Hambatan dalam Wirausaha / Bisnis dan Cara Mengatasinya
Hambatan dalam Wirausaha / Bisnis dan Cara Mengatasinya - Ada banyak alasan yang mendasari seseorang untuk terjun ke dalam dunia wirausaha, diantaranya karena bosan dengan pekerjaan kantoran, atau karena merasa memiliki “bakat” berdagang. Alasan lainnya, karena ingin bebas melakoni pekerjaan yang digemari, tanpa kewajiban untuk melapor ke atasan.
Sayangnya, tak banyak wirausahawan yang menyadari beratnya tantangan yang harus dihadapi, terutama saat pertama kali merintis usahanya. Alhasil, semangat yang menggebu-gebu di awal perintisan wirausaha akhirnya meredup, dan bahkan berujung pada kerugian dan gulung tikar.
Tentunya, ini bukanlah hasil yang ingin Anda capai. Karena itu, melalui blog post berikut, tantangan-tantangan yang akan dihadapi ketika akan memulai sebuah wirausaha.
1. Tidak mampu melihat potensi masalah yang meningkat
Tentu saja, ide wirausaha Anda terlihat sangat brilian dan tanpa cela saat mereka pertama kali muncul dalam benak Anda. Namun sesungguhnya, potensi masalah akan mulai muncul, dan akan terus meningkat dengan kecepatan mengejutkan, saat Anda mulai memasuki setiap fase berikut ini:
Kenyataannya, jika Anda tidak memahami tingkat potensi masalah di setiap fase yang akan Anda jalani tersebut di atas, Anda akan menyadari bahwa Anda memasuki setiap fasenya dalam keadaan tidak siap, yang akhirnya akan mengantarkan Anda pada kegagalan tak terhindarkan.
2. Menyalahartikan aktivitas sebagai progress
Sebagai perintis wirausaha, ada banyak sekali hal yang harus Anda lakukan, dan banyak pula hal yang bisa Anda lakukan, meski awalnya tidak Anda rencanakan. Banyak sekali aktivitas yang telah Anda lakukan, tanpa pemberitahuan sama sekali kepada konsumen potensial Anda. Lebih lucunya lagi, Anda bisa saja melakukan suatu pekerjaan, yang pada akhirnya membuat daftar pekerjaan Anda justru jadi bertambah semakin banyak. Misalnya saja, Anda akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan hak paten, bukan hanya satu, namun lima produk sekaligus. Tentunya, hal ini membuat Anda harus bekerja ekstra. Ujung-ujungnya pun, Anda akan dibebani semakin banyak pekerjaan lainnya, misalnya pengurusan berbagai dokumen dan perijinan, yang tentunya memiliki runtutan pekerjaan lainnya (lagi), dan seterusnya.
Yang menyedihkan, seringkali pemilik wirausaha menyalahartikan aktivitas dan pekerjaan-pekerjaan yang padat itu sebagai progress.
Sekedar saran, segala bentuk aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah yang bisa terukur bagi konsumen Anda harus dipertanyakan. Ada kemungkinan itu semua hanyalah aktivitas yang tidak berujung ke mana-mana.
3. Kekurangan pencapaian yang berharga
Kecuali jika Anda berhasil menciptakan sebuah produk baru yang sangat mencengangkan, Anda perlu menciptakan sebuah identitas yang akan meningkatkan kredibilitas wirausaha Anda. Publik harus mampu dengan mudah memahami dan mengapresiasi mengapa Anda orang yang tepat untuk membawa bisnis wirausaha ini menuju masa depan yang lebih cemerlang. Jika mereka tidak percaya kepada Anda, tak perlu waktu lama bagi mereka untuk kehilangan kepercayaan mereka pada wirausaha yang Anda rintis juga.
Kenyataannya, publik masih menilai sebuah buku dari sampulnya, dan menilai seorang wirausahawan dari pencapaian-pencapaian berharga yang pernah mereka capai sebelumnya. Jadi, Anda sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi hal itu.
4. Tidak tahu apa yang sebaiknya tidak dilakukan
Waktu adalah aset paling berharga yang Anda miliki saat ini. Jadi, yang terpenting bagi Anda adalah tidak hanya mengetahui hal-hal apa yang harus Anda lakukan, namun lebih penting lagi adalah, mengetahui apa yang tidak seharusnya Anda lakukan.
Dan, bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu? Jawabannya, semua kembali pada pengalaman dan jam terbang Anda.
Namun, mengingat Anda baru pertama kali menjalani bisnis wirausaha, maka tentu saja pengalaman bukanlah kekuatan utama Anda. Jadi, cobalah Anda bertukar pikiran dengan orang-orang yang sudah pernah menjalani bisnis wirausaha sebelumnya, yang sudah berpengalaman, dan mau mengajari Anda.
5. Tidak mau mengakui kesalahan
Anda harus mulai belajar untuk mengenali kesalahan, mengakuinya, dan melanjutkan pekerjaan lainnya. Saat Anda mengambil sebuah langkah yang keliru, atau menghadapi sebuah hambatan, akan jauh lebih baik jika Anda mengakui kesalahan Anda, dan menyiapkan diri untuk aktivitas-aktivitas lain Anda selanjutnya.
Saat Anda terlalu lama berjibaku dalam mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, hanya sekedar untuk melepaskan diri dari ketidaknyamanan berada pada posisi yang disalahkan, sadarilah bahwa dalam posisi ini tidak akan ada yang akhirnya menjadi pemenang. Jika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas, mereka tidak akan menggubris hal ini lebih lanjut; namun, jika orang-orang di sekeliling Anda justru mempermasalahkan siapa yang harus disalahkan jika terjadi kesalahan – dan membuktikan bahwa mereka sebenarnya tidak secerdas yang ingin mereka akui – maka, sebenarnya masalah yang Anda hadapi jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan.
Lumrah jika kondisi pertama yang Anda masuki saat pertama kali merintis bisnis wirausaha adalah di posisi yang tidak nyaman, namun ketahuilah bahwa itu merupakan bagian dari proses perkembangan. Dan, dengan terus bertahan dengan kekeras-kepalaan untuk tidak mau menjadi penanggungjawab kesalahan, maka Anda tidak hanya mencoreng nama baik Anda sendiri, namun juga orang-orang lain di sekitar Anda.
6. Mencoba memperbaiki kelemahan secara instan
Mencoba memperbaiki kelemahan saat pertama kali memasuki dunia wirausaha ibarat mencoba memperbaiki ban yang bocor saat kendaraan Anda masih melaju. Sadarilah bahwa tidak ada masa “uji coba” dalam perintisan bisnis wirausaha. Semuanya sangatlah nyata.
Satu-satunya cara untuk bisa memenangkan permainan ini adalah dengan menggunakan kekuatan Anda, berinvetasi pada kekuatan Anda, dan berinvestasi pada tim yang bisa menutupi kelemahan Anda.
7. Meyakini bahwa semuanya bisa Anda control
Ini merupakan masalah klasik yang masih terus dihadapi orang yang baru terjun ke dalam dunia wirausaha. Kenyataannya, kepercayaan diri dan kesombongan hanya dipisahkan dengan garis tipis. Anda bisa saja berkilah bahwa Anda memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, untuk menutupi keangkuhan Anda, sampai pada akhirnya Anda dipaksa untuk mengakui kesombongan Anda oleh kegagalan. Ada sebuah pepatah dari Afrika yang cocok digunakan untuk menggambarkan situasi ini, dan beberapa skenario lainnya. Pepatah tersebut berbunyi seperti ini: “Jika Anda ingin melaju dengan kencang, berkendaralah seorang diri. Jika Anda ingin melaju dengan jauh, berkendaralah bersama-sama.”
Wirausaha adalah suatu “permainan” yang hanya bisa Anda menangkan dalam jangka panjang. Ini adalah suatu “permainan” yang melibatkan banyak sekali pihak, di luar diri Anda sendiri. Jangan pernah percaya jika ada yang mengatakan bahwa dengan berwirausaha, artinya Anda bisa mengontrol semua hal, dari yang terbesar hingga yang terkecil, seorang diri; tak peduli seberapa cerdasnya dirimu.
Tujuh hal di atas ini adalah tantangan yang terkadang tidak disadari mereka yang baru terjun dalam dunia wirausaha. Tapi, bukan berarti itu sudah mencakup semua hal yang mungkin bisa merintangi usaha Anda membesarkan wirausaha Anda. Akan ada banyak tantangan lain yang mungkin Anda hadapi selama perjalanan Anda. Jangan khawatir, semua yang Anda lakukan tidak akan sia-sia. Apapun bidang wirausaha yang Anda geluti, Anda pasti akan bisa memetik banyak pelajaran berharga..
Pada hakikatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa uang. Manusia akan berusaha apapun untuk mendapatkan uang, dengan demikianlah manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya. Pada era ini, berkembangnya jumlah penduduk yang semakin banyak membuat manusia mulai berpikir kritis akan pemenuhan kebutuhan yang semakin banyak pula, didukung juga dengan perkembangan teknologi. Bahkan anak-anak yang usia remaja mulai mengawali bisnis dengan menggunakan media sosial, hal ini menjadi bukti bahwa manusia pada dasarnya memiliki hasrat untuk berbisnis. Penjualan barang dan jasa melalui media online mulai marak, sarana penjualan barang online ini bisa darifacebook, blackberry, instagram, dan masih banyak lagi. Penjualan melalui media mungkin tidak memakan banyak biaya, dan tidak memerlukan modal yang terlalu banyak. Namun bagaimana pun juga, seseorang pasti akan selalu menginginkan sebuah perkembangan, karena manusia itu sendiri pun tidak akan pernah puas. “Bagaimana mendapatkan modal untuk mengawali sebuah bisnis ? seperti membuka gerai atau stand ? apakah bisnis ini akan menguntungkan ? kapan akan balik modal ?”. Hal-hal ini menjadi permasalahan bagi bisnis pemula maupun orang yang ingin mengawali bisnis. Melalui artikel ini penulis ingin menjabarkan solusi akan permasalahan-permasalahan yang sedang atau akan dialami oleh para calon pembisnis.
“Apakah bisnis ini akan menguntungkan ?”. Seringkali dalam mengawali berbisnis, seseorang selalu khawatir akan hal ini. Hal ini mengakibatkan mereka akan mengubur kembali niatnya untuk berbisnis dikarenakan mereka berpikir bahwa bisnis yang akan mereka buka tidak menguntungkan melainkan akan merugikan mereka. Pemikiran buruk ini tidak seharusnya menjadi penghalang kita untuk berbisnis, melainkan kita harus memutar pemikiran tersebut menjadi pikiran yang positif dan menjadi motivasi kita untuk berbisnis. Kita harus yakin bahwa bisnis tersebut akan berjalan dan memberikan hasil, hanya saja diri kita sendiri harus memiliki ide yang kreatif. Sebagai pembisnis baru, kita harus menciptakan hal-hal yang barus, disinilah para pembisnis dituntut untuk memiliki inovasi.
Inovasi tidak hanya harus dimiliki oleh pembisnis pemula, melainkan pembisnis senior pun harus memiliki inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Karena dengan seiringnya perusahaan kita semakin pesat, maka semakin banyaknya pesaing yang akan mengancam perusahaan kita sendiri. Apabila perusahaan tidak membuat inovasi-inovasi baru, maka perusahaan harus siap untuk gulung tikar. Oleh karena itu, pembuatan atau masukan ide baru bukanlah hal yang sembarangan atau dianggap sebelah mata, meskipun hanya berefek jangka pendek diperusahaan, tapi akan memberikan efek yang besar untuk keberlangsungan perusahaan. Juga untuk pembisnis pemula maupun yang akan memulai bisnis.
Permasalahan yang datang berikutnya adalah “kapan bisnis tersebut akan balik modal atau memberikan keuntungan yang berlebih ?”. Semua pembisnis dalam mengawalinya pasti akan mempertanyakan hal yang demikian, karena kembali pada tujuan awal berbisnis, yaitu mencari untung atau laba sebanyak-banyaknya. Karena dengan perolehan laba yang banyak ini akan menjadi penentu apakah bisnis tersebut layak bertahan atau tidak. Permasalahan akan balik modalnya atau tidak, kembali pada tahap pertama yang sudah dibahas diatas. Apabila kita mampu menciptakan ide-ide baru, maka keuntungan akan datang dengan sendirinya dan secara otomatis kita akan mampu menghadapi pesaing-pesaing kita. Begitu juga sebaliknya, ketika kita tidak menciptakan ide-ide baru maka keuntungan perusahaan pun akan turun tahun demi tahun. Meskipun untuk menciptakan ide baru tersebut membutuhkan waktu yang banyak dan pastinya akan memakan biaya yang besar, namun semuanya akan terbayarkan dengan pemasukan atau keuntungan yang ada diperusahaan itu senidiri.
Selain inovasi dalam perusahaan, berikut beberapa cara supaya bisnis cepat balik modal :
“Bagaimana mendapatkan modal untuk mengawali sebuah bisnis ?”. Modal merupakan akar untuk mengawali sebuah bisnis. Sangat tidak mungkin seseorang mengawali bisnis tanpa modal. Modal yang dikeluarkan untuk mengawali sebuah bisnis pun bukan angka yang kecil, dan modal tidak semata-mata berupa uang, tapi modal juga dapat berupa barang seperti meja, kursi, etalase, dan lain-lain. Seseorang yang akan mengawali bisnis sangat sulit untuk mendapatkan modal dari pihak lain, meskipun akan mendapatkan dari pihak lain, pasti pihak lain akan meminta jaminan atas pinjaman tersebut.
Oleh karenanya calon pembisnis harus benar-benar memikirkan bisnis yang akan digeluti tersebut. Selain mendapatkan modal lewat pihak ketiga, kita juga bisa mendapatkan modal dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara menabung, namun cara sederhana ini disarankan untuk pembukaan bisnis yang sederhana pula, seperti jualanonline, jualan nasi bungkus, atau jajanan-jajanan kecil. Berikut beberapa permasalahan yang terkait dengan modal
Alasan modal/uang :
Solusi uang :
Membuat keputusan untuk berbisnis tidaklah mudah. Banyaknya bayangan akan kekhawatiran tentang berlangsungnya bisnis, membuat kita menjadi berpikir lebih panjang lagi. Namun perlu diketahui bahwa berbisnis akan membantu seseorang untuk melatih menjadi seorang pemimpin dan yang terutama membantu dalam aspek ekonominya. Berbisnis tidaklah harus diawali dengan bisnis yang besar dan membutuhkan uang banyak.
Sekian artikel tentang Hambatan dalam Wirausaha / Bisnis dan Cara Mengatasinya.
Daftar Pustaka
Sayangnya, tak banyak wirausahawan yang menyadari beratnya tantangan yang harus dihadapi, terutama saat pertama kali merintis usahanya. Alhasil, semangat yang menggebu-gebu di awal perintisan wirausaha akhirnya meredup, dan bahkan berujung pada kerugian dan gulung tikar.
image source: |
baca juga: Cara Menentukan Atau Memilih Jenis Usaha Secara Tepat
Tentunya, ini bukanlah hasil yang ingin Anda capai. Karena itu, melalui blog post berikut, tantangan-tantangan yang akan dihadapi ketika akan memulai sebuah wirausaha.
1. Tidak mampu melihat potensi masalah yang meningkat
Tentu saja, ide wirausaha Anda terlihat sangat brilian dan tanpa cela saat mereka pertama kali muncul dalam benak Anda. Namun sesungguhnya, potensi masalah akan mulai muncul, dan akan terus meningkat dengan kecepatan mengejutkan, saat Anda mulai memasuki setiap fase berikut ini:
- Merefleksikan kembali ide wirausaha yang muncul di kepala Anda, dan memvalidasi potensi ide tersebut secara pribadi
- Berbagi ide wirausaha Anda dengan orang-orang terdekat, tak peduli apakah mereka memiliki pengetahuan yang cukup seputar duniawirausaha atau tidak
- Berbagi ide wirausaha dengan orang-orang yang menurut Anda memiliki visi, misi dan pemikiran yang serupa dengan Anda
- Melakukan riset pasar secara pribadi
- Merekrut rekan-rekan wirausaha yang nantinya akan Anda bayar (termasuk vendor dan pihak ketiga lainnya)
- Berbicara dengan propek potensial
- Berbicara dengan investor potensial
Kenyataannya, jika Anda tidak memahami tingkat potensi masalah di setiap fase yang akan Anda jalani tersebut di atas, Anda akan menyadari bahwa Anda memasuki setiap fasenya dalam keadaan tidak siap, yang akhirnya akan mengantarkan Anda pada kegagalan tak terhindarkan.
2. Menyalahartikan aktivitas sebagai progress
Sebagai perintis wirausaha, ada banyak sekali hal yang harus Anda lakukan, dan banyak pula hal yang bisa Anda lakukan, meski awalnya tidak Anda rencanakan. Banyak sekali aktivitas yang telah Anda lakukan, tanpa pemberitahuan sama sekali kepada konsumen potensial Anda. Lebih lucunya lagi, Anda bisa saja melakukan suatu pekerjaan, yang pada akhirnya membuat daftar pekerjaan Anda justru jadi bertambah semakin banyak. Misalnya saja, Anda akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan hak paten, bukan hanya satu, namun lima produk sekaligus. Tentunya, hal ini membuat Anda harus bekerja ekstra. Ujung-ujungnya pun, Anda akan dibebani semakin banyak pekerjaan lainnya, misalnya pengurusan berbagai dokumen dan perijinan, yang tentunya memiliki runtutan pekerjaan lainnya (lagi), dan seterusnya.
Yang menyedihkan, seringkali pemilik wirausaha menyalahartikan aktivitas dan pekerjaan-pekerjaan yang padat itu sebagai progress.
Sekedar saran, segala bentuk aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah yang bisa terukur bagi konsumen Anda harus dipertanyakan. Ada kemungkinan itu semua hanyalah aktivitas yang tidak berujung ke mana-mana.
3. Kekurangan pencapaian yang berharga
Kecuali jika Anda berhasil menciptakan sebuah produk baru yang sangat mencengangkan, Anda perlu menciptakan sebuah identitas yang akan meningkatkan kredibilitas wirausaha Anda. Publik harus mampu dengan mudah memahami dan mengapresiasi mengapa Anda orang yang tepat untuk membawa bisnis wirausaha ini menuju masa depan yang lebih cemerlang. Jika mereka tidak percaya kepada Anda, tak perlu waktu lama bagi mereka untuk kehilangan kepercayaan mereka pada wirausaha yang Anda rintis juga.
Kenyataannya, publik masih menilai sebuah buku dari sampulnya, dan menilai seorang wirausahawan dari pencapaian-pencapaian berharga yang pernah mereka capai sebelumnya. Jadi, Anda sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi hal itu.
4. Tidak tahu apa yang sebaiknya tidak dilakukan
Waktu adalah aset paling berharga yang Anda miliki saat ini. Jadi, yang terpenting bagi Anda adalah tidak hanya mengetahui hal-hal apa yang harus Anda lakukan, namun lebih penting lagi adalah, mengetahui apa yang tidak seharusnya Anda lakukan.
Dan, bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu? Jawabannya, semua kembali pada pengalaman dan jam terbang Anda.
Namun, mengingat Anda baru pertama kali menjalani bisnis wirausaha, maka tentu saja pengalaman bukanlah kekuatan utama Anda. Jadi, cobalah Anda bertukar pikiran dengan orang-orang yang sudah pernah menjalani bisnis wirausaha sebelumnya, yang sudah berpengalaman, dan mau mengajari Anda.
5. Tidak mau mengakui kesalahan
Anda harus mulai belajar untuk mengenali kesalahan, mengakuinya, dan melanjutkan pekerjaan lainnya. Saat Anda mengambil sebuah langkah yang keliru, atau menghadapi sebuah hambatan, akan jauh lebih baik jika Anda mengakui kesalahan Anda, dan menyiapkan diri untuk aktivitas-aktivitas lain Anda selanjutnya.
Saat Anda terlalu lama berjibaku dalam mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, hanya sekedar untuk melepaskan diri dari ketidaknyamanan berada pada posisi yang disalahkan, sadarilah bahwa dalam posisi ini tidak akan ada yang akhirnya menjadi pemenang. Jika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas, mereka tidak akan menggubris hal ini lebih lanjut; namun, jika orang-orang di sekeliling Anda justru mempermasalahkan siapa yang harus disalahkan jika terjadi kesalahan – dan membuktikan bahwa mereka sebenarnya tidak secerdas yang ingin mereka akui – maka, sebenarnya masalah yang Anda hadapi jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan.
Lumrah jika kondisi pertama yang Anda masuki saat pertama kali merintis bisnis wirausaha adalah di posisi yang tidak nyaman, namun ketahuilah bahwa itu merupakan bagian dari proses perkembangan. Dan, dengan terus bertahan dengan kekeras-kepalaan untuk tidak mau menjadi penanggungjawab kesalahan, maka Anda tidak hanya mencoreng nama baik Anda sendiri, namun juga orang-orang lain di sekitar Anda.
6. Mencoba memperbaiki kelemahan secara instan
Mencoba memperbaiki kelemahan saat pertama kali memasuki dunia wirausaha ibarat mencoba memperbaiki ban yang bocor saat kendaraan Anda masih melaju. Sadarilah bahwa tidak ada masa “uji coba” dalam perintisan bisnis wirausaha. Semuanya sangatlah nyata.
Satu-satunya cara untuk bisa memenangkan permainan ini adalah dengan menggunakan kekuatan Anda, berinvetasi pada kekuatan Anda, dan berinvestasi pada tim yang bisa menutupi kelemahan Anda.
7. Meyakini bahwa semuanya bisa Anda control
Ini merupakan masalah klasik yang masih terus dihadapi orang yang baru terjun ke dalam dunia wirausaha. Kenyataannya, kepercayaan diri dan kesombongan hanya dipisahkan dengan garis tipis. Anda bisa saja berkilah bahwa Anda memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, untuk menutupi keangkuhan Anda, sampai pada akhirnya Anda dipaksa untuk mengakui kesombongan Anda oleh kegagalan. Ada sebuah pepatah dari Afrika yang cocok digunakan untuk menggambarkan situasi ini, dan beberapa skenario lainnya. Pepatah tersebut berbunyi seperti ini: “Jika Anda ingin melaju dengan kencang, berkendaralah seorang diri. Jika Anda ingin melaju dengan jauh, berkendaralah bersama-sama.”
Wirausaha adalah suatu “permainan” yang hanya bisa Anda menangkan dalam jangka panjang. Ini adalah suatu “permainan” yang melibatkan banyak sekali pihak, di luar diri Anda sendiri. Jangan pernah percaya jika ada yang mengatakan bahwa dengan berwirausaha, artinya Anda bisa mengontrol semua hal, dari yang terbesar hingga yang terkecil, seorang diri; tak peduli seberapa cerdasnya dirimu.
Tujuh hal di atas ini adalah tantangan yang terkadang tidak disadari mereka yang baru terjun dalam dunia wirausaha. Tapi, bukan berarti itu sudah mencakup semua hal yang mungkin bisa merintangi usaha Anda membesarkan wirausaha Anda. Akan ada banyak tantangan lain yang mungkin Anda hadapi selama perjalanan Anda. Jangan khawatir, semua yang Anda lakukan tidak akan sia-sia. Apapun bidang wirausaha yang Anda geluti, Anda pasti akan bisa memetik banyak pelajaran berharga..
Pada hakikatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa uang. Manusia akan berusaha apapun untuk mendapatkan uang, dengan demikianlah manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya. Pada era ini, berkembangnya jumlah penduduk yang semakin banyak membuat manusia mulai berpikir kritis akan pemenuhan kebutuhan yang semakin banyak pula, didukung juga dengan perkembangan teknologi. Bahkan anak-anak yang usia remaja mulai mengawali bisnis dengan menggunakan media sosial, hal ini menjadi bukti bahwa manusia pada dasarnya memiliki hasrat untuk berbisnis. Penjualan barang dan jasa melalui media online mulai marak, sarana penjualan barang online ini bisa darifacebook, blackberry, instagram, dan masih banyak lagi. Penjualan melalui media mungkin tidak memakan banyak biaya, dan tidak memerlukan modal yang terlalu banyak. Namun bagaimana pun juga, seseorang pasti akan selalu menginginkan sebuah perkembangan, karena manusia itu sendiri pun tidak akan pernah puas. “Bagaimana mendapatkan modal untuk mengawali sebuah bisnis ? seperti membuka gerai atau stand ? apakah bisnis ini akan menguntungkan ? kapan akan balik modal ?”. Hal-hal ini menjadi permasalahan bagi bisnis pemula maupun orang yang ingin mengawali bisnis. Melalui artikel ini penulis ingin menjabarkan solusi akan permasalahan-permasalahan yang sedang atau akan dialami oleh para calon pembisnis.
“Apakah bisnis ini akan menguntungkan ?”. Seringkali dalam mengawali berbisnis, seseorang selalu khawatir akan hal ini. Hal ini mengakibatkan mereka akan mengubur kembali niatnya untuk berbisnis dikarenakan mereka berpikir bahwa bisnis yang akan mereka buka tidak menguntungkan melainkan akan merugikan mereka. Pemikiran buruk ini tidak seharusnya menjadi penghalang kita untuk berbisnis, melainkan kita harus memutar pemikiran tersebut menjadi pikiran yang positif dan menjadi motivasi kita untuk berbisnis. Kita harus yakin bahwa bisnis tersebut akan berjalan dan memberikan hasil, hanya saja diri kita sendiri harus memiliki ide yang kreatif. Sebagai pembisnis baru, kita harus menciptakan hal-hal yang barus, disinilah para pembisnis dituntut untuk memiliki inovasi.
Inovasi tidak hanya harus dimiliki oleh pembisnis pemula, melainkan pembisnis senior pun harus memiliki inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Karena dengan seiringnya perusahaan kita semakin pesat, maka semakin banyaknya pesaing yang akan mengancam perusahaan kita sendiri. Apabila perusahaan tidak membuat inovasi-inovasi baru, maka perusahaan harus siap untuk gulung tikar. Oleh karena itu, pembuatan atau masukan ide baru bukanlah hal yang sembarangan atau dianggap sebelah mata, meskipun hanya berefek jangka pendek diperusahaan, tapi akan memberikan efek yang besar untuk keberlangsungan perusahaan. Juga untuk pembisnis pemula maupun yang akan memulai bisnis.
Permasalahan yang datang berikutnya adalah “kapan bisnis tersebut akan balik modal atau memberikan keuntungan yang berlebih ?”. Semua pembisnis dalam mengawalinya pasti akan mempertanyakan hal yang demikian, karena kembali pada tujuan awal berbisnis, yaitu mencari untung atau laba sebanyak-banyaknya. Karena dengan perolehan laba yang banyak ini akan menjadi penentu apakah bisnis tersebut layak bertahan atau tidak. Permasalahan akan balik modalnya atau tidak, kembali pada tahap pertama yang sudah dibahas diatas. Apabila kita mampu menciptakan ide-ide baru, maka keuntungan akan datang dengan sendirinya dan secara otomatis kita akan mampu menghadapi pesaing-pesaing kita. Begitu juga sebaliknya, ketika kita tidak menciptakan ide-ide baru maka keuntungan perusahaan pun akan turun tahun demi tahun. Meskipun untuk menciptakan ide baru tersebut membutuhkan waktu yang banyak dan pastinya akan memakan biaya yang besar, namun semuanya akan terbayarkan dengan pemasukan atau keuntungan yang ada diperusahaan itu senidiri.
Selain inovasi dalam perusahaan, berikut beberapa cara supaya bisnis cepat balik modal :
- Sanggup memberikan nilai tambah bagi produk yang dihasilkan, seperti harga Iebih murah, kualitas lebih baik, pelayanan dengan ketepatan waktu, ramah dan memuaskan, promosi yang lebih terarah kepada target hingga after sales yang memuaskan
- Dalam berbisnis, salah satu kesuksesan dapat diraih dengan melihat tren untuk beberapa waktu ke depan. Jika ingin sukses, lakukan survei pasar secara teratur dan menganalisis perubahan yang terjadi. Dengan begitu, kita dapat mempersiapkan diri dengan perencanaan yang lebih matang untuk menghadapi berbagai persaingan yang ada.
- Mencari informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai bisnis yang kita geluti. Untuk laris, tidak harus memiliki ide yang besar. Terkadang, ide biasa yang dikemas dengan baik, serta bantuan informasi yang valid dan akuratlah yang sukses. Informasi dapat dicari melalui buku-buku, referensi internet, survei pasar, kursus atau pelatihan, dan sebagainya.
- Mengikuti sebuah komunitas, yaitu menjalin hubungan dengan orang yang tepat dalam membantu kemajuan bisnis kita.
- Pemilihan jenis bisnis. Dalam hal ini kita harus jeli melihat peluang untuk jenis produk yang ditawarkan. Bagi pemula, beberapa konsep bisnis kemitraan seperti franchise adalah bisnis dengan modal cukup terjangkau dan prospek binisnya terlihat sehingga keuntungan yang dihasilkan pun cukup menggiurkan. Namun, selektiflah memerhatikan standardisasi bisnis tersebut dan keuntungannya yang menjanjikan.
“Bagaimana mendapatkan modal untuk mengawali sebuah bisnis ?”. Modal merupakan akar untuk mengawali sebuah bisnis. Sangat tidak mungkin seseorang mengawali bisnis tanpa modal. Modal yang dikeluarkan untuk mengawali sebuah bisnis pun bukan angka yang kecil, dan modal tidak semata-mata berupa uang, tapi modal juga dapat berupa barang seperti meja, kursi, etalase, dan lain-lain. Seseorang yang akan mengawali bisnis sangat sulit untuk mendapatkan modal dari pihak lain, meskipun akan mendapatkan dari pihak lain, pasti pihak lain akan meminta jaminan atas pinjaman tersebut.
Oleh karenanya calon pembisnis harus benar-benar memikirkan bisnis yang akan digeluti tersebut. Selain mendapatkan modal lewat pihak ketiga, kita juga bisa mendapatkan modal dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara menabung, namun cara sederhana ini disarankan untuk pembukaan bisnis yang sederhana pula, seperti jualanonline, jualan nasi bungkus, atau jajanan-jajanan kecil. Berikut beberapa permasalahan yang terkait dengan modal
Alasan modal/uang :
- Tidak punya uang yang cukup untuk memulai bisnis.
- Kalau gagal, semua uangnya hilang tidak berbekas.
- Sulit mengelola uang hasil pensiun dini.
Solusi uang :
- Bisnis tidak selalu membutuhkan uang banyak.
- Bila takut mengelola uang sendiri, tanam dalam investasi dengan cara beli saham, obligasi, dan lainnya.
- Menyerahkan kepada orang lain yang ahli dan dipercaya untuk menjalankan usaha.
Membuat keputusan untuk berbisnis tidaklah mudah. Banyaknya bayangan akan kekhawatiran tentang berlangsungnya bisnis, membuat kita menjadi berpikir lebih panjang lagi. Namun perlu diketahui bahwa berbisnis akan membantu seseorang untuk melatih menjadi seorang pemimpin dan yang terutama membantu dalam aspek ekonominya. Berbisnis tidaklah harus diawali dengan bisnis yang besar dan membutuhkan uang banyak.
Sekian artikel tentang Hambatan dalam Wirausaha / Bisnis dan Cara Mengatasinya.
Daftar Pustaka
- Laboeuf, Michael. The Perfect Business, Tangga Pustaka, Jakarta, 2011
- St. Kristanto, Jack. Belajar bisnis dimulai dari Usia Muda, Creative Media, Jakarta 2008
- Stewart, Dave. The Business Play Group, Printice Hall, Jakarta 2012
- Chuan Ah, Rahasia Sukses dan Gaya Hidup Konglomerat Singapura, PT. Ufuk Publishing House, Jakarta 2011
- Kanna, Tanun. Billions Entrepreneurs. PT. Elek Media Komputindo, Jakarta 2010
- Gwee, James. Positive Business Idea, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2007
Posting Komentar untuk "Hambatan dalam Wirausaha / Bisnis dan Cara Mengatasinya"
Tata tertib berkomentar
1. Komentar harus relevan dengan konten yang dibaca
2. Gunakan bahasa yang sopan
3. Tidak mengandung unsur SARA or Bullying.
4. Dilarang SPAM.
5. Dilarang menyisipkan link aktif pada isi komentar.
Berlakulah dengan bijak dalam menggunakan sarana publik ini. Baca dan pahami isinya terlebih dahulu, barulah Berkomentar. Terimakasih.