Pengertian Sampling dan Contoh Kesalahan Pengambilan Sampel
Pengertian Sampling dan Contoh Kesalahan Pengambilan Sampel - Sampling merupakan sebagian dari anggota populasi yang dipilih atau diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.
Ide dasar dari pengambilan sampel (guna) :
Dengan mengobservasi beberapa elemen (unsur,anggota) dari suatu populasi diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna mengenai karakteristik populasi.
Mengapa perlu sampel ?
Kapan digunakan ?
Besar Ukuran Sampel
Ukuran besarnya sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian agar hasil penelitian tersebut dapat dikatakn valid (sah) merupakan masalah dasar yang seringkali muncul dari pihak yang hendak melakukan penelitian dnegan menggunakan sampel.
Secara umum kita dapat memutuskan besar ukuran sampel bila kita mengetahui batas atas kesalahan pendugaan dari penelitian kita. Disamping itu keputusan mengenai ukuran sampel dapat ditetapkan atas dasar informasi keragaman (variabilitas) dari individu-individu penyusun populasi dan tingkat ketelitian yang diinginkan oleh si peneliti.
Ternyata dalam prakteknya, kedua kriteria tersebut di atas saling terkait, yaitu semakin besar keragaman individu-individu yang merupakan anggota populasi semakin besar pula ukuran sampel yang diperlukan agar semakin banyak informasi yang dapat terambil. Selain itu pula diperlukan tingkat ketelitian yang diinginkan peneliti.
Penentuan jumlah (besarnya ukuran) sampel, pada umumnya untuk tahap awal diambil sekitar 10% dari total individu populasi yang diteliti. Bilamana sampel sebesar 10% daari populasi masih dianggap besar (lebih dari 30) maka alternatif yang biasa digunakan adalah mengambil sampel sebanyak 30, dengan pertimbangan ukuran sampel tersebut telah dapat memberikan ragam sampel yang telah stabil sebgai pendugaan ragam populasi.
Sebagai catatan :
Sebenarnya, akurasi dari penelitian tidak hanya tergantung dari faktor jumlah unit yang diteliti. Faktor lain yang sangat berperan dalam menentukan akurasi tidaknya sebuah penelitian adalah proses dalam perancangan alat ukur, pengumpulan data maupun dalam proses analisisnya.
Pengambilan sampel yang baik :
Pengambilan sampel.
Diperlukan teknik penarikan sampel yang ‘benar’ karena akan dapat digeneralisasikan dan memberikan hasil yang sahih dalam menggambarkan keadaan populasi.
Sumber Kesalahan dalam Sampling
Perlu disadari dimungkinkannya kesalahan dalam pengambilan sampel. Untuk itu, suatu teknik pengambilan sampel yang baik akan mampu mengurangi atau meminimalkan berbagai kesalahan tersebut pada suatu tingkat biaya tertentu.
Selain itu perlu juga disadari bahwa beberapa sumber kesalahan ini dapat terjadi sekaligus atau dua atau tiga (dst) dalam suatu penelitian. Misal kesalahan variasi acak dnegan kesalahan penentuan responden akibat kesalahan spesifikasi.
Secara umum ada beberapa sumber kesalahan dalam pengambilan sampel, yaitu :
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan masing-masing sumber kesalahan tersebut.
Ide dasar dari pengambilan sampel (guna) :
Dengan mengobservasi beberapa elemen (unsur,anggota) dari suatu populasi diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna mengenai karakteristik populasi.
image source: www.lsbf.org.uk |
baca juga: Pengertian dan Contoh Analisis Isi Dalam Metode Penelitian
- Untuk efisiensi : waktu, tenaga & biaya.
- Contoh : mencicipi 1 karung gula. Anda tidak akan mencicipi seluruh isi 1 kg gula, tetapi hanya mengambil sesendok (biasanya akan diaduk-aduk dahulu) saja bahwa gula tersebut manis rasanya.
Kapan digunakan ?
- Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi.
- Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
- Menghemat waktu, tenaga dan biaya
- Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam (komprehensif).
Besar Ukuran Sampel
Ukuran besarnya sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian agar hasil penelitian tersebut dapat dikatakn valid (sah) merupakan masalah dasar yang seringkali muncul dari pihak yang hendak melakukan penelitian dnegan menggunakan sampel.
Secara umum kita dapat memutuskan besar ukuran sampel bila kita mengetahui batas atas kesalahan pendugaan dari penelitian kita. Disamping itu keputusan mengenai ukuran sampel dapat ditetapkan atas dasar informasi keragaman (variabilitas) dari individu-individu penyusun populasi dan tingkat ketelitian yang diinginkan oleh si peneliti.
Ternyata dalam prakteknya, kedua kriteria tersebut di atas saling terkait, yaitu semakin besar keragaman individu-individu yang merupakan anggota populasi semakin besar pula ukuran sampel yang diperlukan agar semakin banyak informasi yang dapat terambil. Selain itu pula diperlukan tingkat ketelitian yang diinginkan peneliti.
Penentuan jumlah (besarnya ukuran) sampel, pada umumnya untuk tahap awal diambil sekitar 10% dari total individu populasi yang diteliti. Bilamana sampel sebesar 10% daari populasi masih dianggap besar (lebih dari 30) maka alternatif yang biasa digunakan adalah mengambil sampel sebanyak 30, dengan pertimbangan ukuran sampel tersebut telah dapat memberikan ragam sampel yang telah stabil sebgai pendugaan ragam populasi.
Sebagai catatan :
Sebenarnya, akurasi dari penelitian tidak hanya tergantung dari faktor jumlah unit yang diteliti. Faktor lain yang sangat berperan dalam menentukan akurasi tidaknya sebuah penelitian adalah proses dalam perancangan alat ukur, pengumpulan data maupun dalam proses analisisnya.
Pengambilan sampel yang baik :
- Objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya).
- Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya)
- Variasinya kecil
- Tepat waktu dan relevan
Pengambilan sampel.
Diperlukan teknik penarikan sampel yang ‘benar’ karena akan dapat digeneralisasikan dan memberikan hasil yang sahih dalam menggambarkan keadaan populasi.
Sumber Kesalahan dalam Sampling
Perlu disadari dimungkinkannya kesalahan dalam pengambilan sampel. Untuk itu, suatu teknik pengambilan sampel yang baik akan mampu mengurangi atau meminimalkan berbagai kesalahan tersebut pada suatu tingkat biaya tertentu.
Selain itu perlu juga disadari bahwa beberapa sumber kesalahan ini dapat terjadi sekaligus atau dua atau tiga (dst) dalam suatu penelitian. Misal kesalahan variasi acak dnegan kesalahan penentuan responden akibat kesalahan spesifikasi.
Secara umum ada beberapa sumber kesalahan dalam pengambilan sampel, yaitu :
- Kesalahan Variasi acak (random variation)
- Kesalahan spesifikasi (specification error)
- Ketidaklengkapan respon (nonresponse error)
- Kesalahan penarikan sampel (sampling error)
- Kesalahan pengukuran (measurement error)
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan masing-masing sumber kesalahan tersebut.
1. Kesalahan Variasi acak (random variation)
Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai.
Contoh : diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp 200 juta/thn untuk daerah tersebut > curiga salah pendugaan yaitu secara kebetulan semua sampel yang dipilih mungkin berada dalam kelompok yang berpendapatan tinggi.
Solusi : peneliti hanya dapat meminimumkan dengan memilih rancangan penarikan sampel yang tepat.
2. Kesalahan spesifikasi (specification error)
Tipe kesalahan ini sangat umum dijumpai dalam pengambilan pendapat untuk pemilihan umum.
Contoh : populasi sebenarnya yang hendak dipelajari untuk survai pemilihan terdiri dari mereka yang akan memilih pada hari pemilihan, namun survai pemilihan umum biasanya secara khas mengmabil opini dari pendapat para pemilih yang terdaftar, walaupun dalam kenyataanya banyak diantara mereka yang tidak akan memilih pada hari pemilihan umum.
Selain itu kesalahan ini dapat juga muncul karena dafatar unsur populasi yang tidak benar, informasi yang tidak benar pada buku catatan inventori, pemilihan anggota sampel yang keliru (seperti misalnya melakukan penggantian responden yang dituju dnegan tetangga jika rsponden yang seharusnya ditemui tidak berada di tempat), sensitivitas pertanyaan, kesalahan dalam pengumpulan informasi tentang sampel yang disebabkan oleh bias pewawancara yang disengaja atau tidak disengaja, atau kesalahan-kesalahan dalam memproses informasi sampel.
Solusi : peneliti dapat membuat pernyataan yang sangat hati-hati tentang tujuan survai pada permulaan studi.
3. Ketidaklengkapan respon (nonresponse error)
Kesalahan ini terjadi karena tidak setiap responden berkenan merespon suatu survai (kuesioner). Dengan responden tidak merespon maka muncul kegagalan dalam pengumpulan data daari semua individu dalam sampel. Dengan pertimbangan bahwa jawaban dari individu sampel yang tidak merespon belum tentu sama dnegan jawaban individu sampel yang merespon. Untuk itu maka perlu dilakukan langkah menindaklanjuti tanggapan responden yang tidak memberi respon atau yang merespon tapi tidak lengkap setelah suatu periode waktu tertentu.
4. Kesalahan penarikan sampel (sampling error)
Diyakini bahwa sampel yang ‘baik’ merupakan miniatur dari populasi. Meskipun demikian pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu karakteristik populasi yanbg berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya.
Sampling error mencerminkan keheterogenan atau peluang munculnya perbedaan dari satu sampel dnegan sampel yang lain akrena perbedaan individu yang terpilih dari berbagai sampel tersebut.
Solusi : sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel meskipun upaya ini mengakibatkan peningkatan biaya survai.
Sekian artikel tentang Pengertian Sampling dan Contoh Kesalahan Pengambilan Sampel.
Daftar Pustaka
Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai.
Contoh : diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp 200 juta/thn untuk daerah tersebut > curiga salah pendugaan yaitu secara kebetulan semua sampel yang dipilih mungkin berada dalam kelompok yang berpendapatan tinggi.
Solusi : peneliti hanya dapat meminimumkan dengan memilih rancangan penarikan sampel yang tepat.
2. Kesalahan spesifikasi (specification error)
Tipe kesalahan ini sangat umum dijumpai dalam pengambilan pendapat untuk pemilihan umum.
Contoh : populasi sebenarnya yang hendak dipelajari untuk survai pemilihan terdiri dari mereka yang akan memilih pada hari pemilihan, namun survai pemilihan umum biasanya secara khas mengmabil opini dari pendapat para pemilih yang terdaftar, walaupun dalam kenyataanya banyak diantara mereka yang tidak akan memilih pada hari pemilihan umum.
Selain itu kesalahan ini dapat juga muncul karena dafatar unsur populasi yang tidak benar, informasi yang tidak benar pada buku catatan inventori, pemilihan anggota sampel yang keliru (seperti misalnya melakukan penggantian responden yang dituju dnegan tetangga jika rsponden yang seharusnya ditemui tidak berada di tempat), sensitivitas pertanyaan, kesalahan dalam pengumpulan informasi tentang sampel yang disebabkan oleh bias pewawancara yang disengaja atau tidak disengaja, atau kesalahan-kesalahan dalam memproses informasi sampel.
Solusi : peneliti dapat membuat pernyataan yang sangat hati-hati tentang tujuan survai pada permulaan studi.
3. Ketidaklengkapan respon (nonresponse error)
Kesalahan ini terjadi karena tidak setiap responden berkenan merespon suatu survai (kuesioner). Dengan responden tidak merespon maka muncul kegagalan dalam pengumpulan data daari semua individu dalam sampel. Dengan pertimbangan bahwa jawaban dari individu sampel yang tidak merespon belum tentu sama dnegan jawaban individu sampel yang merespon. Untuk itu maka perlu dilakukan langkah menindaklanjuti tanggapan responden yang tidak memberi respon atau yang merespon tapi tidak lengkap setelah suatu periode waktu tertentu.
4. Kesalahan penarikan sampel (sampling error)
Diyakini bahwa sampel yang ‘baik’ merupakan miniatur dari populasi. Meskipun demikian pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu karakteristik populasi yanbg berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya.
Sampling error mencerminkan keheterogenan atau peluang munculnya perbedaan dari satu sampel dnegan sampel yang lain akrena perbedaan individu yang terpilih dari berbagai sampel tersebut.
Solusi : sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel meskipun upaya ini mengakibatkan peningkatan biaya survai.
Sekian artikel tentang Pengertian Sampling dan Contoh Kesalahan Pengambilan Sampel.
Daftar Pustaka
- Griffin, Em. 1991. A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill
- Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta: Univ. Terbuka
- Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
- Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publishing Company Inc Belmont
Posting Komentar untuk "Pengertian Sampling dan Contoh Kesalahan Pengambilan Sampel"
Tata tertib berkomentar
1. Komentar harus relevan dengan konten yang dibaca
2. Gunakan bahasa yang sopan
3. Tidak mengandung unsur SARA or Bullying.
4. Dilarang SPAM.
5. Dilarang menyisipkan link aktif pada isi komentar.
Berlakulah dengan bijak dalam menggunakan sarana publik ini. Baca dan pahami isinya terlebih dahulu, barulah Berkomentar. Terimakasih.