Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Format Penulisan Penelitian Kuantitatif Serta Unsur-Unsurnya

Format Penulisan Penelitian Kuantitatif Serta Unsur-UnsurnyaDesain penelitian merupakan kombinasi atau elaborasi antara tujuan penelitian dan unsur-unsur penelitian, atau gabungan dari suatu desain dengan desain yang lain. Sedangkan model penelitian adalah gambaran (abstraksi) metodologis yang dianggap mewakili kerangka berfikir tertentu tentang sasaran penelitian, baik unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat obyek, hubungan antar konsep atau variabel, maupun “sesuatu” yang dapat diramalkan terjadi.

Format penelitian kuantitatif beserta unsur-unsurnya, misalnya :
  1. Judul Penelitian
  2. Latar Belakang masalah
  3. Perumusan Masalah
  4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
    a. Tujuan Penelitian
    b. Kegunaan Penelitian
  5. Kerangka Pemikiran (Kerangka Teori)
  6. Hipotesis (kalau ada)
  7. Metodologi Penelitian :
    a. Tipe/Sifat penelitian
    b. Metode Penelitian
    c. Populasi dan sampel
    d. Operasionalisasi Konsep
    e. Tekhnik Pengumpulan Data
    f. Pengumpulan data dan tabulasi data
    g. Analisis Data
  8. Penulisan Laporan
Format Penulisan Penelitian Kuantitatif Serta Unsur-Unsurnya_
image source: factsnfiguresinc.com
baca juga: Menentukan Topik dan Proses Penelitian Ilmiah Metode Penelitian

Penjelasan singkat:

1. Judul Penelitian

Judul seharusnya singkat, jelas, padat, logis, mengambarkan isi, memuat variabel yang diteliti, tipe/jenis metode dapat diketahui, kalau judul lebih dari 12 kata atau lebih dapat dibuat anak judul dsb. Dalam penelitian kuantitatif apakah yang akan kita teliti dapat dikonseptualisasikan, apakah tidak kesulitan referensi teoritik, prediksi berbagaimana konsekuensi yang berkaitan dengan kecukupan waktu, biaya, tenaga, ada/tidak kesulitan dalam mengakses data, kalau melibatkan lembaga boleh tidak melakukan penelitian di lembaga tersebut dsb.

2. Latar Belakang Masalah
Latar belakang berisi tentang fenomena/gejala-gejala yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Gejala-gejala yang ada seperti apa ? Bagaimana hubungan atau pengaruh antar gejala yang dapat ditangkap seperti apa-gambarannya seperti apa? Unsur, Ciri, sifat-sifat (karakteristik) obyek yang diteliti seperti apa ? Mengapa mengambil obyek penelitian itu tidak obyek yang lain ? Mengapa bagian obyek itu yang menarik dibanding bagian yang lain dari onyek itu ? Gejala tersebut dapat didukung dengan data-data atau hasil penelitian orang lain. Situasi dan kondisi seperti apa sehingga sehingga timbul pokok masalah seperti itu. Mengapa meneliti di tempat itu-tidak ditempat lain? Apa yang diteliti atau pokok masahnya ? Mengapa pokok masalah itu menarik/layak untuk diteliti dibandingkan pokok masalah yang lain ? dan sebagaimana.

3. Perumusan Masalah / Pokok Permasalahan
Masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataan (das sains), kesenjangan antara rencana dengan hasil, nilai-norma yang berlaku dengan kenyataan kehidupan sehari-hari, dan masalah inilah yang akan dicari jawabnya/dicari pemecahanya. Berdasarkan pokok masalah tersebut disusun pertanyaan-pertanyaan penelitian secara sistematis􀃎 perumusan masalah. Sedangkan dalam penelitian kualitatif lebih dikenal sebagai fokus penelitian (fokus penelitian dapat menjadi satu dengan perumusan masalah, atau terpisah perumusan masalah dikemukakan baru dikemukakan fokus penelitian).

Dalam sebuah penelitian, problematika merupakan kunci dari kegiatannya. Dari problematika penelitian inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sample, teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis data ditentukan. Problematika penelitian merupakan pertannyaan yang dijadikan tonggak bagi peneliti dengan tegas mengemukakan problematika, terlebih dahulu harus memberikan batasan.
Batasan pengertian adalah bagian dari proposal maupun laporan penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan kepada orang tentang hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan penelitiannya. Pentingnya peneliti memberikan penjelasan tentang pengertian ini adalah agar orang lain yang berkepentingan dengan penelitian tersebut mempunyai persepsi yang sama dengan peneliti.

Sedangkan batasan masalah, untuk sampai ke tahapan tersebut peneliti terlebih dahulu harus mencoba mendaftar sebanyak-banyaknya masalah yang menjadi ganjalan di alam pikirannya, yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Tahap ini dinamakan tahap identifikasi masalah. Dari banyak masalah-masalah  yang berhasil didaftar atau diidentifikasikan tersebut, dengan menyesuaikan diri pada keterbatasan – keterbatasan yang dimiliki, peneliti hanya memilih satu atau beberapa masalah yang dipandnag penting dan berguna untuk dicarikan pemecahannya.

Secara urut maka tahap penelitian dalam memilih masalah penelitian adalah sebagai berikut:
  1. Peneliti merasakan ada ganjalan dalam pikirannnya. Peneliti merasakan adanya masalah yang perlu dipecahkan melalui penelitian.
  2. Peneliti mencoba mendaftar sebanyak-banyaknya masalah yang dapat dicari jawabannya melalui penelitian (identifikasi masalah).
  3. Peneliti memilih satu atau lebih masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitiannya (batasan masalah)

Pokok permasalahan berisi substansi dari permasalahan yang akan dikaji. Perumusan masalah membantu pembaca untuk mengetahui dengan jelas/mudah, permasalahan yang sedang menjadi perhatian peneliti. Merumuskan masalah dengan cara menjabarkannya menjadi pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan dicari jawabannya. Beberapa hal dibawah ini menjelaskan hal tersebut:
  1. Merupakan permasalahan di bidang Ilmu Komunikasi menyangkut bidang Public Relations, Broadcasting, Marketing Communication dan Visual Communication. Beberapa contoh permasalahan berikut yang ‘biasanya’ tercermin dalam “Judul/Topik Permasalahan Skripsi”:
Broadcasting:
  • Fungsi kontrol Media Massa
  • Gratifikasi orientasional pada khalayak pemirsa siaran TV Global (Studi Uses and Gratification Khalayak Pemirsa CNN di Jakarta)
Public Relations:
  • Penggunaan Special Event dalam mempertinggi citra perusahaan (kasus Panasonic Gobel).
  • Manajemen krisis Kehumasan Bom Bali atas wisatawan asing
Advertising:
  • Hubungan antara pesan-pesan atraktif dengan perubahan Sikap (studi eksperimental iklan kampanye partai politik pada pemilu 2004 )
  • Analisa Wacana Iklan kampanye partai PDI Perjuangan pada Pemilu 2004.

  1. Permasalahan dirumuskan secara jelas dan pada akhirnya terfokus pada suatu “inti permasalahan”. Inti permasalahan biasanya diformulasikan dalam bentuk“statemen/pertanyaan”.
Lihat contoh berikut:
  • Bagaimana Kompasiana mengungkapkan kontrol sosialnya berdasarkan sistem pers yang berlaku saat ini?
  • Apakah terdapat hubungan antara karakteristik dan terpaan media dengan motivasi dan gratifikasi orientasional pada pemirsa CNN?
  • Bagaimana Deparsenibud menangani manajemen krisis Bom Bali?
  • Bagaimana pesan-pesan yang mengandung unsur aktraktif dapat merubah sikap berdasarkan faktor kepercayaan dan evaluasi mereka pada iklan kampanye partai politik?
  • Bagaimana wacana iklan kampanye PDI Perjuangan?

Pada intinya peneliti akan melakukan keinginan untuk meneliti karena merasa mempunyai “ganjalan problematika”, untuk itu harus dipertimbangkan beberapa hal:
  1. Permasalahan tersebut harus sesuai dengan bidang ilmu yang sudah dan atau sedang dialami. Dalam khasanah keilmuan dikenal adanya peta keahlian (expertice). Untuk dapat melaksanakan kegiatan penelitian dengan baik, seseorang harus menguasai dua hal: yaitu materi (substance) dari bidang ilmu yang akan diteliti dan teknik atau metodologi untuk melakukan penelitiannya dengan baik dan benar. Dengan memilih permasalahan penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu yang digeluti, maka sudah terpenuhi sekurang-kurangnya satu dari persyaratan bagi peneliti.
  2. Permasalahan yang dipilih harus sesuai dengan minat calon peneliti. Kegiatan penelitian bermula dari menyusun proposal yang menuntut ketelitian, kecermatan dan kesabaran yang tidak kecil dari pelakunya.
  3. Permasalahan yang dipilih harus penting dalam arti mempunyai kemanfaatan yang luas. Seperti pada umumnya kegiatan penelitian menuntut tenaga, pikiran, biaya dan waktu dari peneliti yang tidak sedikit. Oleh karena itu hasilnya harus memadai, paling tidak harus seimbang dengan semua hal yang telah dikorbankan untuk itu.
  4. Permasalahan penelitian harus dapat ditangani oleh peneliti. Banyak diantara calon peneliti berkeinginan untuk memilih permasalahan yang sesuai dengan bidangnya serta sangat menarik perhatian peneliti tersebut.

Suatu hal penting dalam penelitian adalah menentukan masalah.
Masalah merupakan tahap yang paling sulit, sehingga dapat mengganggu perkembangan aktifitas penelitian yang akan dilakukan.

1. Beberapa Karakteristik Masalah :
  1. Pemilihan topik/judul menarik
  2. Pemecahan masalah harus bermanfaat bagi orang-orang yang berkepentingan dalam bidang tertentu.
  3. Masalah yang dikemukakan merupakan sesuatu hal yang baru.
  4. Mengundang rabcangan yang lebih kompleks.
  5. Dapat diselesaikan sesuai waktu-waktu yang diinginkan.
  6. Tidak bertentangan dengan moral.

2. Keterampilan dalam mengidentifikasi masalah :
  1. a) Bacalah literature yang berhubungan bidang yang akan diteliti dan bersikap kritis.
  2. b) Hadiri kuliah/ceramah professional.
  3. c) Mengadakan pengamatan/kejadian yang ada disekitar kita.
  4. d) Memikirkan kemungkinan penelitian dengab topik-topik/materi perkuliahan.
  5. e) Mengadakan penelitian kecil dan mencatat hasil atau temuan yang diperoleh.
  6. f) Menyusun penelitian dengan penekanan pada isi dan metodologinya.
  7. g) Kunjungi berbagai perpustakaan untuk memperoleh topik yang akan diteliti.
  8. h) Berlangganan jurnal/majalah yang berhubungan bidang yang diteliti.
  9. i) Mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan bidang yang diteliti.

4. Tujuan Penelitian
Dari inti permasalahan tersebut, kemudian dioperasionalisasikan atau dijabarkan dalam “Tujuan Penelitian” yang secara eksplisit memberikan gambaran tentang aspek-aspek yang akan digali dalam penelitian.

Apabila dalam pernyataan permasalahan masih bersifat abstraksi, maka dalam tujuan penelitian lebih bersifat operasional dan terukur (measureable).
Tujuan Penelitian Tidak jarang antara maksud penelitian dan tujuan penelitian dianggap sama. Secara ringkas, Maksud Penelitian adalah “apa yang ingin diketahui oleh peneliti”, sedangkan Tujuan Penelitian adalah “ apa yang hendak diperoleh setelah melakukan penelitian”, pemecahan masalah seperti apa yang hendak diperroleh.
Misalnya : mengetahui faktor-faktor, mendiskripsikan gejala, membandingkan rata-rata, mengetahui hubungan, menguji/menjelaskan pengaruh, mengevaluasi, membandingkan pengaruh, menemukan cara,... dan sebagainya, untuk penelitian kualitatif menemukan model/pola, menemukan teori substantif, memperoleh pemahaman .. dan sebagainya.

5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pada dasarnya adalah informasi tentang sesuatu yang disebutkan dalam tujuan penelitian, bukan produk fisik atau bagian dari kegiatan penelitianya itu sendiri. Sedangkan yang dikategorikan sebagai pihak-pihak yang memanfaatkan hasil penelitian adalah pihak yang dapat disebutkan secara jelas.

Kegunaan Penelitian berkaitan dengan kegunaan pengembangan keilmuan (Ilmu Komunikasi, Humas, Marcom dsb) dan kegunaan praktis lainnya (Misalnya : perusahaan, Humas Pemerintah, praktisi humas, peneliti berikutnya dll)

Sekian artikel tentang Format Penulisan Penelitian Kuantitatif Serta Unsur-Unsurnya. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka
  1. Beer, Jennifer, Intercultural Communication at Work, Washington, 1997.
  2. Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.
  3. Rumondor, Alex dkk, Komunikasi Antarbudaya, Universitas Terbuka, Jakarta, 1996.
  4. Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintasbudaya, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
Nikita Dini
Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer