Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ruang Lingkup Studi Sosiologi Komunikasi Menurut Para Ahli

Ruang Lingkup Studi Sosiologi Komunikasi Menurut Para Ahli - Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupan manusia. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami ruang lingkup sosiologi komunikasi.

Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi

Setiap bidang ilmu dalam rumpun ilmu-ilmi sosial memiliki objek kajian formal yang sama yaitu manusia. Manusia adalah objek yang tak pernah habis dibahas dari berbagai aspek dan sudut pandang, baik dalam konteks mikro maupun makro, konteks fisik maupun metafisika, bahkan dalam konteks spiritualnya. Objek formal manusia yang dimaksud adalah dalam konteks individu, kelompok, masyarakat, dunia, serta aspek-aspek sosiologis yang mengitarinya.

Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai makhluk social yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu proses social dan komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan realitasnya. Aspek ini menyangkut persoalan teknologi media, teknologi komunikasi, dan berbagai persoalan konvergensi yang ditimbulkannya termasuk relitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai sebuah ruang public baru yang tanpa batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi ruang kehidupan. Sebaliknya perkembangan telematika dan aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap perkembangan media massa memberikan efek yang luar biasa pada masyarakat.

Efek media memiliki ruang bahasan yang luas terhadap konsekuensinya pada proses-proses social itu sendiri, baik menyangkut individu, kelompok, masyarakat maupun dunia, termasuk pula aspek-aspek yang merusak, seperti kekerasan, pelecehan, penghinaan, bahkan sampai pada masalah-masalah kriminal. Pengaruh-pengaruh efek media juga ikut membentuk life style dan lahirnya norma sosial baru di masyarakat terutama pada masyarakat kosmopolitan, sekuler, cerdas, professional, materialis, dan hedonis, serta modis.

Perkembangan telematika tidak saja merasuki ranah social, namun juga memasuki ranah hokum dan bisnis. Hal ini disebabkan oleh konsekuensi dominasi telematika dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Ketika telematika sampai pada kemampuannya menciptakan masyarakat baru yaitu cybercommunity, maka kebutuhan akan cyberlaw menjadi mutlak ada untuk mengatur seluruh fungsi sirkulasi dan peredaran aspek-aspek kehidupan social (dalam dunia cyber) sebagaimana kebutuhan sebuah sistem social itu sendiri. Karena sadar ataupun tidak aspek hokum dan bisnis akan mendominasi cybercommunityselain pencitraan itu sendiri.

Ruang Lingkup Studi Sosiologi komunikasi Menurut Para Ahli_
image source: www.sexualhealthnetwork.org.uk

Objektivitas Ilmu Sosiologi Komunikasi

Objektivitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (mengindentifikasi) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana hasilnya tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya. Keobjektifan, pada dasarnya, tidak berpihak, dimana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.

Sosiologi berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi social dan berbagai kebutuhan manusia diawali oleh dan dengan melakukan interaksi social atau tindakan komunikasi satu dengan yang lainnya. Aktivitas interaksi social dan tindakan komunikasi itu dilakukan baik secara verbal, non-verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya sebuah sinergi fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu dengan lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai social yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya, sehinnga tercipta keseimbangan social (social equilibium) antara hak dan kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan tatanan social (social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan di waktu yang akan datang.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka interaksi social dalam berkelompok dan bermasyarakat, yang oleh Hebermas disebut dengan tindakan komunikasi ini merupakan perspektif sosiologi, dan perspektif ini pula yang menjadi objek pengamatan sosiologi komunikasi.

Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupan manusia. Dominasi perspektif ini dalam sosiologi yang begitu luas dan mendalam, maka lahirlah kebutuhan untuk mengkaji kekhususan dalam studi-studi sosiologi yang dinamakan sosiologi komunikasi, yaitu perspektif kajian sosiologi tentang aspek-aspek khusus komunikasi dalam lingkungan individu, kelompok, masyarakat, budaya, dan dunia.

Sosiologi sebagai landasan ilmu komunikasi dapat dilihat dari fokus sosiologi yang mempelajari manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, pembentukan kelompok terjadi melalui proses interkasi sosial dan pembentukan masyarakat juga terjadi melalui proses interaksi antarkelompok. Proses pembentukan interaksi kelompok dan masyarakat luas itu terjadi melalui komunikasi. Komunikasi menghasilkan interkasi sosial dan memungkinkan adanya kontak sosial.

Pembahasan komunikasi selalu berkaitan dengan proses sosial, yakni kegiatan pertukaran pikiran dan modifikasi sistem nilai. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi sosial di sebuah masyarakat merupakan proses yang tidak bisa dilepaskan dari sistem nilai masyarakat itu sendiri. Ini yang membuktikan bahwa sosiologi itu berpengaruh besar dalam tataran komunikasi.

Sosiologi menjelaskan bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupan manusia. Kontak sosial menjadi sangat bermakna karena ada komunikasi, sehingga kehidupan sosial akan menjadi hidup. Tanpa komunikasi interaksi sosial tidak akan terjalin.

Komunikasi dan sosiologi merupakan dua hal yang saling keterkaitan, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang telah lama berkembang, sedangkan komunikasi merupakan proses interaksi yang berada dalam kajian sosiologi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi menjadi landasan kelahiran dan perkembangan ilmu komunikasi untuk mengkaji kualitas interaksi sosial masyarakat. Pengaruh sosiologi terhadap komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat menghasilkan sebuah sub ilmu kajian yang dinamakan sebagai sosiologi komunikasi.

Sejarah Kelahiran Sosiologi Komunikasi

Asal mula kajian komunikasi di dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx. Karl Marx merupakan salah satu pendiri sosiologi yang beraliran Jerman. Sementara Claude Henri Saint-Simon, August Comte dan Emile Durkheim merupakan ahli sosiologi yang beraliran Perancis.

Gagasan awal Karl Marx tidak pernah lepas dari pemikiran-pemikiran Hegel. Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Karl Marx, bahkan Karl Marx muda menjadi seorang idealisme justru berasal dari pemikiran-pemikiran Hegel tentang idealisme. Karl marx tua kemudian menjadi seorang materialisme.

Menurut Ritzer (Burhan Bungin, 18:20090, pemikiran Hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran tradisional konflik dan kritis ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika merupakan suatu cara berpikir dan citra tentang dunia. Sebagai cara berpikir, dialektika menekankan pada cara berpikir yang lebih dinamis tentang arti penting dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi. Pada sisi lain, dialektika adalah pandangan tentang dunia bukan tersusun dari struktur yang statis, tetapi terdiri dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi.

Hegel juga dikaitkan dengan filsafat idealisme yang lebih mementingkan pikiran dan produk mental daripada kehidupan material. Dalam bentuknya yang ekstrem, idealisme menegaskan bahwa hanya konstruksi pikiran dan psikologi yang ada, idealisme adalah suatu proses yang kekal dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi. Idealisme merupakan sebuah produk berpikir yang menekankan tidak saja pada proses mental, namun juga gagasan-gagasan yang dihasilkan dari proses mental itu.

Pemikiran-pemikiran Habermas sendiri termasuk dalam kelompok kritis. Habermas sendiri menamakan gagasan-gagasan sebagai rekonstruksi materialism historis. Habermas bertolak dari pemikiran Marx, seperti potensi manusia, spesies makhluk dan aktivitas yang berperasaan. Habermas mengatakan bahwa, Marx telah gagal membedakan antara dua komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan interaksi. Antara kerja dan interaksi sosial, Marx hanya membahas kerja saja dan mengabaikan interaksi sosial. Ritzer (Burhan Bungin,18:2009) mengutip bahwa Habermas berkata: “ ia hanya mengambil perbedaan antara kerja dengan interaksi sosial sebagai titik awalnya”. Pada sepanjang tulisannya, Habermas menjelaskan perbedaan ini, meski ia cenderung menggunakan istilah tindakan rasional purposive dan tindakan komunikatif (interaksi). Dalam The Theory of Communication Action pun ia menyebut tindakan komunkatif ini sebagai bagian dari dasar-dasar ilmu sosial dan teori komunikasi.

Selama tahun 1970-an Habermas memperbanyak studi-studinya mengenai ilmu-ilmu sosial dan mulai menata ulang teori ktitik sebagai teori komunikasi. Tahap kunci dari perkembangan initermuat dalam kumpulan studi yang ditulis bersama Niklas Lukhmann, yakni Theori der Gesellchaft der Sozialtechnologie (1971); Legitimations problem des Historischen Materialismus (1976); dan berbagai kumpulan esai.

Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey, yang sering disebut sebagai the first philosopher of communication itu dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatiknya, suatu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Pragmatisme menolak dualisme pikiran dan materi, serta subjek dan objek. Gagasan-gagasan seharusnya bermanfaat bagi masyarakat, pesan-pesan ide harus tersampaikan dan memberikan kontribusi pada tingkat perilaku orang. Pesan ide membentuk tindakan dan perilaku di lapangan.

Penjelasan tersebut juga menegaskan bahwa sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Pemikiran Comte, Durkheim, Parsons dan Merton, merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi kelahiran teori-teori komunikasi yang beraliran struktural fungsional. Sementara sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma konflik bagi kelahiran teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.

Sejak awal, sosiologi telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lain. Hal yang disebut oleh Comte sebagai “social dynamic”, “kesadaran kolektif” oleh Durkheim , “interkasi sosial” oleh Marx serta “tindakan komunikatif” dan “teori komunikasi” oleh Habermas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi.

Selain yang disumbangkan oleh Karl Marx dan Habermas mengenai teori kritis dalam komunikasi, sumbangan dari perspektif structural fungsional dalam sosiologi yang diajarkan oleh talcot Parsons dengan teori sistem tindakan maupun dengan skema AGIL, serta kajian Robert K. Merton tentang struktur-struktur fungsional, struktur sosial dan anomie merupakan sumbangan-sumbangan yang sangat pentingterhadap lahirnya teori-teori komunikasi.

Saat ini perspektif teoritis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada fokus kajian sosiologi mengenai interaksi sosial dan semua aspek yang bersentuhan dengan kajian tersebut. Narwoko dan Suyanto (Burhan Bungin, 20:2009) mengatakan bahwa, kajian tentang interaksi sosial mengisyaratkan adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih dalam, seperti adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi bukan semata-mata tergantung tindakan, tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sementara aspek penting dari komunikasi adalah bila seseprang memberikan tafsiran kepada sesuatu atau pada kelakuan orang. Dalam komunikasi, persoalan makna juga menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan0 karena makna yang dikirim oleh komunikator dan penerima informasi menjadi sangat subjektif dan ditentukan oleh konteks sosial ketika informasi disebar dan diterima.

Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi

Interaksi sosial dalam berkelompok dan bermasyarakat, yang oleh Habermas disebut sebagai tindakan komunikasi, tidak lain merupakan persepektif sosiologi. Perspektif itu pula yang menjadi objek pengamatan sosiologi komunikasi. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat dalam masyarakat adalah komunikasi. Sehubungan dengan hal itu, maka konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep tentang sosiologi, community, communication dan telematika. Konsep-konsep tersebut yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam studi sosiologi komunikasi.

1) Sosiologi

Kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yang berarti bercocok tanam atau bertanam, kemudian berkembang menjadi socius (Bahasa Latin) yang berarti teman atau kawan. Selanjutnya berkembang lagi menjadi kata social yang berarti berteman, bersama atau berserikat.

Hasan Shadily (Burhan Bungin,27:2009), secara khusus kata sosial maksudnya adalah kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Pengertian ini juga mengandung makna bahwa Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya,

Pitirim Sorokin (Soekanto,1:9200) mengemukakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
  • Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik).
  • Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya gejala geografis dan biologis).

Roucek dan Warren (Soekanto,19:2003) mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff (Soekanto,19:2003) berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

Selo Soermadjan dan Soelaman seomardi (Soekanto,20;2003) mengatakan bahwa, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sturktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, seperti pengaruh hubungan timbal balik antara segi kehidupan hukum dengan kehidupan ekonomi. Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri adalah dalam perubahan-perubahan di struktur sosial. Pembentukan struktur sosial, terjadinya proses sosial dan perubahan-perubahan sosial tidak lepas dari adanya aktivitas interaksi sosial yang menjadi salah satu ruang lingkup sosiologi. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara timbal balik antar manusia, struktur sosial dan proses-proses sosial.

2) Community (Masyarakat)

Menurut Ralph linton (Soekanto:24:2003), masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Selo Soemardjan (Soekanto,24:2003) menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Sementara menurut Mac Iver dan Page,masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah disebut masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu.

Berdasarkan berbagai definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut. Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih, tetapi minimal adalah dua orang. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu cukup lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan dan penilaian. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka muncul budaya yang mengikat antara satu manusia dengan yang lain.

3) Teknologi Telematika

Istilah teknologi telematika (telekomunikasi, media dan informatika) berawal dari istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT). Istilah ini mulai popular di akhir decade 70-an. Pada masa sebelumnya, teknologi informasi masih disebut dengan istilah teknologi komputer atau pengolahan data elektronik atau Electronic Data Processing (Burhan Bungin:29:2009).

Istilah telematika lebih ke arah penyebutan kelompok teknologi yang disebutkan secara bersama-sama, namun sebenarnya yang dimaksud adalah teknologi informasi yang digunakan di media massa serta teknologi telekomunikasi yang umumnya digunakan dalam bidang komunikasi lainnya. Sementara itu, istilah teknologi seringkali rancu dengan sistem informasi. Ada yang menggunakan istilah teknologi informasi untuk menjabarkan sekumpulan sistem informasi, pemakai, dan manajemen. Pendapat ini menggambarkan teknologi dalam perspektif yang luas.

Menurut Alter (Burhan Bungin, 30:2009), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentrasmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan data. Martin (Burhan Bungin,30:2009), mendefinisikan teknologi informasi hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Secara lebih luas, Lucas (Burhan Bungin, 30:2009) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis. Berdasarkan berbagai uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa teknologi telematika adalah teknologi yang dapat memproses hingga mengrim informasi secara elektronis.

4) Communication (Komunikasi)

Thedornson and Theodornson (Burhan bungin,30:2009), memberi batasan lingkup berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap atau emosi dari seorang atau sekelompok kepada yang lain terutama melalui symbol-simbol. Garbner yang dikutip olleh Mcquail dan Windhal (Burhan Bungin,31:20090, mendefinisikan komunikasi sebagai interaksi sosial melalui pesan-pesan.

Uchyana (2002:11), mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses, pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran ata perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informas atau opini yang muncul dari benak komunikator. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, maupun kegairahan yang muncul dari dalam hati.

Berdasarkan berbagai definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang terkait dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat; termasuk komunikasi yang dilakukan secara langusung maupun dengan menggunakan media komunikasi.

5) Sosiologi Komunikasi

Menurut Soerjono Sokeanto (1992:471), sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial, yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Stephen F. Steele (Petrus Andung), mengungkapkan bahwa sosiologi komunikasi adalah studi yang mempelajari perilaku kolektif akibat media.

Liliwery (Petrus Andung) memahami sosiologi komunikasi dalam dua bagian yakni level makro dan mikro. Dalam arti luas (makro), Liliwery berpendapat bahwa sosiologi komunikasi merupakan cabang dari sosiologi yang mempelajari atau menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam kelompok atau masyarakat. Sementara dalam artian sempit (mikro), Liliwery mendefinisikan sosiologi komunikasi sebagai cabang dari sosiologi mempelajari atau yang menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam konteks komunikasi massa dari suatu masyarakat.

Secara komprehensif Sosiologi Komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial sebagai aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, samapai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial yang ditanggung masyarakat sebagai akibat dai perubahan-perubahan yang didorong oleh media. (Burhan Bungin,31:2009)

Berdasarkan berbagai definisi di atas, disimpulkan bahwa sosiologi komunikasi adalah cabang dari ilmu sosiologi yang khusus mempelajari proses komunikasi dalam masyarakat (interaksi sosial). Uraian di atas juga menegaskan bahwa pokok kajian dalam sosiologi komunikasi adalah komunikasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, baik komunikasi yang terjadi dalam masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan, komunikasi massa dan efeknya, komunikasi yang terjadi antar masyarakat yang berbeda budaya, hubungan antara komunikasi dan perubahan sosial serta pembangunan bagi masyarakat serta teknologi komunikasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dan efeknya bagi masyarakat itu sendiri.

Burhan Bungin (31:2009), membagi komunikasi dalam masyarakat menjadi lima jenis, sebagai berikut:
Komunikasi individu dengan individu (antar pribadi). Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, yang terjadi secara langsung (tanpa medium) atau tidak langsung (melalui medium). Contohnya kegiatan percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon atau surat menyurat pribadi. Fokus pengamatannya adalah bentuk-bentuk dan sifat hubungan-hubungan (relationship), percakapan (discourse), interaksi dan karakteristik komunikator.
Komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasannya pada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Bahasan teoritis meliputi meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interkasi serta pembuatan keputusan.
Komunikasi organisasi. Komunikasi menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan Jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasannya meliputi struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta kebudayaan organisasi.
Komunikasi sosial. Menurut Astrid (Burhan Bungin,32:2009), adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dengan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu integrasi sosial. Komunikasi sosial sekaligus sutau proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleh sutau masyarakat melalui komunikasi sosial kesadaran masyarakat dipupuk, dibina dan diperluas. Melalui komunikasi sosial, masalah-masalah sosial dipecahkan melalui konsensus.
Komunikasi massa. Menurut Josep A. Devito (Nurudin,11:2009), komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya yang medianya melalui pemancar-pemancar audio dan visual. Lingkup komunikasi massa meliputi sumber pemberitaan, pesan komunikasi, hubungan komunikan dengan komunikator serta dampak pemberitaan terhadap masyarakat.

Ranah Sosiologi Komunikasi

Ranah sosiologi Komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan sosiologi secara keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi komunikasi tidak sama dengan sosiologi secara umum dan tidak mengambil objek komunikasi secara utuh, akan tetapi sosiologi komunikasi menjembatani studi sosiologi dan studi komunikasi. Jembatan itu dibangun berdasarkan kajian sosiologi tentang interaksi sosial, yang dalam sosiologi juga dikenal dengan subkajian masalah-masalah komunikasi, kemudian menariknya ke dalam studi komunikasi yang berkaitan erat dengan sosiologi yaitu studi-studi media, dampak media maupun perkembangan teknologi komunikasi. Dalam perkembangan selanjutanya, studi-studi sosiologi dan studi-studi komunikasi, maka kajian sosiologi komunikasi ini berkembang menjadi satu kajian yang tidak bisa lagi dibedakan secara sosiologis dengan komunikasa. Dalam arti ketika membahas kasus-kasus sosiologi komunikasi, maka akan ditemukan sebuah kenyataan bahwa yang menjadi perhatian komunikasi juga menjadi perhatian sosiologi. Hal ini terjadi karena ranah sosiologi komunikasi adalah kajian sosiologi dan kajian komunikasi seperti individu, kelompok, masyarakat, dunia dan interaksinya.

Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok, masyarakat, dan sistem dunia. Ranah ini bersentuhan dengan wilayah lain, seperti teknologi telematika, komunikasi, proses interaksi sosial serta budaya kosmopolitan, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1: Ranah Sosiologi Komunikasi



Gambar 2: Objek Sosiologi Komunikasi



Kompleksitas Sosiologi Komunikasi

Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner. Artinya, sosiologi tidak saja membatasi diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri pada kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman. Karena bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka studi sosiologi komunikasi menjadi rumit atau kompleks.

Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan bahkan negara. Bidang ilmu yang paling mempengaruhi perkembangan sosiologi komunikasi adalah teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini terjadi karena perubahan dan kemajuan teknologi komunikasi cenderung membawa dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan perubahan pada bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya dan ekonomi.

Gambar 4: Kompleksitas Sosiologi Komunikasi



Hingga saat ini kajian sosiologi selalu tertinggal jauh dari perkembangan tekenologi telekomunikasi. Berbagai teori dirsakan cepat usang dan sudah tidak up-to date lagi, begitupula perspektif yang semula dianggap penting untuk dikembangkan dalam studi-studi komunikasi menjadi semakin kompleks dalam waktu singkat. Begitupula kaitan studi sosiologi komunikasi dengan disiplin ilmu lain setiap saat dipandang sangat membantu kajian-kajian sosiologi komunikasi. Sementara kekhawatiran yang ada bahwa terasa begitu sedikit para ahli yang ikut memikirkan kajian ini, padahal kenyataannya sudah sangat banyak di masyarakat. salah satu pemicu perkembangan sosiologi komunikasi yang cepat ini disebabkan karena sosiologi komunikasi tidak berkembang pesat seperti perkembangan teknologi. Pacu memacu antara teknologi dan teori di ranah wacana, aplikasi dan masyarakat ini yang kemudian setiap saat melebarkan arena objek sosiologi komunikasi.

Kesimpulan
  1. Gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural fungsional maupun dalam perspektif konflik.
  2. Konsep-konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep sosiologi, masyarakat dan komunikasi dan teknologi telematika.
  3. Kehidupan bermasyarakat, merupakan obyek pengamatan sosiologi yang masuk dalam rumpun ilmu sosial. Sosiologi mempelajari berbagai segi kehidupan manusia yang bermasyarakat dan salah satu ruang lingkup yang diamati adalah interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Inti dari interaksi sosial adalah komunikasi, karenanya muncul kekhususan dalam sosiologi yang dinamakan Sosiologi Komunikasi, yaitu ilmu yang mempelajari atau menganalisa komunikasi dari sisi sosiologis.
  4. Sosiologi komunikasi ini kita akan mempelajari komunikasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, baik komunikasi yang terjadi dalam masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan, komunikasi massa dan efeknya, komunikasi yang terjadi antar masyarakat yang berbeda budayanya, hubungan antara komunikasi dan perubahan sosial serta pembangunan bagi masyarakat, dan juga teknologi komunikasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dan efeknya bagi masyarakat.
  5. Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok, masyarakat, dan sistem dunia. Dimana ranah ini bersentuhan dengan wilayah lain, seperti teknologi telematika, komunikasi, proses interaksi sosial serta budaya kosmopolitan.
  6. Kompleksitas sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan terbuka terhadap sumbangan disiplin ilmu lain, seperti budaya, ekonomi, agama, hukum negara sampai pada teknologi.
  7. Objek sosiologi komunikasi adalah manusia yang menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu aspek sosial dan komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan realitasnya.

Sekian artikel tentang Ruang Lingkup Studi Sosiologi Komunikasi Menurut Para Ahli.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Bungin burhan, 2006. Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana
  2. Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.
  3. Effendy, Onong Uchjana. 2002. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
  4. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  5. Soekanto, Soerjono.2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Nikita Dini
Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer

Posting Komentar untuk "Ruang Lingkup Studi Sosiologi Komunikasi Menurut Para Ahli"