sebuah situasi yang tak terduga, artinya organisasi umumnya tidak dapat menduga bahwa akan muncul situasi yang dapat mengancam keberadaannya. Sebagai ancaman, ia harus ditangani secara cepat agar organisasi dapat berjalan normal kembali. Untuk itu, Holsti melihat krisis sebagai “situasi yang dikarakterisasikan oleh kejutan, ancaman besar terhadap nilai-nilai penting, serta waktu memutuskan yang sangat singkat”. Krisis membawa keterkejutan dan sekaligus mengancam nilai-nilai penting organisasi serta hanya ada waktu yang singkat untuk mengambil keputusan.
Shrivastava & Mitroff mendefinisikan krisis perusahaan sebagai “peristiwa yang mengancam tujuan terpenting untuk bertahan dan mendapatkan keuntungan”. Krisis, menurut mereka diasosiasikan dengan kerusakan yang berskala luas terhadap kehidupan manusia, lingkungan alam dan institusi sosial dan politik.
Pauchant & Mitroff mengatakan bahwa krisis merupakan “sebuah gangguan yang secara fisik memberikan dampak pada suatu sistem sebagai suatu kesatuan serta mengancam asumsi dasarnya, kesadaran subjektif akan dirinya serta pusat keberadaannya”. Menurut mereka, krisis biasanya memiliki tiga dampak, yaitu ancaman terhadap legitimasi organisasi, adanya perlawanan terhadap misi organisasi serta terganggunya cara orang melihat dan menilai organisasi.
C.G. Linke melihat krisis sebagai ketidaknormalan dari konsekuensi negatif yang meng-ganggu operasi sehari-hari sebuah organisasi. Menurutnya, sebuah krisis akan berakibat pada adanya kematian, menurunnya kualitas kehidupan dan menurunnya reputasi perusahaan.
Bagi Laurence Barton, sebuah krisis adalah peristiwa besar yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap baik perusahaan maupun publik. Peristiwa ini mungkin secara cukup berarti merusak organisasi, karyawan, produk dan jasa yang dihasilkan organisasi, kondisi keuangan dan reputasi perusahaan.
Michael Regester & Judy Larkin mendefinisikan krisis sebagai sebagai sebuah peristiwa yang menyebabkan perusahaan menjadi subjek perhatian luas (cenderung tidak menyenangkan) dari media nasional dan internasional serta kelompok-kelompok seperti pelanggan, pemegang saham, karyawan & keluarga mereka, para politisi, serikat perdagangan serta kelompok-kelompok penekan yang, dengan suatu alasan atau lebih, memiliki kepentingan yang dibenarkan terhadap kegiatan-kegiatan organisasi.
image source: getfoundquick.com |
baca juga: Pengertian Reputasi dalam Public Relations dan Organisasi
Apakah sebuah krisis akan menjadikan organisasi menjadi lebih baik atau lebih buruk sangat tergantung pada bagaimana pihak manajemen mempersepsi dan kemudian merespon situasi tersebut atau sangat tergantung pada pandangan, sikap dan tindakan yang diambil terhadap krisis tersebut. Sebuah krisis mungkin dapat ditangani dengan segera dengan melibatkan sedikit orang, tetapi krisis lain mungkin harus ditangani dengan mengerahkan sebagian besar sumber daya yang dimiliki organisasi
Krisis tidak pandang bulu dan bisa menimpa siapa saja. Seperti kata Barton: “Krisis menyerang korporasi, organisasi non profit, badan-badan pemerintahan, servis, perusahaan hingga keluarga”. Setiap organisasi sangat punya peluang untuk mengalami krisis.
Pinsdorf menambahkan bahwa “tidak ada satu perusahaan pun yang kebal terhadap krisis, tetapi dengan riset, perencanaan dan pelatihan yang penuh kewaspadaan, biasanya krisis dapat dikelola dan dikurangi dampaknya.”
Jadi, krisis adalah suatu keadaan yang tidak stabil dimana bahaya dan peluang bisa datang dengan peristiwa besar (ancaman) yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap baik perusahaan maupun publik yang menyebabkan perusahaan menjadi subjek perhatian luas (cenderung tidak menyenangkan) dari media nasional dan internasional.
Institute of Crisis Management mendefinisikan krisis sebagai berikut.
Krisis juga dianggap sebagai “turning point in history line” yaitu suatu titik balik dalam kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, kearah negatif maupun positif, tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok masyarakat, atau suatu bangsa.
Jika dipandang dari kacamata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal berikut:
- Intensitas permasalahan akan bertambah
- Masalah akan menjadi sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari mulut ke mulut.
- Masalah akan mengganggu kelancaran bisnis sehari-hari
- Masalah mengganggu nama baik perusahaan
- Masalah dapat merusak sistem kerja dan mengguncang perusahaan secara keseluruhan
- Masalah yang dihadapi selain membuat perusahaan menjadi panik, tidak jarang juga membuat masyarakat menjadi panik
- Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.
Tabel berikut adalah ciri-ciri perusahaan yang berada dalam krisis:
Keadaan Fisik | Tidak terurus, lampu redup, toilet kotor, seragam petugas lama tak berganti, mobil tua, pabrik bekerja dibawah titik optimal. |
SDM | Malas, datang dan pulang seenaknya, pemimpin jarang hadir, banyak terlihat tidak bekerja dan kongko-kongko. Tenaga yang bagus-bagus sudah keluar. |
Produk Andalan | Hampir tidak ada. Hanya menyelesaikan yang sudah ada saja. Banyak retur dan defect. |
Konflik | Hampir setiap hari terdengar, Perasaan resah dimana-mana. |
Energi | Hampir tidak ada. |
Demo Karyawan | Tinggi, rasa takut terkena PHK. |
Proses Hukum | Meningkat dan datang dari mana-mana. |
Bagian Keuangan | Hidup dalam suasana stres. Dikejar tagihan-tagihan yang tak terbayar dan oleh debt collector. |
Manajemen Krisis
Manajemen krisis dapat dimanfaatkan di semua bidang tetapi umumnya digunakan dalam hubungan internasiona, politik, bisnis, dan manajemen. Banyak perusahaan kini sudah memiliki manual crisis plan atau petunjuk menghadapi krisis. Hal ini penting untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya krisis, seperti kebakaran, bencana alam ancaman bom, kekerasan, dan kemungkinan jatuhnya korban akibat kesalahan produk.
Teori manajemen krisis umumnya didasarkan atas bagaimana menghadapi krisis (crisis bergaining and negotiating), membuat keputusan disaat krisis (crisis decition making), dna memantau perkembangan krisis (crisis dynamics). Dalam situasi krisis, usahakan tetap tenang dan pertimbangkan dengan matang keputusan yang akan diambil karena akan menjadi taruhan reputasi Public Relations.
Tiga jenis krisis yang terdapat dalam bisnis adalah sebagai berikut.
- Krisis keuangan adalah krisis yang terjadi karena perusahaan mempunyai masalah cash flow atau likuiditas jangka pendek dan kemungkinan pailit di masa datang. Krisis keuangan yang terjadi di amerika sepanjang 208 membuat banyak perusahaan bangkrut. Sebut saja Lehman Brothers, AIG, Fanni Mae, Freddy Mac, dan lain-lain.
Tanggal | Kejadian |
16 Maret | Bank investasi Bear Searn dijual murah hanya pada harga US$ 236juta kepada JP Morgan Chase. Kesepakatan itu diotaki oleh Federal Reserve. |
7 September | Departemen Keuangan AS mengambil alih raksasa pembiayaan perumahaan AS, Freddie Mac dan Fannie Mae, sekaligus menjamin utang setiap institusi itu masing-masing hingga US$ 100 Miliar. |
15 September | 1. Bank investasi Lehman Brothers mendaftarkan proteksi kebangkrutan, setelah pemerintah AS menolak untuk mem-bail out. 2. Bank investasi lain , Merril Lynch akhirnya mencapai kesepakatan dengan Bank of America dalam sebuah rencana akuisisi bernilai US$ 50 miliar. 3. Lembaga pemeringkat menurunkan peringkat utang American International G roup ( AIG). Perusahaan asuransi terbesar dunia itu harga sahamya anjlok hingga 60,8%, melanjutkan penurunan yang sudah terjadi sebelumnya. 4. Federal Reverse menyuntikkan US$ 70 miliar ke pasar. 5. Indeks Dow Jones anjlok hingga 4,42% Indeks FTSE London merosot 3.92%, CAC Paris anjlok 3,78%, dan DAX Frankfurt anjlok 2,74%. |
19 September | 1. Pemerintahan AS menyelamatkan AIG dengan menyuntikkan US$ 85 Miliar, dengan imbalan 79,9% saham perusahaan asuransi itu. 2. Federal Reverse kembali menyuntikkan US$ 50 Miliar ke pasar. |
17 September | Saham-saham kembali berjatuhan akibat ketidakpastian ekonomi. Indeks Dow Jones kembali anjlok 4,06%. Bapepam AS melarang aksi short selling di sejumlah saham sektor finansial. |
18 September | 1. Federal reserve dan bank-bank sentral dari berbagai dunia menyuntikkan US$ 300 Miliar ke pasar kredit. Saham-saham kembali melonjak berkat kabar meluasnya bail out oleh pemerintah AS, indeks Dow Jones meloncat 3,86% 2. Setekah penutupan pasar, Menkeu AS Henry Paulson meminta persetujuan dari kongres untuk membeli aset-aset bermasalah yang berhubungan dengan mortgage dari pada lembaga institusi. |
19 September | Pemerintah AS mengumumkan rencana penyelamatan krisis finansial senila US$ 700Miliar. The Fed menyuntikkan lagi US$ 20 Miliar ke pasar kredit. Saham-saham menguat dengan Indeks Dow Jones naik hingga 3,35%. |
Krisis global yang terjadi di Amerika merupakan salah satu krisis keuangan yang terburuk di milenium baru ini. Dana yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi perekonomian Amerika sebesar USD 700miliar atau setara dengan Rp.6.500 triliun ( dibandingkan dengan krisis keuangan Indonesia tahun 1998-1999 yang memakan biaya sekitar Rp.650 triliun ). Bantuan dana talangan ini diputuskan melalui perdebatan panjang selama dua pekan, melibatkan para anggota kongres dan kantor kepresidenan.
- Krisis Public Relations sering disebut juga sebagai krisis komunikasi, terjadi karena pemberitaan negatif yang kemudian berimbas buruk pada bisnis perusahaan, pemberitaan media atau isu yang beredar bisa jadi benar atau mungkin saja tidak, tetapi berpotensi mempengaruhi citra seseorang atau perusahaan. Salah satu tugas PR adalah mengklarifikasi pemberitaan di media yang tdak seimbang atau yang memojokkan
- Krisis strategi (Strategic crisis) adalah perubahan dalam lingkungan bisnis yang menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan menjadi terganggu. Perusahaan sebaiknya selalu memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akanmembuat perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis. Mereka harus tahu skenario terburuk yang akan terjadi dan mempunyai contingency plan dalam menghadapinya.
Faktor Penyebab Krisis
Krisis tidak bisa dideskripsi datangnya. Jalan terbaik untuk menghadapinya adalah membuat perencanaan. If you want peace, prepare for war. Berikut dijelaskan sembilan jenis krisis berdasarkan penyebabnya :
1. Krisis karena bencana alam
Banyak negara telah merasakan dampak dari bencana alam. Amerika pernah diserang badai Katrina, Australia dilanda kebakaran hutan hebat, dan indonesia digulung Tsunami di Aceh dan digoyang gempa di Jogjakarta.
Selain menelan korban jiwa, bencana meluluhlantahkan seluruh sendi-sendi kehidupan. Selain menelan korban jiwa, rumah dan gedung perkantoran hancur, jalan rusak, listrik mati, air bersih langka, dan merebaknya penyakit. Ambruknya perekonomian adalah multiplier effect dari bencana alam. Cost recovery untuk daerah yang terkena krisis yang sangat besar.
Banyak perusahaan berada dalam krisis karena masalah ini, sebut saja semburan lumpur Lapindo yang mnegakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, kebocoran ga disebuah hypermarket yang mengakibatkan beberapa orang pingsan, dan yang paling mutakhir adalah meledaknya depo pertamina Plumpang.
4. Krisis karena persepsi publik
Krisis karena persepsi publik biasanya disebabkan karena perusahaan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat atau yang bertentangan dengan keinginan dan kepentingan publik.
5. Krisis karena hubungan kerja yang buruk
6. Krisis karena kesalahan strategi bisnis
7. Krisis karena terkait masalah kriminal
Contoh krisis ini, antara lain terorisme, pembajakan, kekerasan, perjudian, pemalsuan, dan pencurian. Krisis ini membutuhkan respon yang tepat karena menjadi ‘magnet media’.
8. Krisis karena pergantian manajemen
9. Krisis karena persaingan bisnis
Sekian artikel tentang Pengertian Krisis, Manajemen Krisis, dan Faktor Penyebab Krisis. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
- Sandra M Oliver, Handbook of Corporate Communication and Public Relations: Pure and Applied, Routledge, 2004.
- Joep Cornelissen, Corporate Communications: Theory and practice, Sage, 2005.
- Dennis L. Wilcox, Glen T. Cameron, Public Relations Strategies and Tactics, edisi ke Sembilan, Pearson International Edition, 2009.
- Andre Hardjana, Audit Komunikasi, PT Granada Media, Jakarta, 2001.
- Alison Theaker, The Public Relations Handbook, Routledge, 2001
- Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations.