Pengertian Investasi dan Contoh Sumber Pendanaan & Investasi
Pengertian Investasi dan Contoh Sumber Pendanaan & Investasi - Pendanaan dan pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam produksi barang dan jasa di masa datang. Lingkup aktivitas-aktivitas ini meliputi pengambilan keputusan untuk menentukan :
1. PENDANAAN MODAL
baca juga: Pengertian dan Jenis Sistem Informasi Keuangan Menurut Ahli
2. PENDANAAN DENGAN MODAL PINJAMAN
Perusahaan secara periodik menetapkan sejumlah uang, plus bunga yang dihasilkan, sehingga terakumulasi sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menebus obligasi pada saat jatuh tempo. Dana yang terakumulasi tersebut disebut dana pelunasan (singking funds).
Jika penerbitan obligasi 10 tahunan senilai $100.000, dalam satuan $1.000, memberikan tingkat bunga nominal setengah tahunan sebesar 10% dan harus ditebus dengan menggunakan singking fund yang memberikan bunga setengah tahunan sebesar 8%, maka biaya setengah tahunan penebusan obligasi akan sebesar :
Diketahui : F = $100.000 i= 8%/2 = 4% per periode N = 2x10 =20 periode
Ditanya : A = F (A/F,i%,N)
A = $100.000 (A/F,4%,20) = %100.000 (0,0336) = $3.358
Bunga setengah tahunan obligasi yang harus dibayar :
Bunga = $100.000 x 0,10/2 = $5.000
Biaya setengah tahunan total = $3.358 + $5.000 = $8.358
Biaya tahunan = $8.358 x 2 = $16.716
Total biaya bunga dan penebusan seluruh obligasi selama 20 periode (10 tahun) adalah $8.358 x 20 = $167.160
3. PENDANAAN DENGAN MODAL EKUITAS
Pemilik saham biasa dalam sebuah perusahaan berhak untuk menerima dividen yang diumumkan oleh perusahaan, seperti halnya harga saham pada waktu saham itu dijual. Jika kita anggap nilai dividen tunai setelah pajak yang diterima selama tahun k sama dengan Divk, nilai saham biasa saat ini dalam model penilaian dividen dapat didekati oleh PW dari penerimaan kas masa datang selama periode kepemilikan N-tahun :
Dimana ea = tingkat pengembalian per tahun (%) yang diinginkan oleh pemegang saham biasa (jumlah ini merupakan biaya ekuitas setelah pajak bagi perusahaan).
P0 = nilai saham biasa saat ini.
PN = harga jual saham biasa pada akhir tahun N
Model penilaian dividen menggabungkan dua asumsi konservatif, yaitu bahwa dividen konstan selama masa hidup perusahaan yang tak terbatas dan bahwa P0 = PN. Dalam kasus ini, harga saham biasa saat ini sama dengan PW dari rangkaian penerimaan dividen tak terbatas yang jumlahnya tetap konstan :
Dengan demikian, jika harga jual saham biasa saat ini diketahui dan dividen tahunan untuk tahun lalu juga diketahui, maka tingkat pengembalian ekuitas (saham biasa) secara konservatif diestimasi sebesar,
Jika harga saham masa datang diasumsikan meningkat sebesar g (dinyatakan dalam satuan desimal) setiap tahun, biaya ekuitas dapat diperkirakan dengan ,
Andaikan bahwa selembar saham biasa berharga $100 dan memberikan dividen $8 yang dibayar tahunan. Peningkatan harga diharapkan 4% per tahun. Jika seorang investor bersedia membeli saham ini berdasarkan asumsi bahwa dividen tetap konstan dan harga meningkat 4% per tahun, tingkat pengembalian yang diharapkan akan sekitar $8/$100+0,04 = 0,12 atau 12% per tahun. Saham kedua yang kurang beresiko sedang dipertimbangkan untuk dijual seharga $100 dan memberikan dividen $10 per tahun, dengan g=0. Dalam kasus ini e1 = 10%. Jika investor bersifat indiferent terhadap kedua saham tadi, tambahan pengembalian 2% diperlukan untuk mengkompensasi tambahan risiko pada investasi pertama.
Contoh :
Perusahaan CMX berharap memperoleh pengembalian neto setelah pajak sebesar $1.600 per tahun dari asetnya saat itu. Perusahaan ini memproduksi produk yang stabil dan telah menjalankan bisnis ini selama 75 tahun. Selanjutnya, perusahaan 100% dibiayai oleh ekuitas dari 200.000 lembar saham biasa dan memiliki dividen tahunan 50% dari pendapatan setelah pajak. Sisa pendapatan 50% ditahan sebagai cadangan kas, penggantian peralatan dan lain-lain.
Jawaban :
4. LEASING SEBAGAI SUMBER MODAL
Bagi perusahaan, sewa yang dibayarkan untuk penyewaan aset pada umumnya dapat dikurangkan (deductible) sebagai beban/biaya perusahaan. Agar pembayaran leasing dapat dideduksi sebagai sewa, kontrak sewa harus berupa perjanjian sewa murni (true lease), bukan perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales agreement). Pada sewa murni, perusahaan yang menggunakan properti (penyewa) tidak memperoleh kepemilikan terhadap atau berhak pada aset yang disewa tersebut. Sedangkan kontrak penjualan bersyarat akan mengalihkan andil kepemilikan atau hak kepada si penyewa dari aset yang sedang disewa.
Leasing dapat menghemat biaya pemeliharaan, namun dapat juga tidak. Penghematan akan tergantung pada situasi aktual yang harus diteliti secara hati-hati dalam setiap kasus. Tidak ada kesangsian bahwa leasing biasanya menyederhanakan masalah pemeliharaan, yang bisa jadi merupakan faktor penting. Selain itu, beberapa biaya tak langsung, yang sering sekali sulit untuk ditentukan, biasanya dikaitkan dengan kepemilikan.
Analisis-analisis ini memberi kesimpulan bahwa manfaat leasing yang sebenarnya terletak pada kemungkinan perusahaan untuk memperoleh peralatan modern yang sangat dipengaruhi oleh cepatnya perubahan teknologi. Leasing juga memberikan pencegahan yang efektif terhadap timbulnya keusangan dan inflasi.
Contoh :
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah kompleks perkantoran dengan biaya $100.000 pada sebidang tanah seharga $20.000. Diperkirakan tanah tersebut dapat dijual seharga pembeliannya pada akhir tahun kelima puluh. Diperkirakan pula bahwa gedung yang telah dibangun, meskipun secara penuh disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama 50 tahun, akan memiliki nilai sisa $20.000. Biaya pemeliharaan tahunan, pajak property, asuransi dan biaya-biaya lainnya diperkirakan $5.250. Di samping membangun sendiri, terdapat alternatif untuk menyewa gedung selama 50 tahun dengan biaya $16.500 per tahun. Perusahaan biasanya memperoleh pengembalian modal 20% sebelum pajak, sedangkan tarif pajak penghasilan 40%, sehingga pengembalian modal setelah pajak menjadi 12%. Apa yang harus dilakukan perusahaan?
Jawaban :
a Keuntungan modal dari bangunan
Menggunakan metode IRR :
IRR dari tambahan modal yang diperlukan untuk membeli bangunan adalah i% dimana,
-$120.000+(-$2.350+$9.900)(P/A,i%,50)+$32.000(P/F,i%,50)=0
Dari hasil perhitungan diperoleh i sebesar 6%. Karena 6%<12%, maka lebih baik jika perusahaan menyewa bangunan.
Contoh :
Sebuah truk forklift dapat dibeli seharga $30.000 atau disewa $9.200 per tahun yang dibayar pada setiap awal bulan. Kontrak sewa menyebutkan bahwa biaya pemeliharaan dibebankan kepada pemberi sewa (lessor). Baik truk disewa atau dibeli, periode analisis yang digunakan adalah 6 tahun. Jika dibeli, biaya pemeliharaan tahunan diperkirakan $1.000 berdasarkan daya beli tahun nol, dan meningkat 5% per tahun selama periode analisis. MV truk diharapkan dapat diabaikan setelah enam tahun penggunaan normal. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode MACRS (GDS) periode pemulihan lima tahun (deduksi terjadi selama enam tahun). Tarif pajak penghasilan efektif 40% dan MARR setelah pajak, yang menyertakan penyisihan inflasi harga umum adalah 15%. Gunakan metode AW dan tentukan apakah truk forklift tersebut harus dibeli atau disewa. Perusahaan ini menghasilkan laba dari seluruh aktivitas bisnisnya.
Jawaban :
a MACRS diberikan dalam table MACRS
b AW pada MARR=15% adalah -$6.439
AW=-$30.000(A/P,15%,6)+[$1.770(P/F,15%,1)+$3.179(P/F,15%,2) +$1.609(P/F,15%,3)+$653(P/F,15%,4)+$617(P/F,15%,5)-113(P/F,15%,6)] (A/P,15%,6)
= -$6.439
c AW pada MARR=15% adalah –$6.348
AW = -$5.520(A/P,15%,6)-$5.520(P/F,15%,5)(A/P,15%,6)
= -$6.348
Alternatif membeli memerlukan lebih banyak biaya dibandingkan dengan alternatif menyewa (-$6.439<-$6.348) dan kemungkinannya tidak akan dipilih.
Jika modal tidak tersedia, perusahaan akan memilih untuk menyewa truk forklift tersebut karena perbedaan dalam nilai ekuitas tahunannya (annual equivalent worth) relatif kecil. Selanjutnya, jika estimasi biaya pemeliharaan dan inflasi harga umum diyakini tidak tepat, perusahaan cenderung untuk memilih menyewa aset tersebut sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi masa datang yang tidak pasti.
lk = Lk (1-t)
Dengan lk = biaya sewa setelah pajak selama tahun k
Lk = biaya sewa sebelum pajak selama tahun k
t = tarif pajak penghasilan efektif
PW biaya sewa setelah pajak selama kehidupannya N tahun :
Harus diperhatikan bahwa biaya pemeliharaan tahunan tidak dimasukkan ke dalam persamaan karena biaya tersebut diasumsikan ditanggung oleh pemberi sewa dan dimasukkan ke dalam biaya sewa tahunan Lk. Selanjutnya diasumsikan pula arus kas terjadi di akhir tahun.
Dengan I = investasi modal
MV = nilai pasar yang diharapkan pada akhir tahun N
i = tingkat bunga per tahun
N = masa hidup peralatan dalam tahun
t = tarif pajak penghasilan efektif
dk = penyusutan selama tahun k
Harus dicatat bahwa nilai pasar dan penyusutan dalam persamaan adalah negatif karena keduanya mengurangi biaya.
5. ALOKASI MODAL
6. ALOKASI MODAL DI ANTARA BERBAGAI PROYEK INDEPENDEN
Jika risiko proyek kira-kira sama, maka dilakukan penghitungan PW setiap peluang investasi. Kemudian ditentukan kombinasi berbagai proyek yang memaksimumkan PW dengan tetap memperhatikan berbagai kendala dalam penyediaan modal.
Contoh :
Perhatikan kelima proyek independent di bawah ini dan tentukan alokasi modal terbaik di antara proyek tersebut jika modal yang tersedia untuk diinvestasikan maksimum $300.000.
Jawaban :
Setelah mengeliminasi kombinasi-kombinasi yang melebihi plafon dana $300.000, pilihan proyek yang tepat jatuh pada kombinasi ABD dengan PW maksimum $95.000. Jika jumlah proyek yang sedang dipertimbangkan sangat banyak, proses mengurutkan kombinasi proyek yang memiliki risiko hampir sama akan lebih baik dilakukan dengan menggunakan komputer.
7. FORMULASI PROGRAM LINIER PADA MASALAH PENGALOKASIAN MODAL
Program linier merupakan teknik yang sangat berguna untuk memecahkan masalah alokasi modal ketika perusahaan tidak dapat mengimplementasikan semua proyek yang mungkin dapat meningkatkan PWnya.
Fungsi tujuan (objective Function) masalah alokasi modal :
Dimana B*j = PW neto peluang investasi j selama periode perencanaan yang sedang dipertimbangkan
Xj= bagian dari peluang j yang dilaksanakan selama periode perencanaan (catatan: Xj akan bernilai 0 atau 1; nilai Xj merupakan variabel keputusan)
m = jumlah kombinasi alternatif yang bersifat mutually exclusive yang sedang dipertimbangkan.
Dalam menghitung PW neto masing-masing kombinasi yang bersifat mutually exclusive, MARR harus ditentukan.
cij = pengeluaran tunai (misalnya investasi modal awal atau anggaran operasi tahunan) yang diperlukan peluang j pada periode waktu k..
Ck = pengeluaran tunai maksimum yang diperbolehkan pada periode k.
Terdapat dua jenis batasan/kendala (constraint) dalam masalah penganggaran modal, yaitu :
Contoh :
Lima investasi modal proyek sedang dipertimbangkan untuk periode anggaran mendatang (yaitu persyaratan modal tahun nol). Kesaling keterkaitan serta arus kas kelima proyek diberikan berikut ini.
Proyek B1 dan B2 bersifat mutually exclusive. Proyek C1 dan C2 bersifat mutually exclusive dan tergantung pada penerimaan B2. Terakhir, proyek D tergantung dari penerimaan C1. Dengan menggunakan metode PW dan MARR=10% per tahun, tentukan kombinasi (portofolio) proyek mana yang paling baik jika jumlah modal hanya $48.000.
Jawaban :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan : 13,4XB1 + 8,0XB2 – 1,3XC1 – 0,9XC2 + 9,0 XD
Dibatasi oleh 50XB1 + 30XB2 +14XC1 + 15XC2 +10XD ≤ 48 (kendala dana investasi)
XB1 + XB2 ≤ 1 ( B1 dan B2 bersifat mutually exclusive)
XC1 + XC2 ≤ XB2 (C1 dan C2 tergantung pada B2)
XD ≤ XC1 (D tergantung pada C1)
X = 0 atau 1 (proyek tidak dapat dibagi-bagi)
Contoh :
Mari kita perhatikan sebuah masalah alokasi modal tiga periode yang memiliki estimasi arus kas seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini. MARR perusahaan 12% sedangkan dana investasi yang tersedia $1.200.000. Selain itu, dana operasi untuk mendukung alternatif yang terpilih hanyalah $400.000 dalam tahun pertama. Dengan keterbatasan dana ini serta sifat kesalingketerkaitan di antara peluang yang tersedia, kita harus memformulasikan situasi ini ke dalam bentuk program linier integer.
Jawaban :
a Nilai dalam tanda kurung adalah biaya operasi tahunan (yang telah dikurangkan dalam penentuan arus kas neto)
b Sebagai contoh, PW neto untuk A1 = -$225.000+$150.000(P/A,12%,3)=+$135.300
Fungsi tujuan :
Maksimumkan PW neto = 135,3XA1 + 146XA2 + 119,3XA3 + 164,1XB1 + 151,9XB2 + 8,2XC1 – 13,1XC2 + 2,3 XC3
Kendala/batasan anggaran :
Kendala dana investasi :
225XA1 +290XA2 +370XA3 +600XB1 +1200XB2 +160XC1 +200XC2 +225XC3 ≤ 1.200
Kendala biaya operasi tahun pertama :
60XA1 + 180XA2 + 290XA3 + 100XB1 + 250XB2 + 80XC1 + 65XC2 + 100XC3 ≤ 4.00
Saling keterkaitan diantara peluang investasi menimbulkan batasan :
XA1 + XA2 + XA3 ≤ 1 A1, A2, A3 mutually exclusive
XB1 £ 1 B1, B2 tidak saling tergantung
XB2 £ 1
XC1 + XC2 + XC3 £ XA1 + XA2 memperhitungkan ketidak-bebasan
C1,C2,C3 pada A1 atau A2
X = 0,1 untuk j = A1, A2, A3, B1, B2, C1, C2, C3
8. KAJI ULANG TERHADAP KEBIJAKAN DAN PROSEDUR ALOKASI MODAL PERUSAHAAN
Setelah usulan proyek diklasifikasikan, penting untuk merangking proyek-proyek tersebut ke dalam sebuah portofolio menurut berbagai kriteria seleksi. Profitabilitas modal yang diinvestasikan serta strategi dan tujuan perusahaan jangka panjang yang terkait di dalamnya biasanya dirangking sebagai dua kriteria paling atas. Dua metode yang seringkali digunakan untuk mengukur manfaat ekonomi dalam tahap perencanaan sebuah proyek adalah metode periode pengembalian (payback period) dan metode IRR. Proyek-proyek yang memiliki periode pengembalian yang lama dan atau/IRR yang rendah akan dihilangkan dari pertimbangan berikutnya, kecuali terdapat situasi yang memperingan sehingga proyek-proyek tersebut tetap berada dalam portofolio (misalnya proyek-proyek yang harus didanani untuk menjamin pemenuhan persyaratan hukum).
Sebuah proyek mungkin saja dibagi ke dalam dua tahap proses penganggaran modal. Pertama adalah tahap perencanaan dan pemilihan, dan tahap kedua adalah tahap implementasi. Meskipun produktivitas modal penting, namun ada dua alasan utama mengapa sebuah usulan proyek yang dinilai akan memberikan keuntungan tetap ditolak pada kedua tahap tersebut. Alasan pertama adalah karena proyek tersebut tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Alasan kedua adalah karena tidak tersedia modal untuk mendanai proyek tersebut.
Beberapa perusahaan menggunakan biaya perolehan modal sebagai MARR untuk perencanaan pengeluaran modal, namun sebagian lainnya menggunakan biaya perolehan modal ini sebagai titik awal dalam mengembangkan MARR setiap divisi. Hal terakhir ini lebih banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berskala menengah, meskipun sebagian besar perusahaan cenderung menggunakan one companywide rate. Revisi/perbaikan biaya modal perusahaan selalu dilakukan setiap tahun.
Tiga jenis pendelegasian tanggung-jawab manajemen terhadap persetujuan proyek adalah sbb.:
Pada saat sebuah proyek akan diusulkan dan selanjutnya dipertimbangkan pendanaannya, kebiasaan yang dilakukan adalah mengembangkan estimasi arus kas. Informasi mengenai arus kas ini akan memberikan indikasi mengenai ukuran proyek, profitabilitas, serta keseluruhan dampaknya terhadap perusahaan. Estimasi arus kas juga berperan penting dalam pengembangan peramalan arus kas jangka panjang perusahaan.
Tujuan utama penilaian post audit adalah (1) untuk menentukan apakah tujuan proyek telah dicapai, (2) untuk menemukan derajat kesesuaian/kecocokan dengan rencana serta memastikan dimana timbul perbedaanya, (3) untuk mendorong estimasi yang lebih hati-hati dalam proposal awal, dan (4) untuk mempelajari dari hasil, untuk mengindentifikasi masalah dan untuk menghasilkan estimasi yang lebih baik di masa datang. Penilaian post-audit bervariasi dari tiga bulan sampai dua tahun sejak proyek dimulai, namun normalnya dilakukan setelah satu tahun proyek beroperasi.
Sekian artikel tentang Pengertian Investasi dan Contoh Sumber Pendanaan & Investasi. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
- Berapa besar jumlah uang yang diperoleh dan dari sumber apa.
- Bagaimana sebuah alternatif modal proyek (dan kombinasi berbagai alternatif) diidentifikasi dan dievaluasi.
- Bagaimana syarat penerimaan minimum terhadap sebuah alternatif proyek ditentukan.
- Bagaimana pemilihan akhir sebuah proyek dibuat.
- Bagaimana tinjauan postmortem (penelitian seksama setelah proyek berjalan) dilakukan.
- Perbedaan antara sumber dana pinjaman dan ekuitas
- Jenis organisasi bisnis
- Kepemilikan Individu (individual ownership). ® Seseorang menggunakan modalnya untuk mendirikan sebuah usaha dan menjadi pemilik tunggal usaha tersebut. Pemilik individu yang mengendalikan perusahaan, berhak untuk memperoleh manfaat serta keuntungan, namun dia pun menanggung setiap kerugian yang akan terjadi. Modal ekuitas yang diperlukan untuk melakukan perluasan usaha pada umumnya harus berasal dari keuntungan perusahaan setelah pajak. Sulit bagi perusahaan untuk memperoleh modal pinjaman, khususnya modal berjumlah besar dan periode waktu yang lama, karena adanya ketidakpastian hidup perusahaan.
- Persekutuan (partnership). ® menggabungkan sumber dana dari dua atau lebih pihak yang bergabung menjadi sekutu.
- Persekutuan diikat oleh beberapa persyaratan hukum
- Pembubaran persekutuan hanya dapat terjadi pada waktu kapanpun jika telah disetujui melalui persetujuan semua partner, tanpa diperlukan campur tangan pihak luar.
- Dengan berkumpulnya dua orang atau lebih dengan bakat berbeda,maka masing-masing orang dapat menangani tanggung jawab yang paling baik dapat ditanganinya.
- Jumlah modal yang dapat dikumpulkan sangat terbatas.
- Hidup perusahaan ditentukan oleh hidup masing-masing sekutu., jika salah seorang sekutu/mitra meninggal, persekutuan secara otomatis berakhir.
- Terdapat kemungkinan timbulnya ketidaksamaan pendapat yang serius diantara para sekutu.
- Setiap anggota sekutu bertanggung jawab secara pribadi terhadap semua utang persekutuan.
- Perseroan Terbatas (Corporation). Adalah sebuah badan buatan, yang diakui hukum, dapat menjalankan hampir semua jenis transaksi bisnis yang dapat dilakukan manusia sebenarnya. Modal perseroan terbatas diperoleh dari penjualan saham. Pembeli saham adalah bagian dari pemilik, disebut pemegang saham, perusahaan beserta seluruh asetnya. Para pemegang saham tidak dipaksa untuk menanggung kerugian di luar nilai saham yang mereka miliki. Terdapat beberapa jenis saham diantaranya : saham biasa (ordinary stock), yang menggambarkan kepemilikan biasa tanpa jaminan khusus dari pengembalian investasi. Kedua, saham preferen (preferred stock) yang memiliki keistimewaan dan pembatasan tertentu yang tidak dimiliki saham biasa.
![]() |
image source: howsouthafrica.com |
2. PENDANAAN DENGAN MODAL PINJAMAN
- Obligasi Jangka Panjang
- Penebusan Obligasi
Gambaran tahapan | Komentar |
1. Peminjam menjual sebuah obligasi kepada pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman memperoleh sertifikat obligasi. | Obligasi diterbitkan dalam denominasi genap (nilai nominalnya) seperti satuan $1.000, $10.000, dst, namun jumlah yang dibayar oleh pemberi pinjaman ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar. Transaksi biasanya dilakukan melalui seorang pialang. |
2. Pembayaran bunga obligasi periodik dibuat. | Jumlah pembayaran bunga setiap obligasi dihitung sebagai nilai nominal (face value) dikalikan dengan tingkat bunga obligasi. |
3. Peminjam menebus obligasi dengan membayar pokoknya dan memperoleh sertifikat obligasi kembali. | Lazimnya dilakukan pada akhir masa obligasi yang telah ditetapkan, jumlah yang dibayar kembali biasanya nilai nominalnya. |
Perusahaan secara periodik menetapkan sejumlah uang, plus bunga yang dihasilkan, sehingga terakumulasi sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menebus obligasi pada saat jatuh tempo. Dana yang terakumulasi tersebut disebut dana pelunasan (singking funds).
Jika penerbitan obligasi 10 tahunan senilai $100.000, dalam satuan $1.000, memberikan tingkat bunga nominal setengah tahunan sebesar 10% dan harus ditebus dengan menggunakan singking fund yang memberikan bunga setengah tahunan sebesar 8%, maka biaya setengah tahunan penebusan obligasi akan sebesar :
Diketahui : F = $100.000 i= 8%/2 = 4% per periode N = 2x10 =20 periode
Ditanya : A = F (A/F,i%,N)
A = $100.000 (A/F,4%,20) = %100.000 (0,0336) = $3.358
Bunga setengah tahunan obligasi yang harus dibayar :
Bunga = $100.000 x 0,10/2 = $5.000
Biaya setengah tahunan total = $3.358 + $5.000 = $8.358
Biaya tahunan = $8.358 x 2 = $16.716
Total biaya bunga dan penebusan seluruh obligasi selama 20 periode (10 tahun) adalah $8.358 x 20 = $167.160
3. PENDANAAN DENGAN MODAL EKUITAS
- Saham biasa
Pemilik saham biasa dalam sebuah perusahaan berhak untuk menerima dividen yang diumumkan oleh perusahaan, seperti halnya harga saham pada waktu saham itu dijual. Jika kita anggap nilai dividen tunai setelah pajak yang diterima selama tahun k sama dengan Divk, nilai saham biasa saat ini dalam model penilaian dividen dapat didekati oleh PW dari penerimaan kas masa datang selama periode kepemilikan N-tahun :
Dimana ea = tingkat pengembalian per tahun (%) yang diinginkan oleh pemegang saham biasa (jumlah ini merupakan biaya ekuitas setelah pajak bagi perusahaan).
P0 = nilai saham biasa saat ini.
PN = harga jual saham biasa pada akhir tahun N
Model penilaian dividen menggabungkan dua asumsi konservatif, yaitu bahwa dividen konstan selama masa hidup perusahaan yang tak terbatas dan bahwa P0 = PN. Dalam kasus ini, harga saham biasa saat ini sama dengan PW dari rangkaian penerimaan dividen tak terbatas yang jumlahnya tetap konstan :
Dengan demikian, jika harga jual saham biasa saat ini diketahui dan dividen tahunan untuk tahun lalu juga diketahui, maka tingkat pengembalian ekuitas (saham biasa) secara konservatif diestimasi sebesar,
Jika harga saham masa datang diasumsikan meningkat sebesar g (dinyatakan dalam satuan desimal) setiap tahun, biaya ekuitas dapat diperkirakan dengan ,
Andaikan bahwa selembar saham biasa berharga $100 dan memberikan dividen $8 yang dibayar tahunan. Peningkatan harga diharapkan 4% per tahun. Jika seorang investor bersedia membeli saham ini berdasarkan asumsi bahwa dividen tetap konstan dan harga meningkat 4% per tahun, tingkat pengembalian yang diharapkan akan sekitar $8/$100+0,04 = 0,12 atau 12% per tahun. Saham kedua yang kurang beresiko sedang dipertimbangkan untuk dijual seharga $100 dan memberikan dividen $10 per tahun, dengan g=0. Dalam kasus ini e1 = 10%. Jika investor bersifat indiferent terhadap kedua saham tadi, tambahan pengembalian 2% diperlukan untuk mengkompensasi tambahan risiko pada investasi pertama.
Contoh :
Perusahaan CMX berharap memperoleh pengembalian neto setelah pajak sebesar $1.600 per tahun dari asetnya saat itu. Perusahaan ini memproduksi produk yang stabil dan telah menjalankan bisnis ini selama 75 tahun. Selanjutnya, perusahaan 100% dibiayai oleh ekuitas dari 200.000 lembar saham biasa dan memiliki dividen tahunan 50% dari pendapatan setelah pajak. Sisa pendapatan 50% ditahan sebagai cadangan kas, penggantian peralatan dan lain-lain.
- jika investor memerlukan 15% tingkat pengembalian dari investasinya, berapa yang bersedia mereka bayar untuk saham perusahaan CMX jika divideen tetapkonstan?
- Seorang investor yang optimis ingin memiliki 1.000 saham perusahaan CMX dan percaya bahwa pendapatan neto perusahaan akan meningkat 5% per tahun di masa datang. Berapakah tingkat pengembalian dari saham CMX yang diharapkan oleh investor ini?
- Harga jual saham CMX saat ini seharusnya sebesar
- Pengembalian terhadap ekuitas diperkirakan akan sebesar
- Saham Preferen
- Laba ditahan
- Dana penyusutan
4. LEASING SEBAGAI SUMBER MODAL
Bagi perusahaan, sewa yang dibayarkan untuk penyewaan aset pada umumnya dapat dikurangkan (deductible) sebagai beban/biaya perusahaan. Agar pembayaran leasing dapat dideduksi sebagai sewa, kontrak sewa harus berupa perjanjian sewa murni (true lease), bukan perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales agreement). Pada sewa murni, perusahaan yang menggunakan properti (penyewa) tidak memperoleh kepemilikan terhadap atau berhak pada aset yang disewa tersebut. Sedangkan kontrak penjualan bersyarat akan mengalihkan andil kepemilikan atau hak kepada si penyewa dari aset yang sedang disewa.
Leasing dapat menghemat biaya pemeliharaan, namun dapat juga tidak. Penghematan akan tergantung pada situasi aktual yang harus diteliti secara hati-hati dalam setiap kasus. Tidak ada kesangsian bahwa leasing biasanya menyederhanakan masalah pemeliharaan, yang bisa jadi merupakan faktor penting. Selain itu, beberapa biaya tak langsung, yang sering sekali sulit untuk ditentukan, biasanya dikaitkan dengan kepemilikan.
Analisis-analisis ini memberi kesimpulan bahwa manfaat leasing yang sebenarnya terletak pada kemungkinan perusahaan untuk memperoleh peralatan modern yang sangat dipengaruhi oleh cepatnya perubahan teknologi. Leasing juga memberikan pencegahan yang efektif terhadap timbulnya keusangan dan inflasi.
Contoh :
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah kompleks perkantoran dengan biaya $100.000 pada sebidang tanah seharga $20.000. Diperkirakan tanah tersebut dapat dijual seharga pembeliannya pada akhir tahun kelima puluh. Diperkirakan pula bahwa gedung yang telah dibangun, meskipun secara penuh disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama 50 tahun, akan memiliki nilai sisa $20.000. Biaya pemeliharaan tahunan, pajak property, asuransi dan biaya-biaya lainnya diperkirakan $5.250. Di samping membangun sendiri, terdapat alternatif untuk menyewa gedung selama 50 tahun dengan biaya $16.500 per tahun. Perusahaan biasanya memperoleh pengembalian modal 20% sebelum pajak, sedangkan tarif pajak penghasilan 40%, sehingga pengembalian modal setelah pajak menjadi 12%. Apa yang harus dilakukan perusahaan?
Jawaban :
tahun |
(A) BTCF |
(B) Penyusutan |
(C ) =(A)-(B) Pendapatan kena pajak |
(D) =-(C )x40% Arus kas untuk pajak penghasilan |
(E) =(A)+(D) ATCF |
Bangun gedung | |||||
0 | -$120.000 | -$120.000 | |||
1-50 | - 5.250 | $2.000 =(1/50)100.000 |
-$7.250 | +$2.900 | - 2.350 |
50 | +40.000 =20.000+20.000 |
+20.000a | -8.000 | +32.000 | |
Sewa gedung | |||||
1-50 | -16.500 | -16.500 | +6.600 | -9.900 |
Menggunakan metode IRR :
IRR dari tambahan modal yang diperlukan untuk membeli bangunan adalah i% dimana,
-$120.000+(-$2.350+$9.900)(P/A,i%,50)+$32.000(P/F,i%,50)=0
Dari hasil perhitungan diperoleh i sebesar 6%. Karena 6%<12%, maka lebih baik jika perusahaan menyewa bangunan.
Contoh :
Sebuah truk forklift dapat dibeli seharga $30.000 atau disewa $9.200 per tahun yang dibayar pada setiap awal bulan. Kontrak sewa menyebutkan bahwa biaya pemeliharaan dibebankan kepada pemberi sewa (lessor). Baik truk disewa atau dibeli, periode analisis yang digunakan adalah 6 tahun. Jika dibeli, biaya pemeliharaan tahunan diperkirakan $1.000 berdasarkan daya beli tahun nol, dan meningkat 5% per tahun selama periode analisis. MV truk diharapkan dapat diabaikan setelah enam tahun penggunaan normal. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode MACRS (GDS) periode pemulihan lima tahun (deduksi terjadi selama enam tahun). Tarif pajak penghasilan efektif 40% dan MARR setelah pajak, yang menyertakan penyisihan inflasi harga umum adalah 15%. Gunakan metode AW dan tentukan apakah truk forklift tersebut harus dibeli atau disewa. Perusahaan ini menghasilkan laba dari seluruh aktivitas bisnisnya.
Jawaban :
tahun | (A) BTCF |
(B) Penyusutana |
(C ) =(A)-(B) Pendapatan kena pajak |
(D ) -(C )x40% Arus kas untuk pajak penghasilan |
(E) =(A)+(D) ATCF |
Membeli truk (analisis A$)b | |||||
0 | -$30.000 | -$30.000 | |||
1 | -1.050=1000x5% | $6.000=30.000x0,2 | -$7.050 | $2.820 | 1.770 |
2 | -1.102=1050x5% | 9.600=30.000x0,32 | -10.702 | 4.281 | 3.179 |
3 | -1.158=1102x5% | 5.760=30.000x0,192 | -6.918 | 2.767 | 1.609 |
4 | -1.216=1158x5% | 3.456=30.000x0,1152 | -4.672 | 1.869 | 653 |
5 | -1.276=1216x5% | 3.456=30.000x0,1152 | -4.732 | 1.893 | 617 |
6 | -1.340=1.276x5% | 1.728=30.000x0,0576 | -3.058 | 1.227 | -113 |
Menyewa truk (analisis A$)c | |||||
0 | -$9.200 | -$9.200 | $3.680 | -$5.520 | |
1-5 | -9.200 | -9.200 | 3.680 | -5.520 | |
6 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
a MACRS diberikan dalam table MACRS
b AW pada MARR=15% adalah -$6.439
AW=-$30.000(A/P,15%,6)+[$1.770(P/F,15%,1)+$3.179(P/F,15%,2) +$1.609(P/F,15%,3)+$653(P/F,15%,4)+$617(P/F,15%,5)-113(P/F,15%,6)] (A/P,15%,6)
= -$6.439
c AW pada MARR=15% adalah –$6.348
AW = -$5.520(A/P,15%,6)-$5.520(P/F,15%,5)(A/P,15%,6)
= -$6.348
Alternatif membeli memerlukan lebih banyak biaya dibandingkan dengan alternatif menyewa (-$6.439<-$6.348) dan kemungkinannya tidak akan dipilih.
Jika modal tidak tersedia, perusahaan akan memilih untuk menyewa truk forklift tersebut karena perbedaan dalam nilai ekuitas tahunannya (annual equivalent worth) relatif kecil. Selanjutnya, jika estimasi biaya pemeliharaan dan inflasi harga umum diyakini tidak tepat, perusahaan cenderung untuk memilih menyewa aset tersebut sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi masa datang yang tidak pasti.
- Biaya alternatif melakukan leasing
lk = Lk (1-t)
Dengan lk = biaya sewa setelah pajak selama tahun k
Lk = biaya sewa sebelum pajak selama tahun k
t = tarif pajak penghasilan efektif
PW biaya sewa setelah pajak selama kehidupannya N tahun :
Harus diperhatikan bahwa biaya pemeliharaan tahunan tidak dimasukkan ke dalam persamaan karena biaya tersebut diasumsikan ditanggung oleh pemberi sewa dan dimasukkan ke dalam biaya sewa tahunan Lk. Selanjutnya diasumsikan pula arus kas terjadi di akhir tahun.
- Biaya alternatif pembelian
Dengan I = investasi modal
MV = nilai pasar yang diharapkan pada akhir tahun N
i = tingkat bunga per tahun
N = masa hidup peralatan dalam tahun
O&Mk = biaya operasi dan pemeliharaan selama tahun k
t = tarif pajak penghasilan efektif
dk = penyusutan selama tahun k
Harus dicatat bahwa nilai pasar dan penyusutan dalam persamaan adalah negatif karena keduanya mengurangi biaya.
5. ALOKASI MODAL
6. ALOKASI MODAL DI ANTARA BERBAGAI PROYEK INDEPENDEN
Jika risiko proyek kira-kira sama, maka dilakukan penghitungan PW setiap peluang investasi. Kemudian ditentukan kombinasi berbagai proyek yang memaksimumkan PW dengan tetap memperhatikan berbagai kendala dalam penyediaan modal.
Contoh :
Perhatikan kelima proyek independent di bawah ini dan tentukan alokasi modal terbaik di antara proyek tersebut jika modal yang tersedia untuk diinvestasikan maksimum $300.000.
Proyek | Pengeluaran modal awal | PW |
A | -$100.000 | $25.000 |
B | -125.000 | 30.000 |
C | -150.000 | 35.000 |
D | -75.000 | 40.000 |
Jawaban :
Kombinasi | Total PW (x103) | Total pengeluaran Modal (x103) |
AB | 25+30=$55 | 100+125=$225 |
AC | 25+35=60 | 100+150=250 |
AD | 25+40=65 | 100+75=175 |
BC | 30+35=65 | 125+150=275 |
BD | 30+40=70 | 125+75=200 |
CD | 35+40=75 | 150+75=225 |
ABC | 25+30+35=90 | 100+125+150=375 |
ACD | 25+35+40=100 | 100+150+75=325 |
BCD | 30+35+40=105 | 125+150+75=350 |
ABD | 25+30+40=95 | 100+125+75=300 * terbaik |
ABCD | 25+30+35+40=130 | 100+125+150+75=450 |
Setelah mengeliminasi kombinasi-kombinasi yang melebihi plafon dana $300.000, pilihan proyek yang tepat jatuh pada kombinasi ABD dengan PW maksimum $95.000. Jika jumlah proyek yang sedang dipertimbangkan sangat banyak, proses mengurutkan kombinasi proyek yang memiliki risiko hampir sama akan lebih baik dilakukan dengan menggunakan komputer.
7. FORMULASI PROGRAM LINIER PADA MASALAH PENGALOKASIAN MODAL
Program linier merupakan teknik yang sangat berguna untuk memecahkan masalah alokasi modal ketika perusahaan tidak dapat mengimplementasikan semua proyek yang mungkin dapat meningkatkan PWnya.
Fungsi tujuan (objective Function) masalah alokasi modal :
Dimana B*j = PW neto peluang investasi j selama periode perencanaan yang sedang dipertimbangkan
Xj= bagian dari peluang j yang dilaksanakan selama periode perencanaan (catatan: Xj akan bernilai 0 atau 1; nilai Xj merupakan variabel keputusan)
m = jumlah kombinasi alternatif yang bersifat mutually exclusive yang sedang dipertimbangkan.
Dalam menghitung PW neto masing-masing kombinasi yang bersifat mutually exclusive, MARR harus ditentukan.
cij = pengeluaran tunai (misalnya investasi modal awal atau anggaran operasi tahunan) yang diperlukan peluang j pada periode waktu k..
Ck = pengeluaran tunai maksimum yang diperbolehkan pada periode k.
Terdapat dua jenis batasan/kendala (constraint) dalam masalah penganggaran modal, yaitu :
- Kendala pengeluaran modal pada periode k dari perencanaan :
- Saling keterkaitan antara peluang investasi. Contoh :
- Jika proyek p, q, dan r bersifat mutually exclusive, maka Xp + Xq + Xr ≤ 1
- Jika proyek r dapat diambil hanya jika proyek s telah terpilih, maka Xr ≤ Xs atau Xr – Xs ≤ 0
- Jika proyek u dan v bersifat mutually exclusive dan proyek r tergantung pada penerimaan proyek u dan v, maka Xu + Xv ≤ 1 dan Xr ≤ Xu + Xv
Contoh :
Lima investasi modal proyek sedang dipertimbangkan untuk periode anggaran mendatang (yaitu persyaratan modal tahun nol). Kesaling keterkaitan serta arus kas kelima proyek diberikan berikut ini.
Proyek | Arus kas ($000) akhir tahun k | PW pada MARR=10% | ||||
0 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
B1 | -50 | 20 | 20 | 20 | 20 | 13,4 |
B2 | -30 | 12 | 12 | 12 | 12 | 8,0 |
C1 | -14 | 4 | 4 | 4 | 4 | -1,3 |
C2 | -15 | 5 | 5 | 5 | 5 | 0,9 |
D | -10 | 6 | 6 | 6 | 6 | 9,0 |
Proyek B1 dan B2 bersifat mutually exclusive. Proyek C1 dan C2 bersifat mutually exclusive dan tergantung pada penerimaan B2. Terakhir, proyek D tergantung dari penerimaan C1. Dengan menggunakan metode PW dan MARR=10% per tahun, tentukan kombinasi (portofolio) proyek mana yang paling baik jika jumlah modal hanya $48.000.
Jawaban :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan : 13,4XB1 + 8,0XB2 – 1,3XC1 – 0,9XC2 + 9,0 XD
Dibatasi oleh 50XB1 + 30XB2 +14XC1 + 15XC2 +10XD ≤ 48 (kendala dana investasi)
XB1 + XB2 ≤ 1 ( B1 dan B2 bersifat mutually exclusive)
XC1 + XC2 ≤ XB2 (C1 dan C2 tergantung pada B2)
XD ≤ XC1 (D tergantung pada C1)
X = 0 atau 1 (proyek tidak dapat dibagi-bagi)
Contoh :
Mari kita perhatikan sebuah masalah alokasi modal tiga periode yang memiliki estimasi arus kas seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini. MARR perusahaan 12% sedangkan dana investasi yang tersedia $1.200.000. Selain itu, dana operasi untuk mendukung alternatif yang terpilih hanyalah $400.000 dalam tahun pertama. Dengan keterbatasan dana ini serta sifat kesalingketerkaitan di antara peluang yang tersedia, kita harus memformulasikan situasi ini ke dalam bentuk program linier integer.
Jawaban :
Peluang investasi | Arus kas neto ($000), akhir tahuna | PW neto ($000) pada 12%b | ||||
0 | 1 | 2 | 3 | |||
A1 |
Mutually exclusive |
-225 |
150 (60) |
150 (70) |
150 (70) |
+135,3 |
A2 |
-290 |
200 (180) |
180 (80) |
160 (80) |
+146,0 |
|
A3 |
-370 |
210 (290) |
200 (170) |
200 (170) |
+119,3 |
|
B1 |
independen |
-600 |
100 (100) |
400 (200) |
500 (300) |
+164,1 |
B2 |
-1.200 |
500 (250) |
600 (400) |
600 (400) |
+151,9 |
|
C1 |
Mutually exclusive dan tergantung pada penerimaan A1 dan A2 |
-160 |
70 (80) |
70 (50) |
70 (50) |
+8,2 |
C2 |
200 |
90 (65) |
80 (65) |
60 (65) |
-13,1 | |
C3 |
-225 |
90 (100) |
95 (60) |
100 (70) |
+2,3 |
a Nilai dalam tanda kurung adalah biaya operasi tahunan (yang telah dikurangkan dalam penentuan arus kas neto)
b Sebagai contoh, PW neto untuk A1 = -$225.000+$150.000(P/A,12%,3)=+$135.300
Fungsi tujuan :
Maksimumkan PW neto = 135,3XA1 + 146XA2 + 119,3XA3 + 164,1XB1 + 151,9XB2 + 8,2XC1 – 13,1XC2 + 2,3 XC3
Kendala/batasan anggaran :
Kendala dana investasi :
225XA1 +290XA2 +370XA3 +600XB1 +1200XB2 +160XC1 +200XC2 +225XC3 ≤ 1.200
Kendala biaya operasi tahun pertama :
60XA1 + 180XA2 + 290XA3 + 100XB1 + 250XB2 + 80XC1 + 65XC2 + 100XC3 ≤ 4.00
Saling keterkaitan diantara peluang investasi menimbulkan batasan :
XA1 + XA2 + XA3 ≤ 1 A1, A2, A3 mutually exclusive
XB1 £ 1 B1, B2 tidak saling tergantung
XB2 £ 1
XC1 + XC2 + XC3 £ XA1 + XA2 memperhitungkan ketidak-bebasan
C1,C2,C3 pada A1 atau A2
X = 0,1 untuk j = A1, A2, A3, B1, B2, C1, C2, C3
8. KAJI ULANG TERHADAP KEBIJAKAN DAN PROSEDUR ALOKASI MODAL PERUSAHAAN
- Perencanaan dan penyaringan
Setelah usulan proyek diklasifikasikan, penting untuk merangking proyek-proyek tersebut ke dalam sebuah portofolio menurut berbagai kriteria seleksi. Profitabilitas modal yang diinvestasikan serta strategi dan tujuan perusahaan jangka panjang yang terkait di dalamnya biasanya dirangking sebagai dua kriteria paling atas. Dua metode yang seringkali digunakan untuk mengukur manfaat ekonomi dalam tahap perencanaan sebuah proyek adalah metode periode pengembalian (payback period) dan metode IRR. Proyek-proyek yang memiliki periode pengembalian yang lama dan atau/IRR yang rendah akan dihilangkan dari pertimbangan berikutnya, kecuali terdapat situasi yang memperingan sehingga proyek-proyek tersebut tetap berada dalam portofolio (misalnya proyek-proyek yang harus didanani untuk menjamin pemenuhan persyaratan hukum).
- Anggaran pengeluaran modal tahunan
Sebuah proyek mungkin saja dibagi ke dalam dua tahap proses penganggaran modal. Pertama adalah tahap perencanaan dan pemilihan, dan tahap kedua adalah tahap implementasi. Meskipun produktivitas modal penting, namun ada dua alasan utama mengapa sebuah usulan proyek yang dinilai akan memberikan keuntungan tetap ditolak pada kedua tahap tersebut. Alasan pertama adalah karena proyek tersebut tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Alasan kedua adalah karena tidak tersedia modal untuk mendanai proyek tersebut.
- Biaya modal perusahaan
Beberapa perusahaan menggunakan biaya perolehan modal sebagai MARR untuk perencanaan pengeluaran modal, namun sebagian lainnya menggunakan biaya perolehan modal ini sebagai titik awal dalam mengembangkan MARR setiap divisi. Hal terakhir ini lebih banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berskala menengah, meskipun sebagian besar perusahaan cenderung menggunakan one companywide rate. Revisi/perbaikan biaya modal perusahaan selalu dilakukan setiap tahun.
- Kebijakan pengeluaran modal dan prosedur penilaian
Tiga jenis pendelegasian tanggung-jawab manajemen terhadap persetujuan proyek adalah sbb.:
- Apabila proyek yang diusulkan dapat diterima secara ekonomi menurut analisis divisi operasi, maka diberikan otonomi kepada divisi untuk melakukan persetujuan sepanjang dapat dilakukan kontrol terhadap jumlah dana yang diinvestasikan oleh masing-masing divisi dan sepanjang analisis yang dilakukan divisi dianggap dapat diandalkan.
- Apabila proyek merupakan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kantor pusat, misalnya penggantian rutin, divisi diberi wewenang untuk mengelola dana di dalam batas pengendalian yang tepat.
- Apabila sebuah proyek memerlukan jumlah dana yang melebihi ketentuan, permintaan tambahan dana disampaikan kepada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. Permintaan tambahan dana ini sering disertai oleh pembatasan anggaran berkaitan dengan investasi total maksimum yang akan diambil sebuah divisi pada sebuah periode anggaran.
Pada saat sebuah proyek akan diusulkan dan selanjutnya dipertimbangkan pendanaannya, kebiasaan yang dilakukan adalah mengembangkan estimasi arus kas. Informasi mengenai arus kas ini akan memberikan indikasi mengenai ukuran proyek, profitabilitas, serta keseluruhan dampaknya terhadap perusahaan. Estimasi arus kas juga berperan penting dalam pengembangan peramalan arus kas jangka panjang perusahaan.
- Implementasi proyek dan kajian postaudit
Tujuan utama penilaian post audit adalah (1) untuk menentukan apakah tujuan proyek telah dicapai, (2) untuk menemukan derajat kesesuaian/kecocokan dengan rencana serta memastikan dimana timbul perbedaanya, (3) untuk mendorong estimasi yang lebih hati-hati dalam proposal awal, dan (4) untuk mempelajari dari hasil, untuk mengindentifikasi masalah dan untuk menghasilkan estimasi yang lebih baik di masa datang. Penilaian post-audit bervariasi dari tiga bulan sampai dua tahun sejak proyek dimulai, namun normalnya dilakukan setelah satu tahun proyek beroperasi.
- Komunikasi
Daftar Pustaka
- Griffin, Ricky W and Ebert, Ronald J, 2006. Business, 8th edition, Pearson Education Inc, New Jersey
- Madura, Jeff. 2007. Introduction to Business. 4th South-Western College Publishing, USA
- Robbins, S. And Coulter, M. 2002. Management. 7th Prentice Hall, Inc. Upper Sadle River, New Jersey
- Griffin, Ricky W. 2005. Fundamental of Management. 4th Houghton Mifflin Company
- Daft, Richard. 2003. Manajemen. Eisi ke-5 Jilid 1 dan 2. Erlanggan, Jakarta
- Hanafi, Mamduh M. 2003. Manajemen. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta