Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Transaksi Bisnis dan Keamanan Pembayaran Cybercash

Proses Transaksi Bisnis dan Keamanan Pembayaran Cybercash - Kita berada dalam suatu tahap sejarah kehidupan yang baru ekonomi digital, ungkap Don Tapscott dalam bukunya yang terkenal "Digital Economy " . Itulah katanya seperti apa yang digambarkan dalam "Digital Economy"-nya Don Tapscott dan "Being Digital"-nya Negopronte - isi dunia dalam hal ini manusia dan segala aktifitasnya telah ditransformasikan dalam bentuk digital. Komputer dan teknologi yang berkaitan telah mengambil alih dimana-mana mulai dari pengambilan uang dengan ATM, sistem kendali pesawat, peralatan rumah sakit, manufaktur sampai komunikasi. Dalam semua bidang tersebut, komputer nampaknya membawa perubahan radikal dan fundamental mengubah segala sesuatunya yang dilakukan.

Namun, Internet tiba-tiba saja menjadi suatu terobosan yang lebih revolusioner lagi mengubah bagaimana cara kita beraktifitasa, berkomunikasi dan berkolaborasi. Jutaan manusia bisa saja dalam satu malam mengakses dokumen skandal seks Clinton-Lewinsky, bercakap-cakap dari kamarnya yang gelap di ruang saluran obrolan, bertukar pikiran dengan bulletin board, atau meluapkan sumpah serapah dan unek-uneknya dengan e-mail ke milis apakabar, dan banyak hal lainnya. Namun, satu hal yang mungkin bakal mengubah kehidupan kita adalah apa yang disebut sebagai e-commerce atau electronic commerce.

Apa itu e-commerce? Anda membeli baju lebaran dengan menggesekkan kartu kredit Anda pada hakekatnya adalah salah satu realisasi e-commerce dalam kehidupan kita sehari-hari. Anda mengambil uang dari Mesin ATM juga bisa disebut e-commerce. Dan yang lebih canggih lagi, Anda membeli buku dari situs amazon.com, mengisi form pembelian, memasukkan nomor kartu kredit Anda , dan mengklik tombol Submit atau Buy dari Internet adalah e-commerce. Jadi , pada dasarnya e-commerce merupakan bentuk transaksi ekonomi yang dilakukan secara digital.

Lalu, kalau ATM, kartu kredit dan yang transaksi lainnnya sudah dapat dilakukan mengapa subyek e-commerce ini menjadi begitu signifikan dan banyak dibicarakan dimana-mana? Sebabnya adalah Internet. Jaringan publik yang murah dengan jangkauan global. Dengan adanya Internet, e-commerce menjadi suatu hal yang penting karena dimungkinkan membangun suatu infrastruktur dan model ekonomi baru yang mengaburkan batas-batas negara, institusional, birokrasi dan sistem untuk siapa saja.

Dimasa yang lalu, institusi keuangan memegang peranan penting terhadap jaringan pribadi untuk melaksanakan transaksi secara digital. Perbankan, institusi keuangan, perusahaan-perusahaan raksasa menjadi pemilik-pemilik jaringan virtual tersebut. Saat ini, walaupun jaringan pribadi masih memegang peranan penting, Internet menjadi suatu jaringan umum yang memungkinkan terjadinya transaksi ekonomi secara digital. Atau dengan kata lain, aktifitas ekonomi digital dapat dilakukan oleh siapa saja melalui Internet. Apa maknanya bagi ekonomi dunia? Tak kurang dari pemerintah AS yang mulai memprakarsai apa yang dikenal sebagai Information Superhighway menjadi suatu infrastruktur ekonomi digital yang disebut e-commerce itu. Dalam artikel yang dipublikasikan untuk umum (lihat di http://www.e-commerce.gov ) " A Framework for Global Electronic Commerce" disebutkan bahwa electronic commerce melalui Internet mesti difasilitasikan dalam basis global.

Perdagangan elektronik yang saat ini sudah berjalan di Internet, sebenarnya baru merupakan langkah awal dari e-commerce. Atau dapat dikatakan sebagaian kecil dari proses e-commerce yang telah diimplementasikan dengan batasan teknologi yang ada saat ini. Pengantar e-commerce akan mengulas berbagai pandangan mengenai e-commerce, bagaimana transaksi di Internet terjadi, bagaimana persyaratan transaksi di jaringan publik Internet, bagaimana pembayaran dilakukan, dimana saja e-commerce ini dapat diterapkan dan bagaimana e-commerce ini diterapkan untuk kepentingan Anda.

Proses Transaksi Bisnis dan Keamanan Pembayaran Cybercash_
image source: expertbeacon.com

baca juga: Pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Menurut Ahli


Definisi Electronic Commerce

Ada banyak definisi untuk e-commerce, tapi umumnya, e-commerce merujuk pada semua bentuk transaksi komersial yang menyangkut organisasi dan individu yang didasarkan pada pemrosesan dan transmisi data yang digitalisasikan, termasuk teks, suara dan gambar. Termasuk juga pengaruh bahwa pertukaran informasi komersial secara elektronik yang mungkin terjadi antara institusi pendukungnya dan aktivitas komersial pemerintah. Ini termasuk antara lain manajemen organisasi, negosiasi dan kontrak komersial, legal dan kerangka regulasi, penyusunan perjanjian keuangan, dan pajak satu sama lain.

Sasaran e-commerce adalah menciptakan lingkungan komersial yang baru dalam segala bentuknya di abad elektronik. Dimana beberapa tahap yang umumnya terdapat diantara penjual dan pembeli dalam transaksi komersial dapat diintegrasikan sekaligus dan otomatis secara elektronik. Jadi dapat meminimalkan biaya transaksi.

Definisi yang terhitung masih luas memberikan gambaran dimana e-commerce menyangkut juga transfer dana elektronik dan transaksi kartu kredit, ditambah dengan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang aktifitasnya. Definisi yang lebih sempit dikaitkan dengan transaksi elektronik business-to-business dan business-to-consumer dimana transaksi yang terjadi menyangkut beberapa jenis pembayaran elektronik.

Berikut ini beberapa definisi mengenai electronic commerce yang mungkin dapat membuka gambaran lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan electronic commerce.

"Pada saat Internet memberdayakan seluruh penduduk dan mendemokratisasikan kehidupan sosial (societies), itu juga akan mengubah paradigma ekonomi klasik. Model baru interaksi komersial berkembang sewaktu kalangan bisnis dan kustomer/pelanggan-pelanggannya berpartisipasi dalam suatu pasar elektronik dan mencapai manfaat bersama. GII (Global Information Infrastructur) secara potensial telah mengubah dengan cepat bidang komersil dan bidang-bidang lainnya dengan mengurangi biaya secara dramatis dan memberi suatu sarana baru untuk melakukan transaksi komersial. Internet bakal mengubah pemasaran retail secara revolusioner. Komersialisasi di Internet bakal mencapai 10 milyar dollar samapi akhir abad ini. " (U.S. Executive Office of the President, 1997)

"Elektronic Commerce adalah transaksi komersial dari jasa dalam format elektronik" (Transatlantic Business Dialogue Electronic Commerce White Paper, 1997)
"Electronic Commerce merujuk secara umum kepada semua bentuk transaksi yang berkaitan dengan aktifitas komersial, baik organisasi maupun individual, yang berdasarkan pada pemrosesan dan transmisi data yang digitalisasikan, termasuk teks, suara, dan gambar" (OECD, 1997)
"Electronic Commerce berkaitan dengan melakukan bisnis secara elektronik. E-commerce didasarkan pada pemrosesan elektronik dan transmisi data, termasuk teks, bunyi dan video. E-commerce mencakup segala macam aktifitas termasuk perdagangan elektronik baik barang ataupun jasa, pengiriman secara online dari isi digital, transfer dana secara elektronik, electronic share trading, electronic bil of landing, commercial auctions, kolaborasi desain dan rekayasa, online sourcing, public procurement, direct consumer marketing, dan layanan purna jual. Termasuk juga produk (consumer good, peralatan medis) atau jasa (layanan informasi, keuangan dan hukum); aktivitas tradisional (kesehatan, pendidikan) dan aktivitas-aktivitas baru (virtual malls)" (European Commission, 1997)

"Electronic Commerce adalah melakukan aktifitas bisnis yang diarahkan pada pertukaran nilai melalui jaringan telekomunikasi." (European Information Technology Observatory, 1997)
"..elektonik commerce, yang saat ini baru diterapkan secara terbatas pada beberapa perusahaan saja, adalah memasuki suatu era baru dimana beberapa orang yang tidak spesifik misalnya pelanggan umum terkait dalam suatu jaringan. Sebagai tambahan, isinya tidak hanya berupa transaksi data untuk menempatkan atau menerima order yang sederhana namun juga menyangkut kegiatan komersial umum seperti publikasi, iklan, negosiasi, kontrak dan fund settlements." (Ministry of Int'l. Trade and Industry, Japan, 1996)

Dari berbagai definisi dan gambaran mengenai e-commerce di atas dapat dilihat adanya kesamaan pandangan tentang e-commerce yaitu berkaitan dengan infrastruktur, format, lingkup , bentuk transaksi dan representasi produk yang dikomersialisasikan. Namun, dari beberapa gambaran di atas, satu hal penting yang cuma disinggung oleh pernyataan Gedung Putih adalah yang berkaitan dengan sasaran dari e-commerce yaitu mengurangi biaya dan merupakan suatu sarana baru untuk melakukan aktivitas komersial.

Mengurangi biaya memang menjadi sangat penting apalagi kalau mengingat aktifitas komersial konvensional seringkali melibatkan beberapa rantai aktifitas yang menimbulkan biaya cukup tinggi dalam menyelesaikan suatu proses ekonomi. Contoh yang mudah adalah dalam kegiatan kita sehari-hari. Di jakarta misalnya, Anda ingin membeli baju paling tidak Anda harus menyiapkan kendaraan Anda atau keluar rumah menunggu mobil angkutan umum, melakukan perjalanan dari tempat Anda ke Mall terdekat, kena macet lalu lintas Jakarta, mencari tempat parkir kendaraan Anda, mengeluarkan ongkos parkir, masuk ke Mall , memilih baju yang cocok, dan melakukan transaksi pembelian baik kontan maupun dengan kartu kredit. Proses ekonomi di atas memakan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak kecil.

Dalam ekonomi berbasis e-commerce, dapat digambarkan Anda cuma perlu mendial nomor akses ISP Anda, melakukan penelusuran informasi mengenai barang yang Anda inginkan di virtual mall dengan serach engine atau katalog elektronik, memilih baju yang Anda inginkan secara virtual dan mengisi form order dalam waktu kurang dari satu jam. Gambaran yang mudah mengenai e-comerce di atas merupakan suatu ulasan mengenai bagaimana biaya, waktu dan tenaga dapat begitu ditekan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Cuma masalahnya adalah seberapa mendesak kebutuhan Anda itu? Kalau kebutuhan Anda sangat mendesak, misalnya beli baju untuk ke pernikahan teman nanti malam. E-commerce seperti yang diulas diatas mungkin tidak dapat diterapkan dalam proses ekonomi Anda. Jadi ada semacam tenggang waktu untuk mendapatkan apa yang Anda beli dalam arti bagaimana kebutuhan Anda apakah sangat mendesak atau tidak. Lalu apa manfaat sebenarnya dari e-commerce ini dan bagaimana Transaksi di Internet.

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda membayar barang maupun jasa dengan berbagai cara. Anda berbelanja di Pasar Swalayan, mungkin Anda gunakan kartu kredit atau kontan atau menggunakan kartu debit. Mentranfer rekening mungkin Anda telah menggunakan ATM. Tanpa kita sadari sebenarnya bentuk transaksi elektronik telah memasuki kehidupan kita sehari-hari, namun transaksi itu dilakukan melalui jaringan pribadi (Private Network) yaitu jaringan yang dimiliki atau disewa oleh institusi keuangan baik bank, penerbit kartu kredit dll. Dengan semakin meningkatnya popularitas dan pemanfaatatan jaringan publik Internet, ditambah dengan semakin populernya WWW sebagai hipermedia untuk merepresentasikan produk maupun jasa, baik kelompok usaha maupun pribadi mulai melirik bagaimana cara melakukan bisnis di Internet.

Pembayaran melalui Internet, misalnya dilakukan dengan kartu kredit, sebenarnya memiliki mekanisme yang sama dengan cara pembayaran melalui Point Of Sale di toko atau mal . Yang membedakannya adalah, pembayaran melalui Internet dilakukan menggunakan komputer pribadi Anda dan server web pemilik toko atau mall yang telah online. Gambar () memperlihatkan proses pembayaran melalui Internet yang terjadi saat ini. Konsumen menggunakan web browser untuk mengisi form pembelian dan memilih cara pembayaran yang akan dilakukannya apakah menggunakan kartu kredit, digital cash, atau cek elektronik. Perangkat lunak yang berada di server penjual kemudian menetapkan transaksi dengan melakukan verifikasi pembelian, dan melakukan otorisasi untuk memindahkan dana dari bank atau pengumpul kartu kredit (credit card acquirer). Biasanya, langkah otorisasi ini melalui suatu gateway yang akan berkomunikasi dengan bank baik menggunakan Internet atau jaringan pribadi bank.

Beberapa aktifikas komersial sebenarnya telah lama dilakukan melalui jaringan. Namun tingkat operasionalnya terbatas pada transaski business-to-business dan melakukannya melalui jaringan virtual yang sifatnya pribadi dan mahal. EDI (Electronic Data Interchange) dan ETF (Electronic Transfer Fund) misalnya, telah diimplementasikan beberapa dekade yang lalu untuk melakukan transaksi busines-to-business skala besar. EDI biasanya digunakan antara pemasok dan produsen. Namun sistem ini tidak memiliki fleksibilitas yang cukup memadai untuk memenuhi tuntutan pasar yang muncul sekarang ini. Di internet, order produk saat ini sudah dapat dilakukan dengan hanya melihat katalog produk, dan kemudian memasukkannya ke dalam keranjang belanja elektronik dengan menekan tombol mouse Anda untuk menyelesaikan prosedur pembelian setelah mengisi form order.

Salah satu keunggulan Internet dibandingkan dengan jaringan virtual yang sifatnya pribadi seperti EDI, value added network (VAN), dan yang lainnya adalah felksibilitasnya. Selain itu, kalau biaya perawatan dan impelmentasi untuk sistem elektronik melalui Internet dapat ditekan serendah mungkin, baik bisnis kecil maupun pengusaha besar dapat mengambil keuntungan dari sistem yang seperti ini. Inilah salah satu keunggulan Internet yang perlu diperhatikan sebagai sara pendukung e-commerce. Sistem transaksi elektronik dimasa lalu menggunakan VAN atau EDI sangat mahal, dengan Internet biaya dapat ditekan, memungkinkan siapa saja dari individu, perusahaan kecil sampai besar memanfaatkannya untuk melakukan transaksi bisnisnya. Walaupun, penyedia jasa Internet memberikan harga layanan yang berbeda untuk berbagai tipe pelayanannya , namun bila dibandingkan dengan VAN biaya ini masih terhitung lebih murah.

Persyaratan Transaksi di Internet

Sistem pembayaran melalui e-commerce memerlukan suatu persayaratan yang mencakup:
  • Konfidensialitas untuk menjamin bahwa konsumen, pedagang dan informasi transaksi pembayaran tetap konfidensial
  • Integritas dari semua data yang ditransmisikan melalui jaringan publik seperti Internet
  • Otentikasi dari pihak pembeli maupun pihak pedagang
  • Keamanan berkaitan dengan perlindungan atau jaminan keamanan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
  • Mekanisme privacy untuk pertukaran informasi yang sifatnya umum maupun pertukaran data pembayaran.
  • Divisibilitas, berkaitan dengan spesifikasi praktis transaksi baik untuk volumen besar maupun transaksi skala kecil.
  • Interoperabilitas dari perangkat lunak, maupun jaringan dari penerbait kartu kredit dan perbankan

Seperti halnya transaksi elektronik konvensional, baik pembeli atau penjual memerlukan otentikasi , yaitu jaminan bahwa Andalah pemegang kartu yang sah dan berhak memakai kartu tersebut untuk barang yang Anda beli. Dalam hal ini, penjual memeriksa otentikasi dengan tanda tangan yang tertera di kartu Anda. Jenis otentikasi lainnya misalnya pada saat Anda ingin mengambil uang melalui ATM diperlukan suatu PIN (Personal Identification Number) bahwa Anda memang berhak untuk melakukan transfer tersebut.

Otentikasi tanpa bertatap muka baik melalui telepon atau Internet sebenarnya cukup sulit. Walaupun pada kenyataannya praktek ini telah dilakukan khususnya di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Untuk mengatasi masalah otentikasi ini, beberapa terobosan secara teknologi telah dilakukan khususnya untuk menerapkan otentikasi melalui Internet. Misalnya , secara elektronik Anda dapat mengotentikasikan diri Anda sendiri pada saat online di Internet menggunakan tanda tangan digital (digital signature). Beberapa perusahaan yang berkaitan dengan keamanan Internet saat ini telah menjadi penyedia jasa untuk memberikan semacam tanda tangan digital yang nantinya secara otomatis akan mengidentifikasikan Anda di Internet.

Di Internet, untuk menjamin konfidensilitas, otentikasi dan privacy digunakan suatu metode keamanan yang disebut enkripsi . Enkripsi merupakan cara mengubah data standar teks melalui suatu prosedur penyandian yang sangat rumit, yang hanya dapat dipecahkan dengan suatu kunci tertentu dan spesifik. Persyaratan pembayaran mana yang akan diterima oleh suatu sistem pembayaran tergantung pada metode enkripsi yang digunakan yaitu apa yang disandikan dan siapa yang boleh membuka sandi tersebut. Masalahnya, metode penyandian ini berbeda-beda dari satu sistem pembayaran ke sistem lainnya. Misalkan Anda menggunakan browser Netscape, mengirimkan informasi yang disandikan ke suatu mall online, tidak ada jaminan bahwa mall online ini akan mampu membuka informasi yang Anda sandikan dengan metode yang digunakan Netscape. Tergantung dari sistem apa yang digunakan oleh mall tersebut apakah sesuai dengan metode yang digunakan Netscape atau tidak.

Untuk mengatasi masalah yang rumit dalam hal penyandian informasi ini, beberapa mekanisme otentikasi telah dikembangkan yang dapat menjamin integritas pembeli maupun vendor. Beberapa diantaranya adalah menggunakan tanda tangan digital untuk korespondensi elektronik, dan sertifikat digital untuk menyatakan suatu identitas pribadi maupun perusahaan.

Beberapa cara yang digunakan untuk melakukan pembayaran di Internet pada dasarnya adalah sistem pembayaran tradisional yang kita kenal sehari-hari : baik kontan, cek dan kartu kredit. Hanya saja, pembayaran di Internet semuanya digital dan dirancang untuk ditangani secara elektronik dari mulai pembelian, otorisasi, pemeriksaan dan pengiriman barang. Dengan kata lain segala sesuatunya diubah menjadi bit. Sistem pembayaran berikut ini telah dikembangkan dan digunakan sebagai cara pembayaran elektronik melalui Internet.

Kartu Kredit

Dalam transaksi kartu kredit tradisional, konsumen memberikan informasi kartunya kepada merchant. Selanjutnya, merchant melakukan verifikasi ke bank dan membuat slip pembayaran untuk konsumen. Merchant selanjutnya menggunakan slip pembelian ini untuk mengumpulkan pembayaran dari bank. Dalam fase penagihan selanjutnya, konsumen menerima statement dari bank dengan rekor transaksi yang telah dilakukannya.

Di Internet proses pembelian dengan kartu kredit mengikuti skenario yang sama. Namun, beberapa tahap tambahan perlu dilakukan untuk memberikan transaksi yang aman dan otentikasi antara penjual dan pembeli. Berbagai cara dapat dilakukan dalam tahap transaksi dan otentikasi ini. Tingkat keamanan dan perangkat lunak yang diperlukan untuk transaksi membedakan antara transaksi kartu kredit konvensional dengan transaksi melalui Internet.

Kartu kredit dapat ditangani secara on-line dengan dua cara:
  • Mengirimkan nomor kartu kredit yang tidak dienkripsi melalui Internet
  • Mengenkripsi data kartu kredit sebelum suatu transaksi terjadi.

Mengenkripsi transaksi kartu kredit dapat juga dibedakan berdasarkan apa yang dienkripsikannya. Jika seluruh transmisi antara pembeli dan pedagang dienkripsikan, pedagang harus melakukan proses sebaliknya yaitu mendekripsikan rincian order untuk menyelesaikan proses pembelian. Selanjutnya, untuk menjamin pembeli bahwa kartunya hanya dilihat oleh pihak yang memiliki otorisasi, pihak ketiga yang dapat dipercaya dapat digunakan untuk secara terpisah mendekripsikan informasi kartu kredit tersebut untuk otorisasi pembayaran.

Pembeli yang melakukan penelusuran di situs web bisa memasukkan nomor kartu kreditnya dalam form pembelian, dan kemudian melakukan keputusan untuk membeli suatu produk. Namun cara ini tidak aman. Transaksi tanpa jaminan kemanan seperti ini dapat dimonitor dan dapat dibajak. Untuk memperkecil resiko seperti ini, cara yang paling sederhana adalah menggunakan kombinasi browser-server yang mendukung protokol Secure Sockets Layer (SSL). Kendati demikian, penggunaan SSL hanya melindungi data selama ditransmisikan di jaringan dari incaran pembajak jaringan yang ilegal. Tidak ada jaminan keamanan untuk data yang telah sampai ke tangan pedagang. Untuk melindungi data dari tangan pedagang online yang nakal dapat digunakan pihak ketiga misalnya dengan sistem seperti yang ditawarkan Cybercash, VeriSign, Verifone, atau First Virtual.

Menggunakan kartu kredit melalui pihak ketiga memberikan pilihan keamanan yang lebih baik dibandingkan langsung dengan pedagang. Ini akan menghindari upaya-upaya nakal dari pedagang untuk menggunakan informasi kartu kredit Anda.
tem perekonomian?

Penerapan E-Commerce

Electronic Commerce sebagai suatu cara untuk melakukan aktifitas perekonomian dengan infratuktur Internet memiliki jangkauan penerapan yang sangat luas. Seperti halnya Internet, dimana siapapun dapat melakukan aktifitas apapun termasuk aktifitas ekonomi, e-commerce memiliki segmentasi penerapan yang luas. Secara garis besar, e-commerce saat ini diterapkan untuk melaksanakan aktifitas ekonomi business-to-business, dan business-to-consumer.

Ketiga fokus strategis penerapan e-commerce akan disikusikan di bagian ini. Anda sebagai pemakai Internet, setidaknya dapat memberikan penilaian dan mengambil manfaat dari ketiga fokus strategis e-commerce tersebut dan menentukan fokus yang mana yang sesuai dengan kemampuan yang ada dan memungkinkan.

Business-to-Business eCommerce

Dalam suatu rangkaian distribusi, kehadiran Internet dapat menghubungkan semua aktifitas bisnis dengan bisnis lainnya, tidak peduli dimana ia berada atau posisinya dalam rangkaian distribusi. Kemampuannya ini , secara langsung maupun tidak langsung, sebenarnya dapat mengancam lapisan penghubung tradisional seperti wholesaler atau broker. Fasilitas yang disediakan Internet memberikan sarana bagi bisnis untuk berhubungan langsung dengan para pemasok - dan karenanya menghapuskan peranan perantara seperti broker.

Kendati demikian, terlepas dari dimana posisi suatu organisasi atau perusahaan dalam rangkaian pemasokan, terdapat peluang-peluang yang dapat digali oleh siapa saja untuk memanfaatkan Internet semaksimal mungkin guna mencapai kompetitifitas bisnis yang sebelumnya tidak dapat dicapai. Yaitu:

  • Memberikan informasi.
    Sebagai misal, suatu perusahaan distribusi obat-obatan, McKesson, menggeser posisi bisnisnya dari distributor menjadi suatu value added provider dalam industri kesehatan . Produk utamanya adalah informasi, bukan lagi obat-obatan. Bagaimana bisa demikian? Ini dikarenakan expoitasi McKesson atas database informasi yang dimilikinya baik dalam penjualan dan unit untuk farmasi. Paket-paket informasi tersebut diberikan untuk memperbaiki kinerja finansial farmasi.
  • Pengadaan dan Pembelian (Purchasing and Selling).
    Purchasing and Selling. General Electric’s Trading Process Network membolehkan para pemasoknya untuk mendownload Request Forn Proposal (RFP) GE’s, melihat diagram spesifikasi suku cadang, dan berkomunikasi dengan General Electric untuk menyelesaikan transaksi. GE memperluas jaringannya untuk menolong perusahaan-perusahaan lain saling melakukan jual beli dan mengkaji model bisnis berdasarkan fee.
  • Beralih ke Internet (Moving to an Internet platform).
    Bank-bank di Amerika Serikat, misalnya Bank of America dan Wells Fargo, saat ini telah mengkaji kemungkinan EDI untuk menerapkan fungsi transaksi business-to-business dialihkan ke Internet untuk menekan biaya operasional.
  • Memasok Layanan Ekstranet.
    Perusahaan yang telah menerapkan Intranet mulai memberikan kemungkinan layananan baru dengan memberikan sebagian kecil dari sistem Intranetnya ke pelanggan-pelanggan strategis; mitra; atau mitra dagangnya misalnya apa yang telah dilakukan oleh General Electric’s Trading Process Network. Contoh lain adalah Federal Express yang memanfaatkan infrastrukturnya yang telah ada untuk mengirimkan paket dengan cepat dengan cara memberikan layanan pemenuhan order melalui web kepada para pelanggannya. Situsnya yang terkenal ( http://www.fedex.com ) memiliki fasilitas penjejak paket di seluruh dunia.


Business-to-Consumer eCommerce

Dari tahun ke tahun, pengaruh Internet dalam perekonomian semakin nyata seperti ditunjukkan dalam tabel (4.1). Perusahaan di seluruh dunia mulai menggali keuntungan dan manfaat Internet dan mencoba menguasai pangsa pasar yang muncul akibat adanya Internet ini. Layanan busines-to-consumer yang diberikan melalui Internet secara langsung sebenarnya mengalami pergeseran. Yang mudah dilihat adalah pergeseran dalam hal:
One-way marketing. Perusahaan-perusahaan yang memiliki situs web atau homepage tetap memiliki mekanisme distribusi yang mencolok untuk mempublikasikan brosur-brosurnya, mendorong, strategi pemasaran satu arah.

Pemesanan melalui web. Tersedianya transaksi web yang aman memungkinan suatu perusahan untuk membolehkan konsumennya memesan produk langsung melalui web. Katalog-katalog elektronik dan mal-mall maya menjadi suatu hal yang biasa.

Relationship Marketing. Yang paling mencolok dari pardigma ini adalah apa yang disebut relationship marketing. Karena tingkah laku pelanggan dapat dilacak dari web, pada saat masuk ke situs web perusahaan, perusahaan-perusahaan dapat melalukan suatu percobaan dengan metodologi ini sebagai perangkat untuk meriset pasar dan relationship marketing misalnya:
  • Survei melalui web
  • Menggunakan web untuk membuat inferensi mengenai profil pembelian konsumen
  • Mengkustomisasikan produk dan layanan
  • Mencapai kepuasan konsumen dan membangun loyalitas pelanggan

Contoh awal dari perusahaan yang memanfaatkan potensi interaktifitas Internet untuk melakukan terobosan hubungan konsumen adalaf Firefly. Firefly telah menciptakan produk-produknya melalui teknologi web tracking. Yang dilakukan perusahaan distribusi audio dan video ini adalah secara literal menciptakan suatu produk yang khusus untuk setiap pelanggannya berdasarkan profil pelanggan dan kelakukan pembeliannya. Sebagai misal, seorang pembeli CD yang menyukai musik klasik mungkin akan dibuatkan perangkat audio dan video yang disesuaikan untuk mendengarkan musik klasik.

Apakah e-commerce (e-dagang)? (what is e-commerce?)

Umumnya orang berfikir e-commerce adalah online shopping – belanja di, membeli barang melalui Web.

Terus terang Web shopping / online shopping sebetulnya hanya sebagian kecil sekali dari belantara e-commerce. Web shopping yang termasuk di dalamnya transaksi online stok, men-download software langsung dari web sebetulnya menghubungkan bisnis ke konsumen ini hanya sekitar 20% dari total e-commerce, sedang sebagian besar sebetulnya lebih banyak berupa hubungan dagang bisnis ke bisnis yang memudahkan proses pembelian antar perusahaan-perusahaan. Banyak orang berharap supaya dimungkinkan terjadinya transaksi mikro yang memungkinkan orang membayar dalam bentuk recehan –beberapa ribu / ratus rupiah – untuk mengakses content atau game di Internet.

Transaksi yang sangat hot di e-commerce untuk barang-barang dagangan di Internet maupun melalui media elektronik lainnya, menurut Simba Information http://www.simbanet.com/ yang merupakan best seller adalah produk komputer, produk konsumer, buku dan majalah, musik dan produk entertainment (audio, video, TV).

Dari berbagai statistik yang ada tampaknya e-commerce akan semakin marak, terutama di amerika serikat tentunya. International Data Corporation http://www.idc.com/ memprojeksikan bahwa 46 juta orang amerika akan membeli melalui e-commerce berbagai barang senilai US$ 16 juta di tahun 2001, dan US$54 juta di tahun 2002. Forrester Research http://www.forrester.com/ memprediksikan sales e-commerce sekitar US$7 juta di tahun 2000. Untuk jangka panjang, Morgan Stanley Dean Witter http://www.deanwitter.com/ meng-estimasikan penjualan melalui e-commerce pada tahun 2005 antara US$21 juta s/d US$115 juta.

Tentunya bagi Indonesia yang jumlah pengguna Internet-nya masih sedikit belum sebanyak US, kecuali kalau WARNET-WARNET makin marak. Strategi e-commerce akan menjadi lain - tampaknya yang menjadi hot sekarang ini justru situs-situs berita, seperti kompas.com, detik.com. Sebuah permulaan yang baik untuk membangun community – yang bukan mustahil berlanjut ke focus groups dan e-commerce bisnis ke bisnis.

Apakah pemerintah akan me-regulasi e-commerce? (Is the government going to regulate e-commerce?)

President Clinton barangkali cukup nekad dengan mengajukan Internet Tax Freedom Act http://www.house.gov/chriscox/nettax/frmain.htm yang ternyata sangat di setujui oleh Senat Amerika Serikat, undang-undang ini melarang semua negara bagian dan lokal di amerika untuk memajak informasi & perdagangan melalui Internet.

Artinya bangsa Amerika Serikat telah menset Internet sebagai Internet Trade Free Zone, sebuah ide yang cukup gila barangkali – tapi akan sangat effektif bagi para produsen barang / informasi karena usaha eksport yang mendatangkan banyak devisa ke negara menjadi sangat baik sekali. Logikanya sederhana sekali - orang akan berlomba-lomba untuk membeli barang ke negara lain yang harganya lebih murah.

Bagaimana dengan Indonesia? tampaknya akan menjadi tantangan yang cukup serius bagi orang-orang pajak di Indonesia karena transaksi-transaksi yang bersifat intangible melalui Internet sangat sulit di deteksi, semakin hari semakin banyak transaksi jenis ini terjadi di Internet. E-Commerce yang melibatkan pemindahan barang cukup mudah di deteksi di pelabuhan atau bandar udara sehingga dapat di deteksi oleh beacukai / custom, selain itu rasanya sulit.

Kalau saya boleh saran, alangkah cantiknya negara ini kalau sebagian besar bangsanya bisa menjadi produsen di Internet dan melakukan transaksi dagang / eksport ke Internet. Tampaknya banyak orang di Indonesia yang belum sadar bahwa negara tempat kita berdiri sangat banyak menjanjikan hal-hal yang diminati oleh bangsa lain, apakah itu kekayaan alam-nya, sosial, budaya dll. Contohnya - apakah ada yang pernah berfikir bahwa harga kepompong kupu-kupu adalah US$7 / buah-nya? Pak Anshori dari UNILA http://www.unila.ac.id ternyata sangat jeli melihat hal ini. Masih banyak lagi hal-hal lain yang menarik yang hanya mungkin dilakukan oleh orang Indonesia di Internet.

Seberapa aman e-commerce? (Is e-commerce safe?)

Di media massa cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan Internet, akan tetapi umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet jauh lebih aman daripada di dunia biasa.

Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu kredit terjadi di sebabkan oleh pegawai sales yang menghandle nomor kartu kredit tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan keinginan mencuri tadi dengan cara meng-enkripsi nomor kartu kredit tersebut di server perusahaan. Untuk merchants, e-commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka toko karena meminimalkan kemungkinan di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang paling berat adalah meyakinkan para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk mereka.

Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu mempercayai-nya, tapi para pakar e-commerce mengatakan bahwa transaksi e-commerce jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali anda membayar menggunakan kartu kredit di toko, di restauran, di glodok, di mangga dua atau melalui telepon 800 – setiap kali anda membuang resi pembelian kartu kredit – anda sebetulnya telah membuka informasi kartu kredit tersebut untuk dicuri.

Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer, transaksi dapat di enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer (SSL) http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html, sebuah protokol yang akan mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi data pada saat dikirimkan melalui Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu metoda enkripsi yang cukup kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di amankan menggunakan SSL dapat dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.

Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini mempromosikan sebuah standar tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic Transaction (SET) http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html. SET akan mengenkode nomor kartu kredit yang ada di server vendor di Internet – yang hanya dapat membaca nomor kartu kredit tersebut hanya bank dan perusahaan kartu kredit – artinya pegawai vendor / merchant tidak bisa membaca sama sekali sehingga kemungkinan terjadi pencurian oleh vendor menjadi tidak mungkin.
Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang bisa menggaransi proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk di copet dompet anda di toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di tempat biasa.

Bagaimana cara saya memulai berjualan secara online? (How do I start selling online?)

Saat ini banyak sekali produk-produk yang memungkinkan kita mensetup situs e-commerce dan langsung berjualan dalam waktu beberapa hari / minggu, mulai dari yang simple, murah hingga mahal dan kompleks.

Para pengusaha kecil mungkin harus melihat jauh diluar ISP-nya untuk melihat solusi-solusi murah tadi. Contohnya, Forman interactive http://www.formaninteractive.com/ memberikan produk Internet creator seharga kurang dari US$150. Perangkat lunak tersebut menggunakan beberapa wizard untuk menolong anda membuat halaman web yang aman untuk menjual produk anda. Bahkan jika meletakan halaman web tersebut di server Forman, mereka akan membantu menangani pembayaran melalui CheckFree http://www.checkfree.com/.

Jika anda sudah siap untuk masuk ke bisnis ini, anda dapat juga menggunakan yahoo store http://store.yahoo.com/ yang akan memungkinkan anda untuk membangun situs web untuk bertransaksi melalui browser web di rumah anda. Yahoo akan berfungsi sebagai host, biaya di sesuaikan dengan jumlah barang yang di jual – yaitu US$100 / bulan untuk toko yang menjual 50 barang, US$300 / bulan untuk toko dengan barang sampai dengan 1000 barang.

Solusi-solusi yang murah dan menarik ini juga tampaknya juga diberikan oleh indosatcom sebuah anak perusahaan dari Indosat yang memfokuskan diri di e-commerce. Salah satu produk indosatcom adalah EDIWeb menjadi menarik untuk para pengusaha kecil yang hanya bermodal akses ke WARNET. Telkom juga meluncurkan plasa.com belum terhitung inisiatif lain seperti Wasantara dll.
Tentunya untuk solusi-solusi komplex yang membutuhkan kemampuan integrasi yang tinggi antara berbagai proses transaksi yang dilakukan ada banyak perangkat lunak yang berharga cukup tinggi di antara US$5000 s/d US$100000 cukup untuk membuat seorang pengusaha kecil jatuh bangkrut.

Tampaknya solusi paling menarik adalah jasa e-commerce hosting yang dijalankan banyak perusahaan termasuk indosatcom, AT&T http://www.ipservices.att.com/wss/, MCI http://www.wcom.net/commercehost/, dan GTE BBN Planet http://www.bbn.com/. Karena resiko & biaya rendah untuk melakukan e-commerce demikian dikatakan oleh Karl Lewis dari Proxicom http://www.proxicom.com/ yang merupakan perusahaan konsultan web yang mensetup situs e-commerce Day-Timer http://www.daytimer.com/ dan extranet untuk Mobil Oil dan distributor-nya.

Adakah standar teknologi untuk e-commerce? (Are there any technology standards for e-commerce?)

Di samping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis. Beberapa diantara yang sering digunakan adalah:

  • Electronic Data Interchange (EDI): dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate web site.
  • Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle.
  • Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom.
  • Open Profiling Standard (OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb.
  • Secure Socket Layer (SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public domain.
  • Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce dilakukan di Asia.
  • Truste http://www.truste.org/ adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen.


Istilah apa saja yang perlu saya ketahui? (What buzzwords do I need to know?)

E-commerce memang penuh dengan berbagai istilah, beberapa diantara-nya adalah:

  • Digital atau electronic cash: juga dikenal sebagai e-cash, istilah ini ditujukan untuk beberapa pola / metoda yang memungkinkan seseorang untuk membeli barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer yang lain. Nomor tersebut, seperti yang terdapat di mata uang, di isukan oleh sebuah bank dan merepresentasikan sejumlah uang betulan. Salah satu kelebihan yang dibawa oleh digital cash adalah sifatnya yang anonymous dan dapat di pakai ulang, seperti uang cash biasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara e-cash dengan transaksi kartu kredit melalui Internet. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di PC Webopaedia http://www.sandybay.com/pc-web/digital_cash.htm.
  • Digital money: adalah terminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme pembayaran elektronik di Internet. Yahoo http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ mencatat paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.
  • Disintermediation: adalah proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira pada saat perusahaan yang berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan menjual secara langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional – seperti toko dan jasa mail order – akan kehilangan pekerjaan.
  • Electronic checks: pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash http://www.cybercash.com/, sistem check elektronik seperti PayNow akan mengambil uang dari account check di bank pelanggan untuk membayar PAM atau telepon.
  • Electronic wallet: Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet http://www.cybercash.com/, akan menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut. Jika anda ingin membeli sesuatu pada toko yang mendukung electronic wallet, maka pada saat menekan tombol Pay maka proses pembayaran melalui kartu kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server perusahaan electronic wallet. Vendor browser pada saat ini telah berusaha untuk melakukan negosiasi untuk memasukan teknologi e-wallet tadi ke produk mereka.
  • Extranet: adalah sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka maupun pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk mengembangkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan menyambungkan semua aspek bisnis, dari proses pemesanan hingga pembayaran.
  • Micropaymet: transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game maupun informasi. Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat revolusi di dunia e-commerce. Contohnya ESPN SportsZone http://espn.sportszone.com/ menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1 untuk mengaskses situs mereka selama satu hari – tanpa perlu membayar penuh langganan bulanan. Kenyataan di lapangan sebagian besar pelanggan yang potensial tidak terlalu bersedia untuk bermain-main dengan micropayment.


Bagaimana cara usaha kecil mengambil keuntungan dari e-commerce? (How can small businesses take advantage of e-commerce?)

Ternyata bukan hanya perusahaan besar saja yang berkecimpung dalam e-commerce tapi juga banyak pengusaha kecil yang berkiprah dengan Web sederhana, dan situs kacangan.

Seringkali yang dibutuhkan untuk sukses hanya promosi sederhana agar terlihat oleh para pelanggan. Berita mulut ke mulut, posting di newsgroup, dan mendaftarkan diri di search engine cukup sudah untuk menarik pelanggan ke situs anda.

Sebuah contoh sederhana yang bisa ditampilkan adalah Kevin Donlin seorang penulis dan Web developer yang membuat Guaranteed Resumes http://www.gresumes.com/ di Internet berawal dari tahun 1994. Saat ini dia memperoleh sekitar 100 pendatang setiap hari dan memperoleh sebagian dari pemasukannya dari bisnis penulisan resume.

Keberhasilan Donlin terletak pada keberhasilan dalam menekan serendah-rendahnya biasa yang dibutuhkan. Server yang digunakan diletakan di ISP lokal, dan pelanggan berdatangan dari seluruh penjuru dunia. Transaksi kartu kredit dilakukan menggunakan swipe terminal yang dia sewa seharga US$30 / bulan – tapi tidak perlu menggunakan jasa pihak ketiga untuk mengambilkan dana dari kartu kredit.

Tentunya masih banyak sekali cerita-cerita menarik seperti yang dialami oleh Kevin tersebut.

Apa penghalang utama untuk melakukan e-commerce? (What are the biggest barriers to e-commerce?)

Menurut survey yang dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli / pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul.

Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.

Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.

Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.

Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis.

Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, "E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had."

Siapa yang kalah jika pengusaha berpindah kepada bisnis online? (Who stands to lose from businesses moving online?)

Perusahaan yang akan secara langsung dirugikan oleh e-commerce adalah agen perjalanan, tiket bioskop, katalog mail-order, dan toko retail – terutama toko perangkat lunak. Mungkin kalau di Indonesia yang terasa hanya bagi agen perjalanan & bisnis sekitar turis. E-commerce dengan nyata telah mempengaruhi teritori bisnis tersebut. Menurut laporan Forrester Research http://www.forrester.com/ prediksi penjualan di sales & tiket perjalanan melalui Internet akan naik dari US$475 juta di tahun 1997 ke US$10 milyar di tahun 2001. Angka tersebut merepresentasikan 8% dari semua penjualan tiket perjalanan di US.

Kalau Bill Gates mengatakan e-commerce akan menghilangkan perantara (middleman). Kalau buzzword sekarang ini adalah disintermediation http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss06.html, cara mengatakan bahwa siapapun yang berada di antara pembeli dan penjual akan memperoleh masalah besar. Akan tetapi jika kita melihat lebih lebih dalam lagi akan terlihat bahwa sebenarnya e-commerce akan menciptakan pola perantara yang baru.

Cerita sukses e-commerce, seperti amazon.com http://www.amazon.com/, sebetulnya merupakan bentuk lain dari sebuah proses perantara. Amazon.com tidak menerbitkan buku. Mereka semua umumnya hanyalah sebuah distributor online saja.

Tampaknya e-middleman harus mendemonstrasikan bahwa mereka menambahkan nilai dalam proses pembelian, melalui marketing, customer service, juga metoda-metoda lain. Kalau tidak maka pelanggan akan memutuskan modem-nya dan tidak akan menggunakan jasa mereka lagi.

Bagaimana masa depan e-commerce? (What is the future of e-commerce?)

Tampaknya e-commerce mempunyai masa depan yang cerah. Jika berbagai detail dari perdagangan online ini dapat di selesaikan maka bukan mustahil e-commerce dan Internet akan mengubah struktur dunia usaha secara global.

Dengan perkembangan masyarakat virtual yang demikian besar – banyak orang yang berpartisipasi dalam berbagai interest group online – memperlihatkan pergeseran pardigma dari kekuatan ekonomi yang bertumpu pada pembuat / manufacturer ke kekuatan pasar. Paling tidak demikian yang dilihat oleh John Hagel dan Arthur Armstrong, sepasang analis dari McKinsey

Sekian artikel tentang Proses Transaksi Bisnis dan Keamanan Pembayaran Cybercash. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka
  1. Hollander, Anita S, Accounting, Information Technology, and Solution Bisnis, McGraw Hill
  2. Raymond McLeod, Management Information Systems, Prentice Hall
  3. Jogiyanto. HM, Pengantar Teknologi Informasi, Andi Offset, Yogyakarta
  4. Jogiyanto. HM, Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer, Andi Offset, Yogyakarta
  5. Dadan Umar Daihani, Komputerisasi pengambilan keputusan, Elex Media Komputindo, Jakarta
  6. Husein Umar, Business an introduction, Gramedia, Jakarta
Nikita Dini
Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer